Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…
Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.
YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.
Dibayangi fitnah, d
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 – Tuduhan Palsu
Pagi itu terasa seperti hari biasa bagi YN. Ia datang lebih awal ke kantor, seperti biasanya, dengan senyum hangat menyapa setiap orang yang ia temui. Rekan-rekan kerjanya menyukai YN karena kepribadiannya yang tulus, sopan, dan rajin. Tak ada yang menyangka bahwa gadis itu akan terlibat dalam masalah besar hari ini.
Jam menunjukkan pukul 10 pagi saat sebuah email masuk ke seluruh jajaran manajer dan direktur. Judulnya mencolok:
"Data Penipuan dan Manipulasi Laporan – Tersangka: Lee YN"
Seisi kantor gempar.
YN yang sedang memeriksa dokumen akuntansi langsung dipanggil ke ruang meeting. Ketika ia masuk, matanya langsung menangkap ekspresi tegang para senior. Bahkan salah satu manajer HR terlihat gelisah.
Di depan layar proyektor, terpampang file keuangan penting yang diduga dimanipulasi.
Dan namanya... tertera jelas di bagian bawah dokumen sebagai pihak yang menyetujui.
“Apa ini benar, Lee YN?” tanya salah satu manajer keuangan. “Kau menandatangani dokumen ini. Padahal angkanya tidak sesuai.”
YN menatap layar itu bingung. “Saya tidak pernah melihat dokumen itu sebelumnya, Pak. Saya tidak pernah memproses data keuangan sekelas itu, bahkan belum memiliki akses ke file itu.”
“Ada tanda tanganmu di situ.”
“Bukan tanda tangan saya. Itu palsu!” suara YN mulai panik, tapi tetap tenang.
Manajer HR hendak berbicara ketika tiba-tiba, pintu terbuka keras.
Semua orang menoleh.
Yoongi.
Dengan jas hitam, dasi longgar, dan aura dingin yang mematikan. Ia berjalan pelan, tapi penuh tekanan. Wajahnya kosong, tapi tatapannya tajam seperti pisau.
“Ada yang bisa menjelaskan... apa yang terjadi di sini?” suaranya dalam, datar, dan membuat udara terasa lebih dingin beberapa derajat.
“Presdir Min... ini menyangkut Lee YN. Kami menemukan manipulasi laporan—”
“Salah satu manajer senior mengirimkan laporan palsu atas namanya,” potong Yoongi cepat. “Aku sudah mengecek log aktivitas sistem sebelum aku masuk ke ruangan ini.”
Semua terdiam.
“Dan yang lebih menarik,” lanjut Yoongi, matanya tajam menatap layar, “akses file ini terakhir digunakan oleh... Manajer Park dari divisi audit. Bukan YN.”
Manager Park pucat.
“S-saya... saya hanya menerima file itu, Presdir.”
“Dikirim oleh siapa?” tanya Yoongi cepat.
“...Dari...akun anonim. Tapi—”
“Aku tidak butuh alasan. Aku butuh kebenaran.”
Yoongi melemparkan flashdisk kecil ke meja. “Semua log telah kutarik dari sistem internal. Termasuk waktu, IP address, dan akun yang mengakses file itu. Kalian semua bisa melihatnya.”
Dengan cekatan, dia menayangkan hasil log di layar. Nama YN tidak tercantum satu pun dalam proses pembuatan file manipulatif tersebut.
“Masih mau bilang YN bersalah?”
Semua hening.
Yoongi berbalik menatap YN, lalu mendekatinya. Dengan lembut, tangannya menyentuh pinggang gadis itu, menariknya ke sisi.
“Mulai hari ini, YN bekerja langsung di bawah pengawasanku. Tidak ada satu pun dari kalian yang boleh menyentuh pekerjaan atau laporannya tanpa sepengetahuanku. Jelas?”
“Jelas, Presdir,” jawab semua dengan serempak.
Yoongi menatap satu per satu mereka sebelum pergi, menggandeng YN keluar dari ruang rapat tanpa berkata sepatah pun.
Begitu mereka tiba di ruangannya, Yoongi mengunci pintu. YN menatapnya bingung dan masih sedikit gemetar karena tekanan tadi.
“Kenapa kamu tidak bilang padaku lebih awal kalau mereka mencurigaimu?” tanya Yoongi lirih, tapi penuh ketegangan.
“Saya... saya juga baru tahu, Yoongi-ssi.”
Yoongi mendekat, menangkup wajah YN. “Kamu tidak akan kusentuh kalau kamu tidak menginginkannya. Tapi kamu harus tahu satu hal.”
“Y-ya?”
Dia menyentuh bibir gadis itu perlahan dengan ibu jarinya. “Saat aku melihat mereka berani menuduhmu... rasanya aku ingin membakar kantor ini.”
Wajah YN memerah. “Saya... saya nggak tahu siapa yang ngelakuin ini...”
Yoongi menunduk, menempelkan dahinya ke dahi YN.
“Aku tahu siapa pelakunya. Dan aku akan pastikan dia menyesal karena menyentuhmu.”
Sementara itu, di gedung lain, Jennie menatap layar komputernya dengan wajah dingin.
“Ternyata dia lebih cepat dari yang kupikirkan,” gumamnya.
Ia meremas cangkir kopinya hingga pecah.
“Baik, YN. Jika Yoongi begitu protektif padamu... maka aku harus main lebih kotor.”
---
kenapa gk ada yg nge like yaaa