NovelToon NovelToon
Gairah Berbahaya Sang Duda Mandul

Gairah Berbahaya Sang Duda Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mafia / Duda
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ham_sya

Area *** "Hanya semalam, kan, Tuan?" "Iya, kau tidak akan kenapa-napa karena aku mandul, Kau butuh uang dan aku butuh dirimu semalam!" "Anda yakin, Tuan?" "Aku jamin semuanya aman!" Malam yang terjadi antara dirinya dan sang Pemilik tempat dimana ia bekerja langsung mengubah hidupnya. Hazel Isabella Sora, seorang gadis cantik berusia 24 tahun terpaksa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya pada Sang Big boss karena membutuhkan uang demi membayar hutang milik mending kedua orang tuanya, Rexton Lysander Silas, pria matang dengan segala pesona dan tatapan matanya yang tajam bak predator mematikan. Tersenyum menyeringai saat mendapatkan mangsa yang dirinya incar. Perjanjian itu hanya untuk semalam. Namun, apa jadinya jika itu menjadi kegilaan berbahaya dari sang Boss yang tak mampu dirinya tolak dari seorang Rexton. Bagaimana hubungan keduanya? Benarkah hanya ada Hutang dan sebuah kesalahan? ikuti kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ham_sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 GBSDM

Hazel memarkirkan mobilnya tepat di parkiran luas rumah sakit tempat Dokter kenalan orang tuanya bertugas.

Wanita cantik dengan rambut drak brown bergelombang itu menghela napas panjang sebelum memutuskan untuk turun dari mobil.

"Semoga aku benar-benar tidak hamil," lirih Hazel, dia berharap dugaannya salah. Dan harapannya adalah semoga apa yang Rexton katakan malam itu tentang kemandulan yang dia alami benar terjadi dan kehamilan itu hanya dugaan salah.

Setelah di rasa tenang, dia turun dari mobil dengan perasaan yang sangat cemas. Walaupun dia tinggal di negara bebas. Namun, untuk memiliki anak di luar nikah tidak pernah terlintas di dalam benaknya. Apalagi jika benar ada anak, semua ini terjadi karena kesalahan sebab saat ia dan Rexton melakukannya ada perjanjian bayaran di dalamnya.

Hazel melangkah pelan, kaki jenjangnya terlihat Ragu-ragu untuk melangkah semakin jauh, dia takut dan sangat belum siap jika kenyataan apa yang dia pikirkan terjadi. Tapi jika tidak ia cek hari ini, kapan dia bisa melakukan itu. setidaknya harapannya hanya satu. Rexton mengatakan kebenarannya.

"Zel, ayo tenang! Semuanya akan Baik-baik saja." dia mensugesti dirinya sendiri untuk mencari ketenangan dalam dirinya.

Hazel tiba di depan meja resepsionis rumah sakit, dia tersenyum tulus pada petugas yang ada di meja resepsionis.

"Selamat datang, Nona, ada yang bisa saya bantu?" perawat itu menyapa Hazel dengan ramah. Baju suster berwarna biru dengan logo bintang di dadanya dan Nametag yang terlihat adalah ciri Khas dari rumah sakit SG Hospitals.

"Dokter Mariana, apa beliau sudah tiba?" tanya Hazel, dia agak Canggung.

"Sudah buat janji sebelumnya?" suster itu kembali melontarkan pertanyaan.

"Sudah," jawab Hazel yakin.

"Atas nama siapa?" suster itu menatap dalam pada Netra indah Hazel yang terlihat berbinar.

"Hazel Isabella Sora," wanita cantik itu menyebutkan nama lengkapnya.

Suster itu mengangguk, dia memeriksa data diri dari Hazel dan setelah itu tersenyum tulus dan menjawab,"Anda sudah di tunggu, silakan ke lantai lima!" ucap suster itu benar-benar ramah.

Rumah sakit Start Georgia Hospitals memang terkenal memiliki pelayanan yang ramah, para suster yang baik dan para Dokter yang cekatan juga sangat disiplin dan amanah.

"Baik, Terima kasih banyak ya, Sus!" tutur Hazel.

Suster itu mengangguk, dia mengiringi kepergian Hazel dengan senyum tulus, dan setelah itu perempuan muda yang bertugas sebagai Suster itu kembali sibuk melayani beberapa orang yang kembali datang.

Hazel berjalan pelan menyusuri lorong rumah sakit luas itu, beberapa helaan napas terdengar dari bibirnya yang pink itu.

"Apa aku harus periksa?" Hazel benar-benar ragu,"Tapi, aku sudah sejauh ini, jadi lanjutkan saja!" sambungnya lagi.

Hazel masuk kedalam lift, dia menekan tombol lift yang akan membawa dia ke lantai yang di tuju.

Sedangkan Rexton, dia baru saja keluar dari Rumah, pria muda yang belum lama berstatus menjadi duda ini berjalan tegas bersama Harry.

"Jadi kemana dia pergi?" Rexton bertanya tanpa menoleh ke arah Harry.

"Rumah sakit, itu informasi yang saya dapat dari Lucifer, Tuan!" jawab Harry.

Pria itu membuka pintu mobil dan setelah pintu mobil terbuka Rexton masuk lebih dulu di ikuti oleh Harry setelahnya.

"Rumah sakit? Untuk apa dia ke sana?" kembali Rexton bertanya, kali ini melirik ke arah Harry.

"Saya belum mendapatkan informasi lengkap. Namun, Lucifer sedang menyelidikinya," jelas Harry.

"Rumah sakit mana yang di datangi oleh, Hazel?"

"SG hospitals, rumah sakit milik Keluarga Tuan Muda Noah."

Rexton mengangguk cepat, dia memikirkan hal yang mungkin saja terjadi, tadi dia tidak melihat Hazel sakit atau apapun itu. Jadi dia akan menyelidiki ini sendiri, karena kemarin Hazel datang bekerja seperti biasa dan ia tak menemukan tanda-tanda sakit dalam diri Hazel.

Di rumah sakit.

Hazel sekarang duduk di ruang kerja Dokter Mariana, perempuan Paruh baya itu masih berada di ruangan salah satu pasiennya.

"Zel, kapan tiba?" Tiba-tiba suara lembut dan ramah dari arah belakang membuat Hazel yang sedang melamun tersentak.

"Aunty, apa kabar?" Hazel langsung cekatan, dia bangun dan memeluk Mariana dengan erat.

"Baik, kenapa tidak pernah berkunjung ke rumah?" Mariana menuntun Hazel untuk duduk di sofa.

"Aku sibuk Aunty, maaf ya!" Hazel tersenyum canggung dia benar-benar tidak enak.

Mariana mengangguk pelan, dia mengusap kepala Hazel dengan gerakan lembut dan penuh kasih sayang.

"Jadi ... Apa yang bisa Aunty bantu?" tanya Mariana, dia kembali pada tujuan utama Hazel datang ke rumah sakit.

"Aunty, jadi sebenarnya aku ... " suara Hazel benar-benar terbata dan ragu, itu membuat Mariana langsung sigap memberikan air minum pada Hazel yang sudah di anggap seperti putrinya sendiri.

"Zel, tenang! Disini hanya ada kamu dan Aunty, jadi katakan apapun yang kamu rasakan!" bujuk Mariana, dia menenangkan Hazel dengan bujukan lembut khas seorang Ibu.

Hazel menarik napas pelan, dia meletakkan gelas berisi air minum itu di atas meja, dan setelah di rasa tenang. Hazel kembali menatap pada Mariana.

"Aunty, bisa tolong periksa aku sekarang?" minta Hazel, hanya itu yang bisa di ucapkan sekarang.

"Apa ada yang sakit?" tanya Mariana, dia memasang Stetoskop dan mulai memeriksa Hazel.

Wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya, saat dia menemukan kejanggalan pada denyut jantung dan Nadi Hazel.

"Zel, ayo ikut Aunty!" ajaknya.

Mariana membantu Hazel, sedangkan wanita cantik itu hanya bisa menurut saja, pikirannya sudah bercelaru dan memikirkan hal yang Tidak-tidak.

Hazel berbaring di atas ranjang, dia menatap pada Mariana dengan netra sendunya yang indah, lalu dengan ragu Hazel membuka suara, "Aunty," Hazel memanggil dengan tatapan ragu pada Mariana, dia menarik napas pelan dan,"Apa ada yang aneh dengan tubuhku?" pertanyaan itu akhirnya Hazel lontarkan agar tidak merasa canggung.

"Zel, kapan terakhir kali kamu datang bulan?" Mariana bertanya dengan rasa ragu, hanya saja diagnosanya tidak akan pernah meleset.

"Bulan lalu, itu berarti aku sudah telat lebih dari tiga minggu Aunty untuk bulan ini," jelasnya, dia agak ragu. Hanya saja itu yang dia rasakan.

"Zel, kamu harus ke Dokter Obgyn, aunty tidak bisa memastikan, hanya saja sepertinya kamu hamil," Mariana akhirnya memberitahu masalah ini.

Hazel yang mendengar itu tentu terkejut, sebab Rexton bilang ia mandul dan tak perlu pengaman. lalu, kenyataan ini haruskah ia Terima? Dan bayi dalam kandungannya bagaimana? otak Hazel berpikir keras hingga ia tak sadar bahwa masih di dalam ruangan Mariana.

"Zel, are you oke?" Mariana menyentuh pundak Hazel lembut.

"Iya, aku baik, Aunty, bisa aku minta tolong, Aunty?" minta Hazel, dia menatap Mariana dengan wajah memohon.

"Katakan, sayang!" ucap Mariana.

"Bisa rahasia kan kehamilan ku, dan aku akan mengikuti saran aunty untuk pergi ke Dokter Obgyn," tutur Hazel.

"Baiklah, aunty janji, kamu harus jaga kesehatan ya! Aunty akan memberikan surat pada Dokter Obgyn di rumah sakit," jelas Mariana.

"Baik, aunty, Terima kasih!" Hazel segera memeluk Mariana, dia mengeratkan pelukannya pada wanita paruh baya itu.

Sedangkan Mariana, dia hanya bisa memberikan ketenangan pada Hazel, yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri

1
Alona Luna
jangan-jangan restoran yang sama yang di pesan mamanya rexton🤔
Alona Luna
salah nama ya thor.? 🤔
Alona Luna: sama-sama kak thor😊
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!