Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23 Barra
BROOOMM
BROOOMM
BRUM BRUM
Felix dan Zero pun tiba di parkiran sekolah, para siswa siswi yg kebetulan berada di parkiran maupun berjalan seketika terpana dengan mobil mewah keluaran terbaru yg hanya ada 10 di dunia begitu pula dengan motor sport tersebut.
Felix dan Zero pun memarkirkan kendaraan mereka di parkiran khusus sekolah elit itu.
"Gila, keren banget itu mobil."
"Iya, mobil siapa itu, terus cowo yg di atas motor itu kayak asing ya."
"Bener juga, murid baru kah."
"Beneran murid baru kayak nya."
"Cowok itu keren banget, bang culik adek dong."
"Heh, mana mau cowok ganteng itu sama Lo, muka kayak pantat wajan jugak."
"Eh sekate-kate mulut Lo ngatain gue pantat wajan."
Begitu lah bisik-bisik cewek-cewek yg sedang memperhatikan Zero.
"Berasa keren aku." Gumam Zero dibalik helm nya.
Beberapa saat kemudian keluar lah Felix dan Sasa dari mobil mewah itu.
"Hei bocil itu menggemaskan banget."
"Aww karung mana karung."
"Dedek gemes."
Begitu lah pekikan suara-suara yg terdengar di telinga ketiga saudara itu.
"Abang adek takut." Ucap Sasa yg berlindung di balik tubuh Felix.
"Adek jangan takut kan ada Abang Felix sama Abang Zero."
Setelah Sasa melihat wajah kedua Abang nya, Sasa pun mengangguk, tapi mata nya sungguh awas melihat keadaan sekitar, dirinya sungguh takut kala dirinya tiba di sekolah pasti akan mendapatkan perundungan dari teman-teman sekolahnya.
"Abang, kenapa di sini ada kakak-kakak dan abang-abang yg menggunakan seragam berbeda,?" Ucap Sasa bingung.
"Kan sudah kakak bilang kemarin dek, sekolah kita satu gedung cuma beda tingkatan dan kelas doang." Ucap Zero dan di angguki oleh Felix.
"Oh begitu ya bang." Ucap Sasa manggut-manggut.
Ketiga nya pun berjalan bersamaan menuju ruang kepala sekolah.
Sepanjang jalan, siswa siswi sekolah itu pun memandang ketiga nya dengan tatapan kagum dan memuja, karena ketampanan dan kecantikan ketiga saudara tersebut.
Setelah berada di lorong felix sedikit bingung, karena dirinya tidak mengetahui dimana ruang kepala sekolah.
Kebetulan ada 1 siswa laki-laki yg tak sengaja berpapasan dengan nya.
"Hai, boleh bertanya gak, ruang kepala sekolah di mana ya,?" Ucap Felix pada siswa yg menggunakan seragam sama dengan nya.
"Oh hai juga, murid baru ya, kenalan dulu dong, nama gue reksa." Ucap nya memperkenalkan diri.
"Nama aku Felix, ini Adikku Zero, dan adik bungsu ku Sasa." Ucap Felix memperkenalkan dirinya nya.
"Baiklah ayo gue anterin, kebetulan kagak ada kegiatan gue." Ucap reksa tertawa kecil.
Felix pun mengangguk dan mereka pun berjalan berempat menuju ruangan kepsek, setelah berjalan melewati beberapa tikungan gedung, akhirnya mereka pun sampai di depan pintu yg bertuliskan ruangan kepala sekolah.
"Nah udah sampai, kalau gitu gue balik kelas dulu ya Felix." Ucap Reksa pada Felix.
"Makasih ya." Ucap Felix.
"Sama-sama bro." Ucap reksa menepuk pundak Felix pelan.
Reksa pun berlalu dari hadapan nya dan Felix pun langsung mengetuk pintu ruangan kepsek.
TOK
TOK
TOK
CKLEK
Ruangan itu pun terbuka dan tampak lah sekretaris kepala sekolah.
"Oh kalian murid baru itu ya, silahkan masuk." Ucap sekretaris kepsek.
Mereka pun masuk ke dalam ruangan kepala sekolah.
"Selamat pagi pak." Ucap ketiga nya bersamaan.
"Selamat pagi, silahkan duduk." Ucap pak kepsek dengan berwibawa.
"Jono, panggil wali kelas mereka kemari." Ucap pak kepsek pada sekretaris nya.
Sekretaris yg bernama Jono itu pun mengangguk lalu menuju ruangan wali kelas murid baru itu.
Setelah berbincang sebentar dengan kepsek, tak lama kemudian wali kelas Felix, zero dan Sasa pun datang keruangan tersebut untuk menuju kelas nya masing-masing dan berkenalan dengan teman-teman sekelas yg lain nya.
.
.
Dibandara saat ini, Lea baru saja mengantar kan kakek nenek nya untuk bergabung dengan jemaah yg lain nya, setelah berpamitan dengan kakek nenek nya, Lea pun menuju dimana mobil nya terparkir dan dirinya pun Langsung melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.
"Astaga, aku lupa soal pria asing itu." Ucap Lea menepuk keningnya.
Lea pun mengendarai mobilnya menuju mansion nya kembali, untuk mengecek keadaan pria asing yg di tolong nya apa sudah sadar atau belum.
1 jam lebih berkendara, akhirnya Lea pun tiba di halaman mansion nya, lalu Lea dengan tergesa-gesa naik ke lantai atas menuju kamar di mana pria itu berada.
TING
Lea pun membuka pintu itu tanpa mengetuk nya terlebih dahulu.
CKLEK
Lea pun mendekati pria itu yg ternyata sudah sangat sadarkan diri dan saat ini menatap Lea yg sedang mendekat ke arah nya.
"Apakah kau yg menyelamatkan ku,?" Ucap pria itu dengan suara sedikit serak.
"Ya, aku yg menyelamatkan mu, bagaimana keadaan mu sekarang,? Apa masih terasa sakit,?" Ucap Lea.
Pria itu pun mengangguk pelan.
"Apa kau sudah sarapan,?" Ucap Lea.
Pria itu hanya menggeleng.
"Maaf tadi aku melupakan mu, karena aku sedang mengantar kakek dan nenek nya menuju bandara, aku akan menghubungi maid untuk membuat kan mu bubur." Ucap Lea.
Lalu Lea pun menghubungi maid lewat pesan khusus, setelah itu Lea pun mendekat pada pria itu.
"Oh iya, kita belum berkenalan, nama ku milea." Ucap Lea tanpa berjabat tangan langsung menyebut namanya.
"Nama ku barra." Ucap nya sambil menatap sendu ke arah plafon.
Lea mengerutkan kening nya melihat pria di hadapan nya yg seolah sedang menutupi kesedihannya.
"Setelah kamu sembuh, kamu ingin ku antar pulang kemana,?" Ucap Lea.
Barra menghela nafas berat.
"Aku tidak tau mau pulang kemana, aku tidak punya tempat tinggal, rumah keluarga ku di bakar, orang tua ku di bunuh." Ucap barra dengan mata berkaca-kaca dan setelah itu ia menangis dalam diam.
"Tem, apa yg di Ucap kan nya itu benar.?" Ucap Lea melihat kesedihan yg terpancar di mata pria dewasa di hadapan nya ini.
"BENAR NONA, DIA ADALAH PUTRA TUNGGAL KELUARGA DIPTA, ORANG KAYA KELAS MENENGAH, KELUARGA NYA DI BANTAI KARENA AYAH NYA MENGETAHUI SEBUAH RAHASIA SESEORANG, DAN ORANG ITU MENGETAHUI NYA, LALU ORANG TERSEBUT PUN MENYEWA PEMBUNUHAN BAYARAN UNTUK MELENYAPKAN ANGGOTA KELUARGA DIPTA AGAR RAHASIANYA TETAP TERJAGA."
"Mengerikan sekali." Ucap Lea bergidik.
"Jadi kau sama sekali tidak punya keluarga,?" Ucap Lea.
"Ada, keluarga paman ku, tapi mereka bahkan tidak menganggap ku keluarga setelah keluarga ku tidak memiliki apapun lagi dan mereka mengusirku yg saat itu bahkan aku sedang terluka, berhari-hari aku jadi buron oleh orang-orang berpakaian serba hitam, hingga tadi malam saat aku berjalan sendirian di tengah hutan untuk bertahan hidup, tiba-tiba sekelompok orang itu menemukan ku, dengan tenaga yg tersisa aku berusaha melarikan diri sehingga salah satu dari mereka dapat melukai ku lagi dengan beberapa tusukan di bagian perutku, tapi aku tidak menyerah dan langsung berlari sekuat tenaga hingga pada akhirnya aku tak sengaja melihat sebuah cahaya dari jalan raya dan berharap mendapatkan pertolongan dan itu adalah dirimu, terimakasih sudah menolong ku." Ucap bara bercerita panjang lebar menjelaskan kronologis nya serta berterima kasih pada Lea dengan tulus.
Bersambung.