Di Chicago modern, kekuasaan bukan lagi soal siapa yang paling banyak menembak. Tapi siapa yang paling bersih menutupinya.
Kenalan dengan Luca Rossi, si Cleaner. Dia bukan tukang bersih-bersih biasa, tapi Consigliere dingin yang jadi otak di balik organisasi mafia Moretti. Dinding kantornya rapi, suit-nya mahal, tapi tangannya berlumur semua dirty work Keluarga—dari pembukuan yang dimanipulasi sampai menghilangkan jejak kejahatan.
Masalahnya, kini Keluarga Moretti di ambang collapse. Bos lama sekarat. Kekuasaan jatuh ke tangan Marco, si pewaris baru yang psikopat, ceroboh, dan hobi bikin drama. Marco melanggar semua aturan, dan Luca tahu: kalau dia diam, seluruh empire mereka hancur. Dengan bantuan Sofia, istri Bos yang terlihat polos tapi menyimpan banyak kartu, Luca memutuskan satu hal brutal: Ia harus mengkhianati bos barunya sendiri.
Di tengah rencana kotornya, Luca bertemu Isabella. Dia cantik, pintar, dan vibe-nya langsung nyambung sama Luca yang kaku. Luca akhirnya merasakan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adrina salsabila Alkhadafi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13: THE EMPTY THRONE
Luca berdiri di depan jendela kantornya, memandang ke cakrawala Chicago. Cahaya pagi terasa dingin, dan kota itu tampak sama sekali tidak peduli bahwa ia telah menyingkirkan seorang Kingpin semalam. Dia bukan Don; dia adalah penjaga takhta yang kosong.
Meja kerjanya kini dipenuhi dengan laporan yang berbeda: bukan lagi data anomali Marco, melainkan rencana restrukturisasi darurat. Saham Moretti sudah mulai stabil, tertahan oleh pengumuman audit Federal terhadap Bianchi yang Luca picu. Itu adalah trade-off yang mahal, tetapi berhasil.
Pintu kantor terbuka. Sofia Moretti masuk, tampak lelah tetapi menang. Dia membawa sebotol single malt tua, bukan kopi.
"Dia pergi," kata Sofia, meletakkan botol itu di meja. "Kau benar-benar membersihkannya, Luca. Tidak ada mayat, tidak ada surat kabar yang memalukan. Hanya surat pengunduran diri yang 'tulus'."
"Marco ada di Karibia sekarang. Dia akan aman selama dia tidak menyeberang lagi," jawab Luca. Dia tidak menatap Sofia. "Kita aman, untuk saat ini."
Sofia menuang dua gelas kecil scotch. "Minum. Bukan untuk perayaan. Untuk konsekuensi."
Luca mengambil gelas itu. Cairan itu terasa panas di tenggorokannya, memotong rasa dingin yang menjalari dirinya sejak malam di bawah jembatan layang.
"Sekarang," kata Sofia, menatap Luca dengan tatapan tegas. "Apa yang harus kita lakukan? Vincenzo dan Kapo lain sudah tenang. Mereka tahu kau yang menyelamatkan mereka. Mereka menunggu, Luca. Mereka menunggu Bos berikutnya."
Luca meletakkan gelasnya. "Don masih hidup, Nyonya Sofia. Dan itu yang akan mereka lihat. Anda akan menjadi Regent (Wali Penguasa)."
Sofia terkejut. "Aku? Itu tidak akan bertahan lama, Luca. Mereka menghormati Kapo yang menghasilkan uang, atau Kapo yang membunuh. Aku tidak melakukan keduanya."
"Anda melakukan keduanya, Nyonya Sofia," balas Luca. "Anda mengendalikan image publik, Anda mengendalikan uang legal. Dan Anda adalah orang yang mengirimku untuk membersihkan kekacauan Marco. Mereka tahu kau yang memegang kendali. Tapi aku yang memegang data."
Luca tidak ingin takhta. Dia ingin ruang untuk bergerak, membersihkan, dan mengendalikan. Menjadi Cleaner di bayangan adalah kekuatan sejatinya. Jika dia menjadi Don, dia akan menjadi target yang statis.
"Aku akan menjadi penasihatmu," lanjut Luca. "Aku akan mengendalikan keuangan, politik, dan pertahanan digital. Kau akan menjadi wajah Keluarga yang kuat dan berduka. Jika Bianchi menyerang, mereka harus menyerangmu, bukan aku."
Sofia tersenyum. Senyum kemenangan yang dingin. "Aliansi sutra kita berhasil, Luca. Tapi kau mengorbankan banyak hal untuk ini."
"Aku mengorbankan variable yang tidak stabil," potong Luca, memikirkan Isabella. "Tidak ada lagi emosi. Tidak ada lagi pengalihan."
Sore itu, serangan balik Bianchi datang. Bukan serangan finansial, tetapi psikologis yang cerdik.
Luca menerima laporan dari polisi Chicago: Mayat yang ditemukan di bawah jembatan layang. Bukan jenazah Kapo Gino (yang sudah dimakamkan diam-diam oleh Marco), tetapi lima pria yang Luca bunuh semalam. Polisi menemukan barang bukti: jejak kaki yang sangat bersih, dan sebuah pisau lipat mahal tanpa sidik jari—pisau yang Luca sengaja jatuhkan saat ia menembak.
Laporan itu disertai dengan bocoran dari media lokal. Mereka tidak menyebut Marco. Mereka menyebutkan: "Kekejaman dan presisi pembunuhan itu menunjukkan tanda-tanda yang sama dengan pembantaian lima tahun lalu, yang dikaitkan dengan The Ghost."
The Ghost. Itu adalah nama yang diberikan penegak hukum pada Luca di masa lalu, ketika dia masih menjadi Cleaner yang jauh lebih kejam di dunia bawah tanah Eropa sebelum direkrut oleh Don Moretti.
Isabella tidak menyerang dia dengan audit. Isabella menyerangnya dengan masa lalunya.
Luca menyadari, Isabella tidak hanya menemukan identitasnya di Bianchi Financial; dia telah menggali hingga ke akarnya, hingga ke masa lalu yang paling kotor. Ini adalah kelemahan terbesarnya: ketakutannya akan masa lalu itu, dan kemarahan bahwa Isabella telah melanggar batas yang paling suci.
Luca kembali ke kantornya, menyalakan semua monitor. Dia harus merencanakan pertahanan melawan musuh yang tidak lagi bermain dengan spreadsheet.
Ia membuka saluran terenkripsi yang ia gunakan untuk berbicara dengan Isabella.
Luca: "Kau melewati batas. Kau tahu kode itu."
Isabella membalas hampir instan. Cepat, tajam, dan dingin.
Isabella: "Kau membunuh temanku, Luca. Kau pikir aku akan bermain adil? Kau menggunakan chemistry kita untuk perang. Aku menggunakan kelemahanmu untuk bertahan hidup."
Luca: "Aku menyelamatkan nyawa, Isabella. Bukan membunuh."
Isabella: "Kau membunuh ilusi yang kau ciptakan, Luca. Dan aku akan memastikannya menghancurkanmu."
Pesan itu disertai dengan attachment terenkripsi. Luca membukanya. Itu adalah foto lama, buram, dari tahun-tahun kelamnya di Eropa, tempat ia mendapatkan nama The Ghost.
Luca menyadari bahwa Isabella tidak hanya ingin menjatuhkan organisasinya. Dia ingin menghancurkan identitas Luca yang baru, memaksanya kembali menjadi monster yang ia kubur dalam-dalam.
Luca membalas pesan terakhirnya, tanpa emosi, tanpa amarah, hanya resolusi dingin seorang Cleaner yang baru saja didorong ke tepi jurang.
Luca: "Permainan telah berakhir, Nona Bianchi. Kau sekarang menjadi target. Aku akan membersihkanmu."
Luca menutup laptopnya. Dia sekarang tahu musuhnya, dan dia tahu metodenya. Dia telah duduk di atas takhta yang kosong, dan sekarang dia harus beraksi sebagai The Ghost untuk membersihkan musuh paling pribadi yang pernah ia hadapi.