Gantengnya Tetangga Baru Ku
Sehari sebelumnya di rumah lama.
Malam hari saat Riu dan Yuna sedang makan malam bersama, Riu mulai berbincang dengan adiknya itu.
" Na ada hal yang ingin aku sampaikan, tapi aku harap kau tidak keberatan dengan keputusan yang aku ambil" ucap Riu.
" Ada masalah apa kak? serius sekali! " ucap Yuna.
" Besok kita pindah" ucap Riu.
Yuna yang sedang mengunyah makanan nya terhenti dan sedikit tertegun.
" Pindah rumah? lagi? " tanya Yuna.
" Iya, tapi sekarang tidak begitu jauh hanya sekitar 2 jam dari sini. Dan lebih dekat juga ke kampus kamu" terang Riu.
" Kak, ini bukan masalah dekat atau jauhnya, tapi dalam 1 tahun ini kita sudah pindah rumah itu lebih dari 3×. Sebenarnya ada apa? kenapa kita harus terus-terusan pindah rumah?" tanya Yuna bertubi-tubi.
" Tidak ada alasan yang merugikan. Ini semua karena perusahaan kakak membuka cabang baru dan kakak di tugaskan untuk mengelola cabang baru tersebut" terang Riu.
" Yakin hanya karena itu? kakak tidak terlilit hutang atau lainnya kan? " tanya Yuna kembali
" Kau ini, Aku tidak pernah berhutang pada siapa pun. Ini semua hanya karena perusahaan tidak ada yang lain". ucap Riu meyakinkan adiknya.
" Baiklah kalau begitu, kita pindah besok? " tanya Yuna
" Kau berkemaslah terlebih dahulu besok siang kita berangkat ke rumah barunya" terang Riu.
" Baiklah aku mengerti" ucap Yuna.
Keesokan harinya
Yuna mengemas barang-barangnya yang tidak seberapa.
" Bagaimana kau sudah siap? " tanya Riu dari depan pintu kamar Yuna.
" Ya, ayo kita berangkat". ajak Yuna yang hanya membawa 1 koper dan tas ransel.
Setelah perjalanan kurang lebih selama 2 jam akhirnya mereka tiba di rumah barunya. Rumah itu terlihat lumayan nyaman dan tidak terlalu besar juga mengingat yang tinggal hanya Yuna dan Riu saja. Mereka masuk ke dalam rumah itu dan membereskan beberapa barang yang mereka bawa. Rumah barunya kali ini adalah pemberian dari perusahaan tempat Riu bekerja jadi di dalamnya sudah terdapat perabotan rumah tangga, sehingga Yuna tidak perlu repot membawa barang-barang berat lainnya. Yang dia bawa dari rumah lamanya hanyalah pakaian dan buku-buku pelajaran nya.
" Kak di sini sepi sekali, apa rumah-rumah ini ada penghuninya? " tanya Yuna pada Riu.
" Saat aku melihat-lihat beberapa hari yang lalu, semua rumah ini berpenghuni, mungkin mereka ada di dalam rumah dan mungkin juga mereka sedang bekerja" terang Riu.
" Begitu, baguslah. Aku pikir hanya kita yang tinggal di sini". ucap Yuna
" Aku harus pergi ke kantor, apa hari ini kau ada mata kuliah? " tanya Riu.
" Ada sih, tapi nanti jam 1 siang. Aku berangkat pake taksi online saja" ucap Yuna.
" Baiklah kalau begitu, bereskan barang-barang mu, jangan lupa kunci pintunya" ucap Riu sambil berjalan keluar rumah.
" Baik kak, kau juga hati-hati di jalan" ucap Yuna.
Rumahnya terdiri dari 2 lantai
Yuna naik ke lantai 2. Karena memang kamar tidur nya ada di lantai 2. Dia membereskan pakaiannya ke dalam lemari yang sudah tersedia di sana, dia membuka jendelanya supaya udara di kamar tidak pengap. Saat membuka jendela kamarnya yg terletak di samping, ternyata pemandangan di depannya itu adalah halaman samping rumah tetangganya( teras di lantai 2). Disana terdapat sebuah mesin cuci dan ada kran air nya juga. Setelah membuka jendelanya itu tanpa berpikir tentang hal lainnya Yuna langsung membereskan kembali kamarnya.
Setelah istirahat beberapa lama, jam menunjukan pukul 12.30. Sudah hampir waktunya Yuna untuk berangkat ke kampus, karena tidak ada kakaknya yang mengantar terpaksa dia memesan taksi online. Tak berapa lama taksi online yang di pesan pun datang. Yuna segera naik supaya bisa sampai di kampus tepat waktu.
Sesampainya di depan gerbang kampus Yuna sedikit berlari karena dia takut terlambat. Dia pun sampai di kelasnya tepat sebelum bel masuk berbunyi.
" Na kau baru datang? " tanya Emi.
" Iya hari ini aku pindah rumah lagi". ucap Yuna sedikit mengeluh.
" lagi... " ucap Emi dan Edo berbarengan.
" Iya, Mudah-mudahan saja ini adalah yang terakhir kali nya". ucap Yuna
" Sabar ya Na, ini pasti yang terbaik untuk kalian ". kata Emi
" Betul kak Riu pasti bukan bermaksud untuk berpindah-pindah seperti ini" tambah Edo.
" Aku tidak pernah marah pada setiap keputusannya, aku juga selalu mendukung dia sebisa ku, hanya saja aku takut terjadi sesuatu dengannya tanpa aku tahu". terang Yuna khawatir.
" Aku tidak pernah sedikitpun berpikir kalau kak Riu orang yang seperti itu, kau tenang saja berpikirlah positif" ucap Emi.
Pelajaran di mulai
Yuna memilih jurusan Seni dan sastra, dia berbakat dalam seni musik dan seni lukis, di semester pertama pun Yuna berhasil menjadi juara pertama lomba Lukis antar universitas.
Tak terasa semester 2 telah hampir di habis, awal semester 3 sudah di depan mata. Dan tidak terasa juga Yuna tinggal di rumah barunya itu sudah 2 bulan lamanya.
Tidak ada yang spesial di lingkungan rumah Yuna yang baru, setiap rumah yang berdekatan berpenghuni dan orang-orang nya juga lumayan ramah. Tapi ada 1 rumah yang persis di samping kanan rumah Yuna jarang sekali terlihat ada orang di rumah itu, hingga suatu hari terdapat beberapa motor di halaman rumah itu. Dan setelah Yuna bertanya pada tetangga yang lain ternyata rumah itu adalah rumah warisan dari orang tuanya( nene). Anak-anak nya sudah punya rumah masing-masing sehingga rumah itu di tempati oleh cucunya yang orang tua nya pun sudah meninggal. Jadi rumah itu bisa di katakan hanya tempat singgah oleh anak dan cucunya yang lain.
Hari itu terlihat banyak motor yang terparkir di halaman rumah sebelah, dan suasananya terdengar cukup ramai. Yuna melihat dari teras atas rumahnya dan cukup banyak anak muda yang terlihat berada di rumah itu. Karena merasa tidak ada urusan Yuna pun hanya sekilas melihat dan kembali ke dalam rumahnya.
Yuna
berambut panjang warna coklat
bermata biru ke abuan
tinggi 165cm,
warna kulit putih cerah
yuuta
berambut pendek hitam
bermata coklat
tinggi 180cm
warna kulit putih cerah
Riu
berambut pendek kecoklatan
bermata biru keabuan
tinggi 183cm
warna kulit putih cerah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments