Married With Mr. Arrogant

🌹SELAMAT MEMBACA🌹

Pak Ferdi berjalan ke arah ruangan Reqy setelah persiapan di luar selesai.

“Permisi...saya datang memanggil Tuan Reqy ke ruangan sebelah.” Ucap Pak Ferdi pada pengawal yang berjaga di depan.

Pengawal itu langsung membuka pintu untuk Pak Ferdi. Ia kemudian masuk saat pengawal Reqy membuka pintu untuknya.

Pak Osmar yang melihat Pak Ferdi masuk langsung datang menghampirinya.

“Tuan Osmar. Saya sudah mempersiapkan di luar. Penghulunya juga sudah datang. Tinggal menunggu Anda dan Tuan Reqy.” Ucap Pak Ferdi pada Pak Osmar.

“Baiklah...kami akan keluar. Silahkan di tunggu sebentar pak.”

“Baik.”

Pak Osmar kemudian berjalan ke arah Reqy yang sedang duduk sambil menahan kepalanya dengan tangan kanannya yang bertumpu di sofa, kedua kakinya masih ia silangkan. Ia memejamkan matanya di sana.

“Tuan Muda. Persiapan di luar sudah selesai.” Ucap Pak Osmar yang sudah berdiri di depannya.

Reqy langsung membuka matanya sambil menatap Pak Osmar dengan wajah datarnya.

“Aku tak suka dengan semua orang berisik di luar sana.” Ucap Reqy dengan datarnya.

“Maaf tuan. Persiapannya bukan di luar tapi ada ruangan khusus di sini. Selesai ijab kabul baru akan keluar di depan para tamu.” Sahut Pak Ferdi.

“Huh....kau menyuruhku menyambut para tamumu yang di luar sana.” Dengan wajah dinginnya.

Pak Ferdi hanya diam saja mendengar ucapan Reqy. Ia tak tahu harus mengatakan apa pada Reqy.

“Maksud Pak Ferdi tidak seperti itu Tuan Muda. Maksud dia adalah kalau Anda harus memperlihatkan pada para tamu itu kalau Anda dan Nona Adelia sudah menikah.” Ucap Pak Osmar yang membantu Pak Ferdi bicara.

Reqy berdiri dari tempat duduknya. “Baiklah....aku akan melakukannya kalau memang seperti itu.” Sambil merapikan jasnya. “Tapi aku tidak suka kalau harus lama – lama di sini.” Tegasnya.

“Baik.” Balas Pak Osmar.

Reqy kemudian berjalan keluar dari ruangannya itu menuju sebuah ruangan tempat di mana ijab kabulnya akan di lakukan. Ia berjalan ke sana bersama dengan Pak Osmar, Pak Ferdi dan para pengawalnya.

Ketika sampai di sana. Salah satu pengawalnya membuka pintu ruangannya itu. Reqy, Pak Ferdi dan Pak Osmar masuk ke dalam sana.

Di sana sudah ada penghulu dan beberapa orang yang menunggu mereka.

Pak Osmar langsung menarik kursi untuk Tuan Mudanya itu tepat di depan penghulu. Reqy duduk di sana dengan gaya angkuhnya itu dan Pak Ferdi duduk di samping penghulunya. Sedangkan Pak Osmar berdiri di samping Tuan Mudanya sambil memegang dokumennya itu.

Tak lama kemudian.....Bu Susan masuk ke dalam ruangan sambil memegang lengan Adelia. Darel juga ada bersama mereka.

Reqy langsung menatap Adelia dengan wajah datarnya. Ia terus menatap gadis yang mengambil hatinya tujuh tahun lalu itu apalagi ia belum pernah melihat Adelia semenjak pertemuannya tujuh tahun lalu bahkan melihat fotonya saja tidak pernah ia lakukan.

Bu Susan yang sudah berada di depan mereka langsung membantu Adelia duduk di samping Reqy. Adelia hanya menuruti kemauan bibinya itu. Meskipun ia menuruti bibinya, ia tidak pernah melihat Reqy yang duduk di sampingnya. Ia hanya bewajah sedih karena dirinya yang harus menikah dengan orang lain bukan orang yang sangat ia cintai. Bahkan melirik Reqy saja, ia tak sudi.

Ia hanya menatap pintu, berharap jika Rian datang menghentikan pernikahannya sekarang.

“Kak Rian....apa ini yang kamu inginkan. Kamu tega membiarkanku menikah dengan orang lain. Kak Rian, kenapa kamu melakukan ini padaku.” Dalam hati Adelia yang terlihat sedih.

Seketika air matanya menetes sambil menatap pintu.

Penghulu dan Pak Ferdi sudah mulai menikahkan Adelia. Adelia semakin sedih, tubuhnya gemetar ketika melihat Reqy dan penghulunya sudah saling berjabat tangan untuk melakukan ijab kabulnya.

Adelia memejamkan matanya di sana sambil mendengar ijab kabulnya yang sudah sah. Ia kembali pingsan setelah saksi mengatakan sah. Reqy langsung memegang tubuh Adelia yang hampir jatuh ke samping.

Bu Susan langsung berdiri melihat keponakannya pingsan. “Adelia...” Panggilnya dengan wajahnya yang sangat khawatir.

Bu Susan, Pak Ferdi dan Darel kemudian berjalan ke arah Adelia. Reqy langsung mengangkat tangannya untuk menahan mereka ke arahnya.

Bu Susan, Darel dan Pak Ferdi pun menghentikan langkahnya melihat Reqy yang menahannya itu. Mereka terlihat khawatir melihat keadaan Adelia yang sudah pingsan untuk kedua kalinya.

Tanpa berkata apa – apa, Reqy langsung menggendong Adelia ke ruangannya tadi. Pak Ferdi, Bu Susan, Darel dan Pak Osmar mengikuti Reqy menuju ruangannya itu. Ketika Reqy sudah berada di dalam ruangannya, ia langsung membaringkan Adelia di sofa. Bu Susan langsung datang menghampiri Adelia yang tengah pingsan sedangkan Reqy hanya duduk di sofa yang satunya sambil menunggu Adelia sadarkan diri.

Darel kemudian memeriksa denyut nadi adiknya itu.

Reqy yang duduk di sofa langsung melihat Darel yang sedang memeriksa wanita yang sudah menjadi istrinya. “Apa dia baik – baik saja?” Sahut Reqy dengan datarnya.

Darel langsung menatap Reqy yang berbicara kepadanya. “Adelia tidak apa – apa, hanya syok dan kelelahan. Sejak pagi dia memang belum makan.”

“Kalau begitu...ibu akan mengambil makanan di luar. Kalau dia bangun dia bisa langsung makan.” Sahut Bu Susan.

Darel hanya mengangguk pelan kepada ibunya. Bu Susan pun pergi dari ruangan itu. Setelah Bu Susan pergi, Pak Ferdi kemudian bicara pada Reqy.

“Tuan Muda. Saya juga harus keluar untuk melihat tamu – tamu saya. Mereka pasti sudah lama menunggu di luar.”

“Silahkan.” Balasnya dengan datar.

“Saya permisi.”

“Tidak usah terlalu formal memanggilku. Aku sudah menjadi suami anakmu sekarang.” Ucap dengan wajah datarnya.

“Oh....baik.”

Pak Ferdi kemudian pergi meninggalkan mereka dari sana. Ia berjalan menuju tempat pesta yang ada di aula utama. Ketika ia sudah ada di sana, ia sudah melihat para tamu berbisik karena sudah terlalu lama menunggu kehadiran kedua mempelai. Pak Ferdi kemudian datang menyapa mereka semua yang tengah duduk di kursi.

“Maaf ibu – ibu, bapak – bapak karena sudah membuat kalian menunggu lama. Acara ijab kabulnya baru saja selesai tapi Adelia tiba – tiba pingsan karena kelelahan. Jadi tidak bisa ke sini.”

Salah satu tamu wanita yang duduk di depannya langsung berdiri.

“Loh....Pak Ferdi. Adelia sudah menikah.”

“Iya bu.”

“Kami semua sudah duduk sejak tadi di sini tapi tidak melihat mempelai prianya datang.”

“Dia sudah datang dari tadi bu, pak.”

Salah satu tamu yang duduk di kursi belakang ikut berdiri.

“Kami sama sekali tidak melihatnya masuk. Kami hanya melihat Tuan Reqy yang datang tadi.” Ucapnya yang tahu tentang Reqy.

“Oh....Tuan Reqy memang pria yang menikah dengan Adelia bu.” Sambil tersenyum.

“Lah.....bagaimana ceritanya sih pak. Bukannya di kartu undangan namanya Rian Ardiansyah, kenapa jadi Tuan Reqy?” Sahut tamu yang duduk di depan tadi.

“Itu ada kesalahan yang tidak bisa saya jelaskan bu.” Sambil tersenyum.

“Apa salah tulis pak?” Tanya ibu yang tadi.

Pak Ferdi hanya bisa diam sambil tersenyum mendengar ucapan ibu tadi. Mereka yang melihat itu langsung berpikir kalau memang ada kesalahan dalam kartu undangannya bahkan mereka sangat kaget kalau Adelia menikah dengan Tuan Reqy seorang pengusaha sukses di Indonesia yang usahanya sampai ke Asia dan Eropa.

Mereka semua semakin menghormati Pak Ferdi yang bisa mendapatkan menantu seperti Reqy. Bahkan banyak keluarga kaya yang sangat mendambakan Reqy bisa menjadi menantu mereka tapi seorang keluarga sederhana seperti Pak Ferdi bisa dengan mudah menjadi mertua seorang Reqy.

Para tamu tadi berdiri dan berjalan menghampiri Pak Ferdi. Mereka semua memberikan selamat kepada Pak Ferdi dengan senyum bahagia mereka yang mereka tunjukkan pada Pak Ferdi. Pak Ferdi hanya bisa berterima kasih dan bangga melihat orang – orang menghormatinya.

Memang tidak salah kalau ia menikahkan Adelia dengan Reqy. Begitu pikirnya.

Bersambung.

Jangan Lupa Like And Vote ya.