NovelToon NovelToon
Whispers Of The Enchanted Realm

Whispers Of The Enchanted Realm

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: MllyyyStar

Luna Delfina berprofesi sebagai seorang penulis di hidupnya, ia memiliki cukup banyak pengikut setia yang selalu mendukung setiap karyanya.

Suatu hari muncul satu komentar misterius di karya tulisannya yang pada akhirnya membawa dirinya ke dalam Dunia Karya Ciptaannya tersebut.

Segala cara telah ia lakukan agar dapat terlepas dari ikatan dunia ini, namun tak ada satupun cara yang berhasil. Satu-satunya jalan terakhir baginya adalah dengan menjodohkan kedua Pemeran Utama sesegera mungkin agar ia dapat segera terlepas dari tanggung jawabnya sebagai seorang Pemeran yang tidak diketahui Perannya disini.

Apakah ia dapat berhasil menjodohkan mereka di tengah badai-badai konflik yang ditulis olehnya sendiri? Ataukah semua tindakannya ini malah membuatnya terjerumus lebih dalam? Dan.. Siapakah orang misterius itu?

Ayo baca drama seorang Penulis kecil ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MllyyyStar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13 Memberikan Hadiah

La~ La~ La~ La~

Luna bersenandung, melangkah pelan di samping air mancur dalam Taman itu.

Bayangannya terlihat di permukaan air, di bawah sinar rembulan malam.

Suara air yang terjatuh di atas permukaan air menenangkan hatinya.

Meski saat ini ia sendirian, namun entah mengapa ia selalu merasa bahwa ada orang yang mengawasinya setiap waktu.

Ia memandang sekelilingnya, untuk membuktikan perasaan was-wasnya sendiri.

“Luna.”

_

“Luna!”

“Aahk!” Luna terperanjat dari tempatnya, nafasnya memburu ketika menoleh ke arah sumber suara yang memanggilnya.

Alsean, berdiri di bawah cahaya rembulan yang remang-remang. Di kedua tangannya menggenggam cangkir minuman.

“Aku mengagetkanmu?” Tanya Alsean, tidak menyangka jika Luna akan terkejut dengan kehadirannya disana.

“Kurasa suaraku sudah sangat pelan..” Batinnya.

“Sampai kapan penyakit terkejutku ini akan berhenti?” Pikir Luna, merasa kesal. Sebabnya adalah, meski di dunia lamanya ataupun sekarang, sifat mudah terkejutnya tidak pernah hilang.

“Sejak kapan kakak tiba disini?” Tanyanya penasaran.

“Apa perasaanku tadi adalah karena kehadiran Alsean?”

“Hm.. Mungkin 2 menit yang lalu?” Ucap Alsean, berpikir.

Alsean memberikan secangkir minuman itu kepada Luna, minuman yang berbeda dengan yang dirinya minum dan tentunya tidak mengandung Alkohol.

Ting!

Gelas itu berdenting, Alsean bersulang.

Alsean meneguk minumannya, sementara Luna masih memandang ke arahnya.

“Tidak minum?”

Luna duduk di pinggiran air mancur itu. “Kapan kita akan pulang?” Tanyanya pelan, memutar gelas itu.

“Bosan?”

Luna mengangguk.

Alsean duduk disampingnya. “Yah, Pesta seperti ini memang sangatlah memuakkan, sebab itu aku lebih menyukai saat berada di Akademi..” Ucap Alsean, Luna memandangnya.

“Tapi sepertinya tidak denganmu. Maaf Luna, aku akan menjagamu dengan lebih baik lagi di masa depan.” Ujarnya, masih merasa bersalah atas apa yang telah terjadi kepada Luna semasa mereka di Akademi.

“Kau tidak perlu seperti itu.”

Alsean menatapnya.

“Aku tidak tahu apa yang telah terjadi di masa lalu. Tetapi seperti yang Edwin katakan, sepertinya melupakan segalanya tidak buruk juga.”

“Edwin?”

Luna mengangguk. “Ya. Memulai hidup dari awal lagi, menjalani hidup sesuai dengan keinginanku sendiri. Jadi, tolong jangan heran jika sifatku akan berbeda dengan diriku yang dulu, karena sekarang aku sedang mencoba untuk menjadi diriku sendiri.”

Alsean tersenyum dan mengangguk, ia berdiri. “Ingatlah, apapun yang kau lakukan, aku pasti akan selalu mendukungmu.”

“Terima kasih.”

Alsean mengulurkan tangannya. “Siap untuk kembali?”

Luna tersenyum. “Um!”

“Luna.” Elena memanggilnya.

Ia berdiri tak jauh dari mereka, dan ia kemudian melangkah untuk mendekat.

“Elena?”

Alsean memeriksa kondisi, dan ia tahu jika ada yang ingin dibicarakan oleh Elena dan Luna.

“Kalau begitu, aku akan masuk dulu.” Ujarnya, Luna mengangguk.

Alsean pergi dan Elena duduk di pinggiran air mancur itu yang kemudian Luna disampingnya.

“Maaf-”

“Terima kasih.”

Luna mengangkat pandangannya, ia tidak menyangka jika Elena akan berterima kasih kepadanya.

“Kau tidak marah karena aku mendorongmu?”

“Tentu saja tidak.”

“Luna, kamu menolongku. Aku tahu kamu tidak sengaja mendorongku untuk membantuku menghindari tumpahan minuman itu.” Ucap Elena.

“Ternyata dia tahu..”

“Jika kamu tidak melakukan itu, mungkin saat ini aku sudah sedang menangis di Ruang Ganti karena merasa sangat sedih atas yang telah terjadi kepadaku.”

“Ini adalah Dress yang diDesain khusus oleh ibuku untukku, dan aku sudah menantikan hari dimana aku akan mengenakan Dress ini sejak lama.” Ucap Elena, memegang Dressnya.

“Tentu saja aku tahu, sebab itu aku melakukannya..” Batin Luna.

Elena mengangkat pandangannya, menatap Luna. “Tetapi kamu menggantikanku untuk menanggung itu. Terima kasih Luna.” Ujarnya.

Luna tersenyum. “Aku lega karena kau mengerti maksudku..”

“Selamat ulang tahun Elena.”

Elena menghela pelan dan tersenyum. “Kamu sudah mengatakan untuk yang kedua kali Luna. Terima kasih.”

“Dan kau sudah berterima kasih untuk yang kedua kalinya.” Ucap Luna tertawa kecil. Mereka tertawa bersama.

Luna meraih hadiah kecil yang telah ia siapkan, memberikan kepada Elena.

“Untukku?”

Luna mengangguk. “Hadiahmu.”

Elena membuka kotak yang berisi hadiah itu dengan penasaran.

“Cincin Permata murni!” Ucapnya terkejut.

Cincin berbentuk Permata kecil yang indah, yang selama ini diinginkan Elena.

“Ya, pakailah. Cincin itu tampak cocok denganmu, Elena.”

Elena memasangnya di jari telunjuknya, ia mengangkat tangannya di udara untuk melihat dengan lebih dekat.

“Bagaimana kamu bisa tahu jika aku menginginkan cincin ini?” Tanyanya, memandang ke arah Luna.

“Itu Rahasia. Yang terpenting kau menyukainya.”

“Tentu saja, Permata kecil di cincin ini tampak sangat indah.” Ucap Elena, terlihat sangat mengaguminya.

“Oh! Ada satu hal lagi.” Ujar Luna, Elena memandangnya seolah penasaran.

“Cincin ini tersematkan Mantra Pelindung yang dapat membentuk Perisai kecil saat pemakainya sedang dalam bahaya yang mengancam. Dan dengan ini, kau akan menjadi lebih aman dimanapun kau berada.” Jelas Luna.

Elena memandang dalam pada Permata di cincin itu. “Benarkah?” Pikirnya.

“Jika cincin ini sehebat itu, lalu bagaimana bisa kamu mendapatkan ini? Bukankah akan sulit untuk mendapatkan barang Magis seperti ini?” Tanyanya.

“Karena kelangkaan serta kandungan Magisnya, barang ini pasti akan sangat sulit untuk dimiliki oleh Bangsawan tinggi sekalipun.” Lanjut Elena.

“Apakah itu akan sama dengan Anggota Kerajaan sekalipun?” Ujar Luna, tersenyum kepadanya.

“Oh! Aku mengerti.”

“Dan.. Itu juga Rahasia. Okey?”

“.. Okey!”

..._...

Setelah perbincangan mereka pada malam itu, akhirnya tak ada lagi rasa bersalah maupun keresahan yang masih tersimpan di hati mereka.

Elena dan Luna kembali masuk ke Pesta. Orang-orang yang sebelumnya membisikkan bawa Luna dan Elena bertengkar akibat kejadian sebelumnya pun menjadi bungkam ketika melihat kedekatan mereka yang tidak mirip seperti dengan yang mereka katakan dan dengar dari orang-orang.

Alunan lagu mengiringi Pesta, Luna merasa tidak buruk menikmati Pesta itu ketika makanan-makanan manis menghampirinya, suasana hatinya telah menjadi lebih baik.

Malam-malam Bangsawan dilewati dengan sebotol penuh Champagne yang mewah.

Dan sebelum Pesta itu benar-benar berakhir. Kaisar Darius bersama dengan Alsean dan Luna telah meninggalkan Pesta itu terlebih dahulu. Kembali lagi ke Istana, Laesian Empire.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!