Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14_Menyambut mu
"Emm lumayan, seperti yang kita perkirakan. Kakak mu menggendong ku," cerita Yuna, iya... memang adegan terpeleset adalah bagian dari rencananya, Yuna memang sengaja melakukan itu.
"Huwaa keren...," Neva bertepuk tangan.
"Tapi... Kakak mu sangat payah, menghampiri dan menangkap ku saja sangat lambat. Aku hampir putus asa dan takut jika jatuh kelantai beneran. Pasti sangat memalukan, untung saja ada seseorang yang sigap menangkap ku."
"Appaa?? jadi bukan Kakak yang yang menyelamatkan mu?" tanya Neva. Yuna menggeleng. "Oke singkirkan kejadian kemarin. Ide selanjutnya adalah... Kak Yuna ke kantor dan membawakan Kak Lee makan siang."
"Maksud mu masakanku sendiri atau...,"
"Yup, tepat. Masakan Kak Yuna sendiri."
"Tapi aku tidak bisa memasak."
"Aapppaa??" Neva merasa sangat terkejut. Yuna mengangguk pelan. "Oke... tidak masalah. Mulai sekarang kita ambil kelas memasak," Neva langsung menarik tangan Yoona.
Mulai saat itu Yuna mengikuti kelas memasak. Buat dia... memasak adalah pekerjaan yang sangat rumit, jika harus memilih antara memasak dan ke kantor maka dia akan lebih memilih ke kantor.
Yuna bahkan tidak tahu ukuran secukupnya takaran garam, dia tidak tahu bagaimana caranya memecahkan telur, dia tidak tahu cara mengupas kentang dan wortel. Yuna merasa benar-benar sangat kacau, seminggu ini sungguh tidak ada hasil yang memuaskan. Rasanya Yuna ingin menyerah saja dengan ide yang satu ini tapi Neva terus menyemangatinya.
"Kau tahu kak... Kiara sangat pandai memasak. Kak Lee bahkan sangat ketagihan masakannya. Ayo doong kalahkan dia, aku yakin Kak Yuna bisa," Neva tidak ingin Yuna menyerah begitu saja. "Cinta itu butuh perjuangan Kak...,"
"Iya, iya baiklah... aku akan berusaha," jawab Yuna tanpa semangat.
"Semangat Kak Yuna."
_Jam tujuh malam, Yuna bergegas menuruni tangga begitu mengetahui Leo telah datang. Dia segera membukakan pintu bahkan sebelum Leo mengetuk.
Dengan wajah sumpringah Yuna menyambut suaminya.
'Wajah lelah dan belum mandi seharian saja masih begitu tampan. Siapa yang rela melepaskan mu. Kamu sudah ada di genggamanku sekarang maka jangan harap bisa lepas dengan mudah. aku akan bersemangat mengikuti les memasak, semangat, semangat."
Batin Yuna sambil menikmati wajah tampan Leo yang sekarang bahkan sudah melewatinya. Yuna masih diam memeganggi gagang pintu sambil senyum-senyum sendiri.
"Wanita aneh," Leo menggumam pelan dan bergegas pergi ke kamarnya.
Tersadar... Yuna menoleh kebelakang dan sudah tidak ada Leo.
'Astaga... dia melewati ku dan aku tidak sadar? Apa aku tertidur di depan pintu barusan? Tidak-tidak aku tidak mungkin tertidur, aku masih sangat jelas melihatnya keluar mobil dan berjalan ke arahku lalu kenapa dia bisa tiba-tiba sudah berlalu dan aku tidak menyadari bahwa dia telah melewati ku,' Yuna bertengkar dengan hatinya. Dia kemudian segera menuju kamar Leo dan langsung membukanya begitu saja tanpa permisi. Ini keterlaluan karena tepat pada saat itu Leo sedang melepas celananya kerjanya.
"Aaaaaaaa," Yuna refleks berteriak dan langsung menutup matanya. Leo segera mengambil handuk dan menutupi bagian bawahnya.
"Woi dasar bebek sialan. Kenapa tiba-tiba masuk tanpa mengetuk pintu?"
"Ku pikir kamu tidak sedang...," Yuna mengintip dari celah jarinya.
'*H*ff, sukurlah dia sudah pakai handuk,'
Yuna membuka matanya. "Seharusnya kamu mengunci pintu kalau sedang mengganti pakaian."
"Kenapa jadi aku yang salah?" ucap Leo. Dia kemudian berjalan menghampiri Yuna yang masih berdiri di depan pintu. Yuna melangkah mundur dan Braak... Leo menarik dirinya kedalam dan menutup pintu.
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .
novel sekarang gk ada yg menari pasti bacanya berhenti di tengah jlan udh bosen duluan para author hilang semua