NovelToon NovelToon
Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Pembalasan Senyap Sang Istri Sah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pelakor / Cerai / Penyesalan Suami / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Balas Dendam
Popularitas:9.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nadhira ohyver

Selama ini Tania hidup dalam peran yang ia ciptakan sendiri: istri yang sempurna, pendamping yang setia, dan wanita yang selalu ada di belakang suaminya. Ia rela menepi dari sorot lampu demi kesuksesan Dika, mengubur mimpinya menjadi seorang desainer perhiasan terkenal, memilih hidup sederhana menemaninya dari nol hingga mencapai puncak kesuksesan.
Namun, kesuksesan Dika merenggut kesetiaannya. Dika memilih wanita lain dan menganggap Tania sebagai "relik" masa lalu. Dunia yang dibangun bersama selama lima tahun hancur dalam sekejap.
Dika meremehkan Tania, ia pikir Tania hanya tahu cara mencintai. Ia lupa bahwa wanita yang mampu membangun seorang pria dari nol, juga mampu membangun kembali dirinya sendiri menjadi lebih tangguh—dan lebih berbahaya.
Tania tidak menangis. Ia tidak marah. Sebaliknya, ia merencanakan pembalasan.

Ikuti kisah Tania yang kembali ke dunia lamanya, menggunakan kecerdasan dan bakat yang selama ini tersembunyi, untuk melancarkan "Balas Dendam yang Dingin."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadhira ohyver, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Tania berdiri mematung di lobi mewah PT Hartadinata, menatap ponselnya dengan keringat dingin yang mulai muncul di pelipisnya. Keramaian lobi, suara langkah kaki, dan obrolan karyawan seolah lenyap, hanya menyisakan pesan singkat itu di benaknya. Jantungnya berdebar kencang, tapi akal sehatnya segera mengambil alih.

"Farah," gumamnya. "Ya ini pasti Farah. Dia pasti hanya menggertak."

Tania sadar. Farah tidak punya bukti nyata, hanya intuisi tajam dan rasa cemburu. Tania tidak akan gegabah dan panik, karena kepanikan akan menunjukkan kelemahannya. Dia menarik napas dalam, mengendalikan emosinya.

Dengan tenang Tania menghapus pesan tersebut. Lalu memblokir nomor tersebut agar tidak menerima pesan lagi. Meskipun nomor itu kini terblokir, Tania menyimpan nomor itu sebagai kontak "Farah Licik" untuk mengawasinya nanti.

Tania menegakkan tubuhnya, merapikan pakaiannya dan melangkah dengan wibawa seorang istri sah yang memegang kendali. Dia siap menghadapi Farah dengan ketenangan.

.............

Malam harinya, meja makan terasa lebih tegang dari pagi tadi. Dika sedang sibuk dengan ponselnya, mengabaikan suasana yang mencekam. Farah menatap Tania dengan ekspresi penuh arti, tatapan mata yang penuh curiga dan licik, mencoba memecah ketenangan Tania. Tania pura-pura tidak menyadari, fokus pada makanannya, mengendalikan panggung drama. Ibu Dika hanya diam dan mengamati, diam-diam tersenyum melihat permainan menantunya.

Farah yang tidak tahan dengan keheningan, mencoba memancing. "Kak Tania kelihatan capek banget hari ini. Kerja di perusahaan besar pasti berat, ya?" Ada nada sindiran dan superioritas dalam suaranya.

Tania menjawab dengan senyum tipis, "Nggak juga, Farah. Aku menikmati pekerjaanku. Apalagi ini sesuai dengan passion-ku."

........

Setelah makan malam, Dika merasa tidak nyaman dengan tatapan curiga Farah dan meminta Farah untuk bicara berdua. Mereka pergi ke taman belakang, di bawah kegelapan malam, merasa aman dari mata Ibu Dika atau Tania. Tania, yang sudah memasang alat sadap kecil di area itu, mendengarkan semua percakapan mereka dari ruang kerjanya.

"Mas, aku kirimin pesan ancaman ke Tania, tapi dia nggak panik sama sekali," kata Farah, kesal. "Aku pikir dia itu pura-pura bodoh."

Dika menghela napas panjang, kesal dengan Farah yang ceroboh dan nekat. "Farah, kamu itu kenapa sih? Udah aku bilang Tania itu polos! Kamu jangan bikin masalah, nanti kalau dia curiga, kita yang rugi! Perjanjian pra-nikah itu penting!" Dika memukul meja taman kecil di sampingnya.

Farah mendengus. "Tapi, Mas! Dia itu curiga! Aku yakin!"

Di ruang kerjanya, Tania mendengarkan rekaman percakapan Dika dan Farah di taman belakang dengan senyum puas. Setiap kata, setiap nada panik Dika, terekam sempurna. "Farah, kamu sudah masuk ke dalam perangkapku. Mas Dika, kamu terlalu bodoh untuk menyadari apa yang akan terjadi."

..................

Pagi itu, suara ketukan keras di pintu kamar tamu memecah keheningan. Ibu Dika berdiri di sana, wajahnya tegas, tidak ada lagi keramahan yang dibuat-buat.

"Farah! Bangun!" panggil Ibu Dika, suaranya mengandung otoritas. "Tania sudah tidak bisa lagi menyiapkan sarapan, dia harus kerja. Kamu yang harus menggantikannya sekarang!"

Farah, yang masih mengantuk, mendengus kesal. Tapi nada suara Ibu Dika tidak bisa dibantah. Dengan sangat terpaksa, Farah bangun dan

mengikuti Ibu Dika ke dapur, menggerutu pelan tentang nasibnya yang tidak adil. Dia berpikir, Setelah ini aku bisa santai di rumah, dan mengambil hati Dika.

Di meja makan, Dika dan Tania sudah duduk menunggu. Tania tampil rapi dan profesional, sementara Dika tampak fokus pada ponselnya. Farah meletakkan masakan di meja—aroma yang sedikit hangus tercium.

Farah duduk dengan senyum yang dipaksakan.

"Maaf ya, Mas, masakanku agak kurang sedikit."

Dika mencicipi masakan Farah. Wajahnya langsung berubah, menahan rasa aneh di mulutnya. Dia menatap masakan itu, lalu melirik Tania yang sarapannya selalu sempurna.

"Ehm... ya... rasanya unik, Farah," ujar Dika, mencoba sopan, tapi jelas ada kekecewaan di matanya. "Beda banget sama masakan Tania."

Dika tanpa sadar mulai membandingkan masakan Farah dengan masakan Tania. Tania yang selalu membuat sarapan favoritnya dengan sempurna, kini hanya bisa diam dan tersenyum tipis di balik cangkir kopinya, menikmati kemenangan kecilnya.

Farah yang mendengar perbandingan itu, menjadi kesal. Tapi sebelum dia bisa protes, Tania sudah memotong dengan suara lembut dan seolah membela.

"Farah mungkin baru belajar, Mas," kata Tania, nada suaranya tulus tapi penuh sindiran. "Lama-lama juga akan terbiasa dan masakannya jadi enak, calon suaminya nanti pasti senang, pas banget kan dia bisa belajar untuk jadi istri yang baik dimulai dari sini."

Wajah Farah memerah padam. Dia tahu Tania sedang menyindirnya! Dia menangkap sekilas senyum kemenangan di bibir Tania.

"Andai aku bisa merekam raut wajah itu!" pikir Farah penuh amarah. "Agar Dika percaya, Tania bukanlah istri yang lugu dan polos seperti yang dia kira!"

Tania berdiri, siap berangkat. "Aku berangkat dulu, Bu, Mas," ujarnya santai, meninggalkan Dika yang masih memandangi sarapan di piringnya, dan Farah yang kesal dan terpojok.

Tania melangkah keluar, menyeringai. Rencana balas dendamnya berjalan lancar lagi, satu langkah kecil tapi berarti untuk membuka mata Dika.

Ia akan memberikan syok terapi sedikit demi sedikit untuk Farah.

Di Perusahaan Hartadinata.

Pagi itu di parkiran PT Hartadinata, Rendi baru saja turun dari mobilnya. Matanya menangkap sosok Tania yang elegan baru saja keluar dari mobil brio berwarna kuning. Rendi melihat kesempatan emas untuk menjalankan perintah Rei. Dia menunggu Tania masuk ke dalam lobi gedung kantor, memastikan Tania aman di dalam.

Rendi berjalan perlahan, penuh perhitungan, menghampiri mobil Luna yang bersiap akan pergi. Luna terkejut saat wajah Rendi tepat di depan kaca mobilnya dengan tangan yang juga bergerak mengetuk kaca tersebut.

Dari dalam mobil, Luna menekan tombol, dan kaca jendela mobil bagian kirinya terbuka.

"Ada perlu apa?" tanya Luna ketus. Wajahnya judes, tidak ada basa-basi.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Rendi, menjaga nada suaranya tetap sopan.

"Bicara? Ngapain mau bicara sama saya, kita nggak saling kenal," balas Luna, hendak menutup jendela mobilnya.

"Tadi saya melihat Bu Tania keluar dari mobil Anda," potong Rendi cepat. "Kalo boleh saya tahu, apa hubungan Anda dengan Bu Tania, ya?"

"Idihh, apasih, kamu tuh sebenarnya siapa?" sembur Luna, amarahnya tersulut. "Kenapa kepo banget sama urusan orang! Muka doang laki banget, tapi kelakuan kaya ibu-ibu kompleks suka ngegosip!"

Rendi mencoba menahan tawanya, terkejut dengan kegalakan wanita di depannya ini.

"Kita bicara di sana, bisa, Bu?" tanya Rendi lagi, menunjuk ke taman kecil di dekat parkiran.

"Bu, Bu, Bu, kamu pikir saya ibu kamu?!" protes Luna, tapi akhirnya dia mematikan mesin mobil dan keluar.

Keduanya berjalan ke taman kecil. Yang ada di parkiran mobil.

"Cepetan mau bicara apa? Saya nggak punya waktu banyak!" desak Luna, menyilangkan kedua tangannya di dada, wajahnya masih masam.

Rendi menghela napasnya sejenak, ini kali pertamanya dia berhadapan dengan wanita se-frontal Luna.

"Begini, kalo boleh saya tau, hubungan Ibu sama Bu Tania, apa ya?"

"Bu lagi!" protes Luna lagi. "Saya masih gadis, belum jadi ibu-ibu!"

"Iya, iya, kalo begitu saya harus panggil Anda apa?"

"Luna," jawabnya singkat, masih dengan raut wajah judesnya.

"Iya, iya, baiklah Luna," kata Rendi. "Jadi hubungan kamu dengan Bu Tania itu apa?"

"Kenapa nanyain hubungan orang? Apa semua karyawan di PT Hartadinata itu kepo-kepo kaya kamu, ya?" Luna terus menyerocos. "Nggak usah macem-macem deh, Tania itu udah menikah! Saya sebagai sahabatnya nggak akan membiarkan ada lelaki lain lagi yang nyakitin dia!" Dari perkataan Luna, Rendi bisa menebak status pernikahan Tania sedang tidak baik-baik saja.

Rendi yang merasa gemas dengan Luna pun tanpa sadar membekap mulut Luna dengan tangannya, menghentikan ocehannya. Luna marah, matanya membesar. Rendi segera melepaskan tangannya dan meminta maaf.

"Maaf, maaf, saya nggak bermaksud begitu, Luna," ujar Rendi, wajahnya memerah karena malu. "Saya nggak bermaksud jahat sama Bu Tania, Luna. Saya cuma menjalankan perintah dari atasan saya, Pak Rei. Saya juga nggak mengerti kenapa Pak Rei meminta saya mencari tahu tentang Bu Tania, saya berpikir mungkin keduanya pernah punya cerita di masa lalu."

"Pak Rei itu atasan kamu di perusahaan?" tanya Luna, sedikit melunak, teringat rencananya menjodohkan Tania dengan orang berpengaruh.

"Iya, beliau putra dari Pak Harry, pemilik perusahaan Hartadinata."

"Apa orangnya ganteng?" Alih-alih menjawab pertanyaan Rendi, Luna justru menanyakan pertanyaan lain, matanya berbinar penasaran.

"Kenapa Anda kepo?" Rendi membalikkan ucapan Luna, menyeringai. Luna pun mendengus kesal.

"Saya nggak mau kasih tau ke kamu, kecuali kamu atur pertemuan saya sama bos kamu itu! Biar saya nilai dulu, apakah info yang nantinya saya akan berikan, tidak membahayakan sahabat saya."

"Baiklah kalo begitu," balas Rendi. "Saya juga perlu menanyakan terlebih dahulu ke Pak Rei. Kalo begitu apa saya bisa meminta nomor ponsel kamu, Luna?"

"Dasar modus," cibir Luna, tapi dia tetap memberikan nomor ponselnya.

Rendi tersenyum tipis, puas karena mendapatkan kontak penting. Mereka pun akhirnya berpisah di taman tersebut, dengan misi masing-masing yang baru saja bertabrakan.

Bersambung...

1
Sunaryati
Kau hanya akan menggali kuburmu sendiri- Farah
Sunaryati
Ini yang emak tunggu
Sunaryati
Puas
Ma Em
Farah kamu tdk akan bisa melawan kecerdikan Tania , Tania bkn tandinganmu Tania bertindak dgn otak yg cerdik tapi Farah bertindak dgn nafsu bkn Tania yg akan hancur tapi Farah yg akan hancur
Sunaryati
Kutunggu kehancuran Dika dan istri barunya, serta kehilangan rumah yang ditempati sekarang
Batara Kresno
makasih thor udah up 2 bab,nah kan bosoh sh jadi jatuh kan
Batara Kresno: siap ditunggu upnya
total 2 replies
Becce Ana'na Puank
Luar biasa
Sunaryati
Lanjut Thoor, emak ingin Dika dan Farah terusir dari rumah yang ditnggali sekarang.
Sunaryati
Bersoraklah kalian jika tidak malu jingkrak- jingkrak sekalian, dan selanjutnya kalian akan nangis, karena kebalikannya. Semua milik Dika jadi milik Tania karena Tania telah banyak mengumpulkan bukti perselingkuhan kalian lebih dulu, bahkan pengakuan Dika tentang selingkuh dirinya juga direksm oleh Tania, jadi kalian tidak bisa menyangkal. Sedangkan Tania dan Rey bisa menyangkal bahkan bisa membalikkan keadaan dengan tuduhan menfitnah
murni l.toruan
aduh kok aku yang jantungan ya...penasaran banget lanjutkan saja hai para pendosa
Batara Kresno
keren thor lanjut ditunggu upnya ya makasih
Batara Kresno
🤣🤣🤣🤣🤣mampus kan miskin miskin lho bodoh
yuni ati
Menarik/Good/
Eve_Lyn: terimakasih...
total 1 replies
yulian orthe
baru baca.. penasaran apa yg bakalan tania lakukan
Eve_Lyn: ayoo baca kak heheheh
total 1 replies
Batara Kresno
dikira tania bodoh justru kalian yg masuk jebakan 🤣🤣🤣🤣 kasihan dech lho nanti gigit jari mampus
Eve_Lyn: hahaha...
total 1 replies
murni l.toruan
Baru baca saja aku emosi jiwa, Luna temani Tania ya...buat Dika pecundang menyesal
Eve_Lyn: hehehe...terimakasih kak...jangan bosen baca yaa
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir langsung tertarik, ini yang emak suka istri terkhianati membalas dengan elegan membuat pengkhianat kerdil dan satunya kebakaran jenggot. Emak mau kasih 5⭐ jika Tania sudah lepas dari Dika, dan Farah terbongkar keburukannya
Eve_Lyn: terimakasih Mak... hehehehe
total 1 replies
Ma Em
Tania emang yg terhebat semangat Tania maju terus buat Dika dan gundiknya menyesal 💪💪💪
partini
good story 👍👍👍👍👍
Eve_Lyn: terimakasih kakak
total 1 replies
partini
👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!