Yuna adalah seorang mahasiswa tingkat 3 di salah satu universitas terkenal di kota Ming. Karena beberapa alasan dia dan kaka nya shiriu harus pindah dari rumahnya meski masih dalam kota yang sama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuu Asaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ulang tahun
Keesokan harinya tepat pukul 08.00 pagi Gin sudah datang ke rumah Yuna. Yuna sudah siap dan saat mendengar motor Gin datang, dia langsung pamit kepada kakaknya untuk pergi. Riu pun mengijinkan adiknya untuk pergi.
Saat mendengar ada bunyi klakson Yuuta yang sedang ada di ruang tamu bawah melihat ke luar untuk mengetahui siapa yang datang. Dia melihat ada Gin di sana, dia melihat Yuna pergi bersama Gin.
Di mall Yuna, Gin, Gio, Ako, Emi dan Irie jalan-jalan dan mereka berniat untuk nonton film di bioskop lantai 4. Dan tanpa sepengetahuan mereka ternyata Yuuta mengikuti dari jauh.
Hari ini Yuna memakai waktunya untuk bersenang-senang bersama teman-temannya. Mulai dari nonton film, makan, belanja sampai bermain game yang ada di mall itu. Yuna terlihat ceria, dia melepas penatnya dan menyegarkan pikirannya. Sementara Yuuta dari jauh selalu mengikuti kemana pun Yuna pergi. Dia melihat dari kejauhan dan tersenyum melihat Yuna begitu ceria.
" Aku senang melihat kamu ceria seperti itu Na" ucap Yuuta lirih
Saat makan di cafe
" Hari ini benar-benar sangat memuaskan, terimakasih Na" ucap Emi
" Aku yang seharusnya berterima kasih pada kalian, selama ini kalian menjaga dan memperhatikan aku " terang Yuna
Sampai beberapa menit kemudian ada pelayanan yang menyanyikan lagu ulang tahun sambil membawa kue bolu mendekat ke meja Yuna. Melihat semua ini Yuna merasa terharu, ternyata teman-temannya punya maksud lain mengajak dirinya pergi hari ini.
" Selamat ulang tahun Yuna" ucap Gin dan yang lainnya kompak.
Yuna terharu melihat teman-temannya ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Sementara Yuuta yang baru tahu kalau hari ini Yuna berulang tahun terkejut melihatnya.
" Ayo Na, buat permohonan " ucap Emi
Yuna pun mengangguk dan memejamkan matanya sambil berdo'a. Setelah selesai dia langsung meniup lilinnya. Semua temannya bertepuk tangan dan memeluknya bergantian di sertai mengucapkan selamat. Kue bolu yang di simpan di meja pun di potong dan di makan bersama. Melihat keakraban Yuna dan teman-temannya membuat Yuuta tenang dan senang, karena dia berpikir kalau selama ini Yuna sendirian tapi dengan melihat kejadian ini ternyata banyak orang yang penuh perhatian pada wanita yang diam-dian dia sukai itu. Sementara dirinya lah yang selama ini sendiri tanpa ada teman yang benar-benar membantu.
Yuuta meninggalkan tempat itu dan dia berkeliling mall itu sendiri, berniat untuk membeli sebuah hadiah untuk di berikan pada Yuna nantinya. Setelah cukup lama berkeliling akhirnya dia sampai di toko perhiasan dia melihat sebuah kalung yang cantik. Yuuta pun masuk kedalam toko itu untuk melihat lebih lanjut.
" Permisi mbak, boleh aku melihat kalung yang itu? " tanya Yuuta sambil menunjukkan kalung yang di maksud.
Pelayan itu pun segera mengambilkan kalung itu untuk nya. Yuuta melihat dengan seksama kalung itu. Kalung putih berantai model Italy dan menyatu dengan liontin bermodelkan bunga kristal yang ukuran nya tidak terlalu besar. Setelah cukup lama melihatnya dia pun memutuskan untuk membelinya dan meminta pada pelayan untuk menyimpannya dalam kotak kecil.
Setelah membeli kalung Yuuta langsung pulang tanpa kembali ke tempat dimana Yuna sedang berkumpul. Dia ingin menunggu Yuna di rumah saja.
Setelah beberapa lama Yuna dan yang lainnya pun memutuskan untuk pulang karena hari memang sudah sore. Yuna di antar kembali oleh Gin.
Sesampainya di depan rumah Yuna, Gin meminta waktu sebentar pada Yuna untuk berbicara, karena kalau di depan temannya yang lain dia takut Yuna tersinggung.
" Na, bisa minta waktunya sebentar? ucap Gin.
" Ada apa Gin? muka kamu serius seperti itu aku jadi takut ". Yuna sedikit khawatir.
Gin memberikan kado kecil pada Yuna. Yuna menerima hadiah itu dan ingin membukanya, tapi Gin menyuruhnya untuk membukanya nangis setelah dia masuk ke rumahnya.
" Terimakasih Gin hadiahnya aku terima" ucap Yuna sambil tersenyum.
" Ada satu hal lagi, tapi aku ragu untuk mengatakannya" ucap Gin
" Kalau kau ragu sebaiknya tidak usah mengatakannya, aku lelah Gin. Kalau kau sudah merasa tidak ragu baru kamu bisa mengatakannya pada ku, ya! " terang Yuna.
Gin terdiam sambil mengepalkan tangannya. Tanpa sepengetahuan Yuna ternyata Yuuta memperhatikan mereka, sebenarnya dia berniat untuk memberikan hadiah pada Yuna tapi karena melihat Gin belum pergi Yuuta memutuskan untuk menunggu sambil melihat situasi.
" Aku rasa sekarang sudah saatnya, aku takut jika hari ini terlewat tidak akan ada hari lain untukku! " ucap Gin.
" Baiklah, aku akan mendengarkannya. Kalau begitu bagaimana kalau kita berbicara di dalam saja" ajak Yuna.
" Tidak usah. Ini tidak akan lama. " tolak Gin
Gin terdiam sejenak mengambil nafas dan mempersiapkan diri untuk mengucapkan kata selanjutnya.
" Na, sebenarnya ini sudah lama ingin aku katakan padamu, tapi aku melihat situasi yang telah kau alami akhir-akhir ini sehingga aku merasa kalau sekarang sudah saatnya aku mengatakan semua yang aku pikirkan. Aku.... ( terdiam sejenak) Aku menyukai kamu Na, mau kah kau menerima aku sebagai pacar mu? " terang Gin panjang lebar.
Mendengar ungkapan perasaan Gin padanya Yuna sangat terkejut, tapi memang dia sudah merasa kalau perhatian Gin padanya berbeda dari temannya yang lain. Yuna hanya berdiam sambil berpikir. Sementara Yuuta yang mendengar kalau Gin menyukai Yuna juga sangat terkejut sampai-sampai kotak kalung yang sedang dia pegang jatuh dan menimbulkan bunyi. Suara itu terdengar sampai luar. Yuna pun akhirnya tersadar dari rasa keterkejutan nya dan mencari dari mana asal suara itu, dia melihat gorden ruang tamu Yuuta bergerak menandakan ada orang di sana. Namun Saat itu juga Yuuta pergi dari ruang itu dan pergi ke atas ke tempat dimana dia biasa menyendiri.
" Na, kau tidak perlu menjawab ku sekarang. Aku tahu kalau ini sangat mendadak buat kamu, kau pikirkan lah perlahan, aku pergi sekarang. Maaf kalau kata-kata ku tadi membebani perasaan kamu lagi" ucap Gin panjang lebar.
" Terimakasih Gin, tapi aku merasa kalau hubungan kita saat ini sudah lebih dari cukup untukku. Lebih tetap seperti ini aku tidak ingin lebih. Kau sudah aku anggap sebagai kakak ku sendiri, dan aku tidak mungkin menjadi pacar kamu" jawab Yuna.
Mendengar apa yang di katakan Yuna sebenarnya Gin sudah bisa memprediksi nya, tapi tetap saja dia merasa sakit mendengar penolakan itu.
" Aku tahu Na. Aku pergi dulu. Kau masuk lah" ucap Gin sambil menyalakan motornya dan berlalu pergi.