NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Menjadi Ibu Susu Anak CEO Dingin

Status: tamat
Genre:Balas Dendam / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kontras Takdir / Chicklit / Ibu susu / Tamat
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Setelah kehilangan anaknya dan bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang penghinaan dari suami serta keluarganya, Amira memilih meninggalkan masa lalu yang penuh luka.

Dalam kesendirian yang terlunta-lunta, ia menemukan harapan baru sebagai ibu susu bagi bayi milik bukan orang sembarangan.

Di sana-lah kisah Amira membuang kelemahan di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Flashback Berakhir

Setelah resmi bercerai, Amira berdiri di pinggir jalan tanpa arah tujuan. Tidak ada rumah untuk pulang, tidak ada keluarga yang menanti. Di kantungnya hanya ada dua puluh ribu rupiah, cukup untuk sekadar mengganjal perut atau ongkos satu kali perjalanan. Ia berjalan tanpa tujuan pasti, terlunta-lunta hingga akhirnya berhenti di sebuah mushola dan memutuskan bermalam di sana.

Keesokan paginya, saat Amira bersiap hendak melanjutkan langkahnya yang tidak tentu arah, datanglah seseorang yang sebenarnya sudah dikondisikan oleh pihak Arga. Si ibu itu menawarkan sarapan, lalu mengajak Amira mengobrol ringan, menanyakan Amira mau pergi kemana.

Saat mendengar Amira sedang kesulitan dan tidak memiliki pekerjaan, Ia langsung segera menyarankan sebuah lowongan dengan posisi sebagai ibu susu untuk seorang bayi. Mendengar peluang itu, mata Amira berbinar. Ia langsung menunjukkan antusiasme karena memang sedang butuh pekerjaan. Tanpa banyak tanya, si ibu lalu mengarahkan Amira untuk bertemu dengan pihak yang bisa membantunya, yang ternyata adalah penguntit yang diam-diam selama ini memantau Amira atas perintah Arga.

Di saat yang bersamaan, Arga pun memerintahkan Valerie untuk pulang melalu sambungan telepon. "Kau tidak perlu menjaga Arkha lagi, Arkha akan bertemu dengan ibu susunya."

"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya. Pastikan Arkha benar-benar jatuh ke pelukan Amira."

Valerie merasa lega akhirnya Arga perlahan mulai membuka hati, mulai memahami bahwa Arkha tidak hanya butuh materi semata, tapi juga kasih sayang seorang ibu.

"Iya, tenang saja."

Begitulah kilasan balik apa yang terjadi dari sudut pandang Arga. Amira sama sekali tidak tahu apa-apa pada saat itu.

Flashback berakhir.

...******...

Disinilah kini Amira dan Arga berdiri, di hadapan makam Gladys. Amira berjongkok sambil memeluk Arkha di pangkuannya. Matanya sembab, tangannya menengadah ke langit, dan bibirnya lirih melafalkan do'a untuk mendiang Gladys.

Setelah mengetahui kebenaran di balik semua yang terjadi, Amira masih sulit percaya bahwa refleksnya menolong orang lain tanpa mengenal kondisi, telah membawa perubahan besar dalam hidupnya. Ia bahkan terbebas dari hidup yang memilukan. Amira baru sadar hidupnya memilukan setelah baru lepas dari Ardi, dan juga mendengar kenyataan bahwa Ardi memang benar-benar selingkuh waktu itu.

Jadi, Amira ingin berpesan pada siapa pun yang mendengar kisahnya. Jangan pernah berhenti berbuat baik. Kita tidak pernah tahu, kebaikan mana yang kelak menyelamatkan kita.

"Mamamama…" Suara kecil Arkha mengudara. Mata mungil itu menatap Amira lekat-lekat, ekspresinya polos, seolah sedang bertanya, Mama kenapa?

Amira yang baru saja selesai berdo'a, menatap balik wajah mungil itu. "Kenapa, Nak?" Ditanya begitu, Eh si bayi senyum tertawa, membuat Amira spontan mengecup kening bayi itu dengan penuh kasih sayang.

Arkha kembali ngoceh pakai bahasanya, Amira mengangguk-angguk seolah paham semua yang dikatakan anak itu. Dari sisi lain, Arga yang memperhatikan momen itu hatinya merasa tenang. Entah kenapa.

Amira kemudian berdiri dan menghampiri Arga. Tanpa rasa malu, meski di sisi Arga ada Buana, Valerie, dan beberapa anak buahnya, Amira tetap memberanikan diri untuk mengutarakan sesuatu. Tidak mungkin baginya menunggu momen berdua, karena itu terlalu sulit mengingat status Arga. Maka di saat itu juga, ia mengucapkan rasa terima kasihnya karena Arga telah banyak membantunya selama ini. Sampai-sampai dia bisa keluar dari keluarga toxic.

Amira juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas kepergian Gladys. Kabar duka itu baru ia ketahui sekarang, dan itu membuatnya sangat terpukul.

Arga menanggapi dengan tenang. Katanya, keluarnya Amira dari keluarga toxic sepenuhnya adalah karena Amira sendiri dan juga takdir.

"Kalau bukan kamu yang ingin bercerai, anak buahku pun tidak akan bisa memisahkan kalian. Bayangkan saja, ada istri yang masih percaya pada suami yang jelas-jelas memperlakukannya semena-mena, bahkan setelah melihat bukti perselingkuhan. Rasanya tidak ada cara lain buat memisahkan kalian, kecuali takdir."

Dibilang begitu, Amira hanya bisa meringis mengingat kebodohannya di masa lalu. Bagaimana mungkin ia bisa bertahan dengan Ardi selama ini? Dunia ini luas, dan pada saat itu pikiran Amira terlalu sempit karena hanya berpatok pada tidak adanya tempat pulang.

"Iya, Tuan. Tapi, terimakasih banyak Tuan ada upaya lanjutan untuk membuat Lisa menekan mantan suami saya lekas menceraikan saya waktu itu, meskipun belum sempat terealisasi. Saya jadi tahu bahwa Tuan Arga adalah orang yang tidak gampang menyerah. Ah iya, satu hal lagi, ada yang mau saya berikan untuk Tuan."

Tanpa mengurangi rasa hormat, Amira menyerahkan bayi Arkha ke pelukan Valerie. Ia kemudian merogoh tas selempangnya, mencari sesuatu dengan gerakan hati-hati. Beberapa detik kemudian, benda yang ia cari ketemu. Dengan kepala tertunduk, ia mengulurkan tangannya ke arah Arga, mempersembahkan benda itu.

Semua yang menyaksikan adegan itu terheran-heran, termasuk Arga sendiri. Valerie melirik cepat ke arah Arga, sementara yang dilirik hanya mengerutkan kening. Buana juga tampak heran, meski tetap tidak berkata apa-apa.

Di tangan Amira yang menggantung, tergenggam sebuah kartu ATM. Ia menyerahkannya pada Arga. Apa dia mau bayar kebaikan Arga pakai uang gajinya? Pikir semua orang.

"Tuan, ambilah kartu ATM saya."

"Kamu mau membayar saya?"

"Bukan begitu, Tuan. Saya ingin merawat Tuan Kecil tanpa digaji." Begitu katanya. Kartu ATM yang terjulur pun di sambut Buana atas perintah lirikan mata Arga. Amira mendongak ketika benda ditangannya terasa dicabut. Senyumnya mengembang.

Senyum Amira mengembang saat Arga mengambil kartu ATM miliknya. Itu artinya, Arga benar-benar mengakui ketulusannya dalam merawat Arkha.

"Baiklah. Mulai sekarang, kamu tidak akan digaji. Kamu bekerja cuma-cuma. Tapi, ada harga yang harus kamu bayar atas keputusan ku ini."

Senyum Amira lenyap, "Apa itu, Tuan?"

"Nanti kau akan tahu." Seringai tipis muncul di bibir Arga.

Amira terdiam. Pikirannya mulai menerka-nerka, apa yang sekiranya yang harus dia bayar ke Arga?

Mereka kemudian berpencar menuju tujuan masing-masing. Amira kembali ke rumah megah milik Arga. Valerie pulang ke kediamannya sendiri. Sementara Arga dan Buana masih memiliki urusan yang harus diselesaikan.

Di dalam mobil, Arga memandangi kartu ATM Amira sambil menggeleng pelan. Ia berdecak tak habis pikir, bagaimana bisa seseorang rela tidak digaji, di tengah keadaannya yang sulit?

Tanpa berkata apa-apa, Arga menyerahkan kartu itu pada Buana. Saat itu pula, pandangannya bersirobok pada seonggok tisu.

"Singkirkan tisu itu dari pandanganku. Aku sedang tidak ingin melihatnya," ucapnya dingin.

Buana yang mengerti maksud ucapan itu, menarik napas dalam-dalam. Arga rupanya tidak suka Buana pernah kasih tisu ke Amira. Dalam hati ia bergumam, Untung saja rencanaku dulu untuk mendekati Nona Amira agar bercerai dengan Ardi, tidak terealisasikan.

Bersambung.

1
Mami Radifa
Bener sekali 👍aku setuju banget 👍🥰
Purwanti Kurniawan
apa amira tidak selamat tolong selamatkan amira author kasihan tuan Arga
Purwanti Kurniawan
sakit kena santet emang mengerikan aku juga mengalaminnya suami ku di santet temen kerjanya karena iri hati
Purwanti Kurniawan
mudahan yg di cari amira dapet petunjuk dari Gladys bener deket danau semoga ketemu Arga sembuh
Purwanti Kurniawan
apa jua yg kirim santet ke Arga karena Mia sempat naruh hati ke Arga
Purwanti Kurniawan
Arga kalahnya sama ilmu hitam semoga cepet dapet obat amira semoga cepet bisa mengobati Arga
Purwanti Kurniawan
mungkin itu yg di maksud mimpi amira Gladys minta tolong fi selamat kan ya apa kena santet Arga
Purwanti Kurniawan
Arga kenapa sakit apa thor tolong di ungkap thor apa lagi ngisi amira tapi efeknya ke Arga
Purwanti Kurniawan
Arga sakit apa ya karena kepala yg di serang ap kena tumor otak thor kasihan amira klo Arga sakit
Purwanti Kurniawan
apa jangan 2 Amira hamil tapi yg pusing Arga yg ngidam
Purwanti Kurniawan
hukuman untuk Amira cukup menenangkan hati Arga sekali berucap harus terlaksana
Purwanti Kurniawan
mau menuju ending suka alur ceritanya seru Amira jadi sahabat mendiang istrinya sampe jadi ibu susu sekarang jadi ibu sambung dan menikah sama tuan arga
Purwanti Kurniawan
semoga sadar Mia gk jahat lagi gk iri lagi sama orang
Purwanti Kurniawan
suami mu gka jahat Amira cuma melindungimu biar nyaman dari kejahatan tante Veni Amira
Purwanti Kurniawan
tante Veni kena serangan setres akut karena Arga menikah sama Amira makanya harta mulu sih yg di pikirin
Purwanti Kurniawan
oh oh Amira habis di rujak saama Arga mantap Amira bikin adik buat arhkan
Purwanti Kurniawan
Amira jadi istri konglomerat sekarang jadi ibu buat tuan kecil terwujud amanahnya Gladys
Purwanti Kurniawan
ha ha ha Amira kepancing juga sama tuan arga
Purwanti Kurniawan
Amira Arga cemburu sama buana kasihan buana Amira udah ngomong gk usah sungkan Amira Arga lebih suka gitu Amira
Purwanti Kurniawan
Amira gk tau klo Arga cemburu di kira kamu main sama buana kasihan buana babak belur
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!