Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adam VS Sky
Duduk di pojokan sambil mencuri pandang layar monitor di samping ranjang pasien. Itu yang bisa Sky lakukan setelah tadi salah mengenali orang. Pria yang ia pikir calon suami Anne, sekaligus calon papa untuk anaknya, ternyata itu kakak Anne. Malu sudah Sky atas perbuatannya sendiri. Niat hati ingin menyombongkan diri malah sekarang tidak bisa berputik sama sekali.
"Semua normal, jenis kelamin perempuan ya. Pasti akan cantik seperti mamanya." kata dokter membuat Anne tersenyum bahagia. Jenis kelamin anaknya sesuai dengan harapannya.
"Baik, terimakasih dok." Adam turut senang mendengarnya.
Mereka melajukan bertanya seputar kehamilan di usia tua, bertanya seputar apa saja yang harus dipersiapkan menjelang persalinan. Adam begitu antusias mendengarnya, terlihat dialah ayah dari calon bayi ini.
Selesai pemeriksaan dan berkonsultasi, Anne diminta untuk masuk mobil lebih dulu oleh kakaknya. Dan kini tersisa, Adam dan Sky saja.
"Sejak tahu Anne hamil anakmu, sejak itulah aku ingin sekali menghajar mu. Jika bukan karena Anne mengatakan ini bukan salahmu sendiri, habis kau, Sky Dom Kendrick." ucap Adam lirih namun penuh penekanan.
"Aku minta maaf... " Sky tidak bisa menghindar, jadi ia langsung mengakui kesalahannya.
Adam dengan wajah dingin menjawab, "Tidak butuh kata maaf darimu. Aku hanya ingin kau jangan mengganggu adikku. Soal anak, tenang saja. Anak itu aman bersama kami." Adam tidak mau bertele-tele. Melihat Sky terlalu lama semakin besar rasa ingin menghantam wajahnya.
"Bagaimana dengan identitas.... " ucap Sky namun terpotong oleh perkataan Adam.
"Itu sudah kami pikirkan." sahut Adam dengan cepat.
Sky mencoba lebih berani. "Tapi itu juga anakku, aku berhak atasnya. Kalian tidak bisa memisahkan kami begitu saja."
Adam menatap sinis Sky. "Lalu kau mau apa? Membawa anak itu masuk ke dalam keluargamu? Apa kau yakin calon istrimu setuju? Aku rasa tidak. Lagi pula dibanding hidup denganmu jelas lebih baik hidup dengan ibu kandungnya."
"Tidak ada jaminan dengan ibu kandung bisa hidup lebih baik." Sky belajar dari ibu dan mamanya, dua orang yang tampak berbeda dalam berperan di hidupnya.
"Tutup mulutmu, jangan samakan keluarga mu dengan keluarga kami. Jangan kira aku tidak tahu latar belakang mu, Sky." hardik Adam marah.
"Kalian menyelidiki aku?" tanya Sky dengan mata memicing.
"Lebih tepatnya aku menyelidiki siapa pria bajingan yang berani menodai adikku hingga hamil tapi tak kunjung datang menemui keluarga si gadis untuk bertanggungjawab." ungkap Adam menyindirnya secara terbuka.
"Iya, aku akui itu salahku. Tapi adikmu juga menutupi itu dariku." Sky kembali mencoba membela diri agar tidak terus dijatuhkan oleh kakak Anne.
Sayangnya Adam bukan lawan yang mudah. Apalagi pria ini tahu lebih banyak tentang Anne. "Masa SMA Anne tidak begitu baik. Penyebabnya karena sering diganggu oleh pasangan pecundang yang tidak lain adalah kau dan kekasih mu. Bahkan dalam urusan bisnis kalian adalah rival. Lalu saat Anne tahu hamil anak pria yang dibenci apakah bisa dengan mudah menemui mu? Jangan berlagak bodoh, Sky. Semua ini memang kau akar permasalahannya."
Perkataan Adam kembali membuat Sky terdiam.
"Aku tidak menuntut apapun padamu. Hanya satu saja, jangan ganggu Anne. Soal anak, di masa depan ia akan tahu sendiri. Jika memang beruntung, mungkin anak ini akan mencari mu." lanjutnya penuh peringatan.
"Aku tidak bisa menerima keputusan itu." tolak Sky kembali, perasaannya jelas lebih berat dari sebelumnya.
"Lalu ingin bagaimana? Kau memiliki solusi lain?" Adam melempar pertanyaan dengan wajah sinis.
"Aku ingin menikahi Anne." Sky mengutarakan niatnya sejak dulu.
"Dalam mimpimu saja. Kau sudah akan menikah dengan wanita pilihan ibumu. Dan sekarang mengatakan ingin menikahi Anne juga? Sepertinya kau ingin mencontoh papamu yang pernah memiliki dua istri, begitu?" Jelas Adam menolaknya, takut nanti seenaknya Sky memperlakukan adiknya.
"Jangan bawa-bawa keluargaku. Ini urusan kita." ujar Sky berseru marah.
"Maka berpikirlah dengan jernih, jangan asal bicara saja. Keputusan ini sudah bulat, jangan membantahnya. Aku melakukan ini demi kebaikan adikku dan keponakanku. Ingat itu." ucap Adam kembali memperingati.
"Bagaimana jika aku membantah?"
"Maka jangan salahkan aku melibatkan keluarga mu."
Anne menunggu kakaknya masuk mobil dengan harap cemas. Takut kakaknya dan Sky terlibat adu jotos hingga memancing keramaian.
Teringat semalam kakaknya datang ke apartemen, tidak sendiri melainkan turut bersama ipar dan keponakannya.
"An, sudah jangan tetap bertahan tinggal disini. Sky akan menikah, tadi kakak bertemu dengannya tengah fitting gaun pernikahan bersama calon istrinya." ungkap Kania, kakak iparnya.
"Memang apa hubungannya denganku? Biarkan saja dia menikah malah bagus tidak terus menggangguku." jawab Anne dengan santai.
"Sky kerap mengirim sesuatu ke tempat mu. Jika ini terus dilakukan bisa menimbulkan kecurigaan bagi pihak luar, terlebih itu ibu dan calon istrinya. Bisa hancur reputasi mu, Anne. Jadi sekarang juga pindah ke rumah kami. Untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirimu." jelas Kania mengkhawatirkan kondisi adik iparnya.
Sebagai menantu perempuan, peran Kania tidak hanya sebagai kakak untuk Anne tapi juga ibu. Karena mama mereka telah meninggal dunia. Oleh sebab itu Kania merasa ikut bertanggungjawab atas keamanan dan kenyamanan Anne.
Jadilah Anne pindah ke rumah kakaknya tanpa membantah apapun. Jika Kania sudah turun tangan berarti tidak bisa dibantah lagi.
Lalu semalam juga Kania meminta Adam untuk menemani Anne periksa kehamilan.
"Pokoknya besok kamu harus temani Anne ke rumah sakit. Momen itu harus kamu gunakan untuk menegasi Sky jika tidak boleh mengganggu Anne lagi." Begitu pesan Kania pada suaminya.
Dan sekarang, Adam sepertinya benar-benar melaksanakan instruksi kakak iparnya dengan semaksimal mungkin. Ya meskipun tanpa perintah Kania, Adam pasti sudah bergerak lebih dulu.
Lama menunggu akhirnya Adam masuk mobil juga. Wajahnya tampak menahan marah sehingga Anne sedikit takut menanyainya.
"Kak, baik-baik saja kan?" tanya Anne penasaran dengan apa yang terjadi di antara kakaknya dan Sky.
"Jika dia menurut harusnya baik-baik saja." jawab Adam sembari melajukan mobilnya.
"Maksud kakak apa?" Anne semakin dibuat penasaran dengan jawaban kakaknya.
"Kata Sky, jika pernikahannya tidak terlaksana apakah kakak bersedia memberikan izin untuknya menikah mu?"