Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 13 tes uji coba pemburu
Saat Ye Chen dan Lan Shuang masuk ke dalam ruangan uji, mereka melihat banyak orang sedang melakukan berbagai tes — mulai dari tes ukuran kekuatan, serangan atribut, hingga uji melawan monster buatan. Suasana ramai, suara benturan dan sorakan terdengar di setiap sudut.
Kakak resepsionis yang membawa mereka berjalan ke salah satu alat pengukur kekuatan. Ia lalu menatap Ye Chen dan Lan Shuang dengan senyum profesional.
“Adik-adik, coba tes kekuatan kalian di sini. Jika hasilnya mencapai 10.000 poin, itu berarti kekuatan kalian setara dengan 10 ton kekuatan dasar, menandakan alam Ruang Hampa.”
Mendengar penjelasan itu, Ye Chen dan Lan Shuang saling melirik. Dalam hati mereka agak khawatir, karena kekuatan fisik mereka bisa menghancurkan ribuan mil daratan jika digunakan penuh. Jika mereka tidak menahan, cabang paviliun ini mungkin akan hancur seketika.
Ye Chen maju lebih dulu. Ia mengepalkan tangan, lalu meninju pelan ke arah alat tes kekuatan.
Resepsionis menatap dengan heran. “Kenapa pelan sekali...?”
Namun beberapa detik kemudian—
BOOM!
Ledakan hebat terdengar. Alat pengukur bergetar hebat, angka di layar naik cepat hingga mencapai 50.000 poin.
Resepsionis tercengang, menatap layar dengan mata melebar. “Lima puluh ribu?! Itu berarti lima puluh ton kekuatan! Luar biasa... anak ini baru empat belas tahun!”
Setelah Ye Chen, giliran Lan Shuang melangkah maju. Ia memukul alat itu dengan ringan.
BANG!
Ledakan lain menggema, dan hasilnya sama — 50.000 poin.
Resepsionis semakin takjub, wajahnya berbinar senang. Sungguh luar biasa, dua anak ini memiliki alam kultivasi tinggi... dan masih sangat muda!
Ia lalu membawa mereka ke tempat berikutnya — area tes serangan atribut.
“Sekarang, kalian serang alat ini menggunakan kekuatan atribut kalian. Sama seperti tadi, jika hasilnya mencapai 10.000 poin, kalian bisa lanjut ke tahap berikutnya,” jelasnya.
Ye Chen maju lebih dulu. Ia mengangkat tangan kanan, menatap telapak tangannya yang mulai dikelilingi pusaran angin berputar kencang, membentuk bola seukuran bola sepak.
“Rasengan.”
Bola angin itu meledak begitu mengenai alat pengukur.
BOOM!
Ledakan besar bergema ke seluruh ruangan, angin berputar kencang hingga orang-orang di sekitar menutupi wajah mereka.
“Apa yang terjadi?! Kenapa ada angin sebesar itu?!”
Banyak peserta lain bertanya-tanya panik.
Sementara resepsionis menatap layar dengan mulut terbuka — hasil tes menunjukkan 50.000 poin lagi.
“Wow... jurus angin yang luar biasa...” gumamnya tak percaya.
Ye Chen hanya tersenyum kecil.
Kini giliran Lan Shuang. Ia maju perlahan, tangan kirinya terangkat, suara gemuruh seperti elang terdengar di udara, disertai cahaya biru yang berkilat.
“Chidori.”
Kilatan petir melesat cepat saat tangannya menembus alat pengukur.
BOOM!
Ledakan besar kembali mengguncang ruangan uji. Suara keras itu membuat banyak orang menjerit.
“Bajingan! Apa yang terjadi di sini?! Bising sekali! Tidak bisakah membiarkan orang lain tes dengan tenang?!” seru seseorang kesal.
Namun resepsionis hanya terpaku. Di matanya, Lan Shuang tampak seperti dewi — cantik, tenang, namun serangannya begitu mematikan. Di pinggangnya tergantung pedang yang menambah kesan menakutkan sekaligus anggun.
Ia menatap layar, angka kembali menunjukkan 50.000 poin.
“Kekuatan atributnya... sama seperti Ye Chen,” bisiknya pelan.
Wajahnya berubah semakin cerah. Ia tahu, dengan dua calon pemburu sehebat ini, bonus pendaftarannya akan sangat besar.
Menatap Ye Chen dan Lan Shuang yang berdiri di hadapannya, resepsionis itu tersenyum lebar. Sepertinya hari ini adalah hari keberuntunganku...
Lalu resepsionis itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar. Di dalamnya berdiri dua robot setinggi sepuluh meter, terbuat dari baja tebal yang berkilau di bawah cahaya lampu. Di sekelilingnya terdapat berbagai senjata berat dan alat uji canggih.
Kakak resepsionis itu tersenyum lembut. “Jika kalian bisa mengalahkan robot ini, kalian akan mendapatkan kartu pemburu peringkat A.”
Senyum indahnya membuat suasana sedikit cair. Ye Chen dan Lan Shuang hanya saling berpandangan, lalu menangguk mantap.
Ye Chen mulai meregangkan badan, sedangkan Lan Shuang berdiri santai dengan satu tangan memegang gagang pedangnya.
Tak lama, dua robot raksasa itu aktif. Suara mesin mengaum, lampu di tubuh mereka menyala merah menyala. Dalam sekejap, keduanya menerjang ke arah Ye Chen dan Lan Shuang dengan kecepatan tinggi.
Lan Shuang menghunus pedangnya. Bilah pedang itu langsung diselimuti kilatan listrik biru yang memancar liar. Dalam sekejap, ia melesat seperti kilat.
Crack!
Satu tebasan cepat memotong robot pertama menjadi dua bagian sempurna. Tubuh raksasa itu meledak, percikan listrik menjalar di sekitarnya.
Di sisi lain, Ye Chen melompat tinggi ke udara, tangan kanannya terangkat dan mulai membentuk bola angin berputar kuat.
“Rasengan!”
BOOM!
Bola itu menghantam tepat di dada robot kedua. Ledakan besar terjadi, puing logam beterbangan, dan robot itu hancur total.
Ye Chen mendarat dengan ringan, debu mengepul di sekitarnya.
Kakak resepsionis yang sejak tadi menyaksikan pertarungan itu tersenyum puas. Ia memperkenalkan diri dengan suara lembut, “Namaku Xue Qing. Selamat, kalian resmi menjadi pemburu tingkat A.”
Ye Chen dan Lan Shuang tersenyum senang.
Xue Qing lalu membawa mereka kembali ke meja resepsionis untuk mengurus pembuatan kartu pemburu. Setelah beberapa menit, ia datang kembali membawa dua kartu berwarna biru cemerlang dengan lambang kilau di tengahnya.
“Ini kartu kalian,” katanya sambil menyerahkan masing-masing satu. “Kartu ini sangat ajaib dan memiliki banyak fungsi. Kalian bisa melihat daftar buruan, menukar hadiah, serta menerima permintaan bantuan dalam radius seratus mil.”
Ia melanjutkan penjelasan dengan sabar, “Setiap kali kalian membunuh monster, poinnya akan otomatis tercatat di kartu ini. Nilainya berbeda-beda tergantung tingkat monsternya.”
Lalu Xue Qing menyebutkan rinciannya:
Monster level 1 sampai 9: 10–90 poin
Komandan monster: 100 poin
Jenderal monster: 1.000 poin
Raja monster (bahaya level S): 10.000 poin
Kaisar monster (bahaya level SS): 100.000 poin
Orang suci monster (bahaya level SSS): jutaan poin
“Untuk mencapai level orang suci monster, kalian minimal harus berada di alam planet dan menjadi pemburu level SSS,” jelasnya sambil tersenyum lembut.
Ye Chen dan Lan Shuang mendengarkan dengan serius, lalu menangguk paham.
Xue Qing menambahkan, “Semua poin bisa kalian gunakan untuk membeli teknik, sumber daya, atau perlengkapan apapun yang tersedia di paviliun.”
Ye Chen mengangguk sambil menatap kartunya dengan kagum. “Ternyata kartu ini punya banyak fungsi juga, ya...”
Ye Chen dan Lan Shuang berterima kasih pada Xue Qing, lalu berbalik meninggalkan paviliun. Setelah keluar, mereka berdiri di depan gedung dan mulai memeriksa isi kartu pemburu masing-masing.
Begitu kartu disentuh, cahaya biru muncul dan membentuk hologram melayang di udara. Tampilan itu berisi berbagai menu seperti daftar monster, teknik kultivasi, teknik bela diri, obat-obatan, serta barang-barang langka yang bisa ditukar dengan poin.
Mereka juga melihat daftar monster dengan berbagai tingkatan — mulai dari bahaya level F hingga SSS. Di pojok kanan hologram, tertulis jelas:
Poin Pemburu: 0
Di bawahnya terdapat informasi akun masing-masing: nama, umur, alam kultivasi, dan tulisan “Rank: A” berwarna emas besar yang memancarkan cahaya lembut.
Ye Chen mengangkat alis. “Luar biasa juga teknologi kartu ini.”
Lan Shuang mengangguk kagum. “Iya, seperti sistem dunia baru. Semua data kita bahkan tercatat secara otomatis.”
Mereka terus menelusuri daftar buruan hingga menemukan lokasi berburu yang cocok. Tak jauh dari kota Sun, ada area besar bernama Hutan Angin Gelap.