Ada seorang wanita sedang menangis di dalam sujudnya. Dia adalah Nasya Fahriza Putri, wanita yang sudah menginjak usia 25 tahun itu menangis saat mendengar bahwa seseorang yang ada di dalam hatinya sebentar lagi akan menikah. Sudah sejak usia 20 tahun Nasya berdoa di dalam sujudnya agar yang Maha Kuasa mengabulkan permintaannya untuk di jodohkan dengan Atasannya. Pria itu bernama Aditya Zayn Alfarizi yang berstatus sebagai CEO di salah satu perusahaan ternama di Jakarta.
Lalu bagaimana nasib Nasya? Apakah doanya selama ini akan terkabul, atau justru harus melihat pria yang ia cintai dalam diam menikah dengan kekasihnya?
Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Cinta Di Atas Sajadah
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAS 13
Setibanya di butik langganan Ibu Zubaidah, mereka langsung disambut hangat oleh para pelayan yang sudah mengenal baik status wanita itu.
“Selamat siang, Ibu,” sapa salah satu pelayan dengan ramah.
“Selamat siang. Apa pesanan saya sudah disiapkan?” tanya Ibu Zubaidah tersenyum.
“Sudah, Bu. Semua pesanan ada di VVIP Room. Mari saya antar.”
Ibu Zubaidah mengangguk lalu menoleh ke belakang, memberi kode pada Zayn dan Nasya untuk mengikutinya. Mereka berjalan mengikuti pelayan menuju ruangan khusus yang sudah dipersiapkan.
Begitu pintu dibuka, mereka disambut hangat oleh pemilik butik, Ratih.
“Eeeh... yang ditunggu akhirnya datang juga. Apa kabar, Ibu?” sapa Ratih antusias.
“Alhamdulillah baik. Bagaimana dengan Jeng Ratih? Pasti baik juga, kan?” jawab Ibu Zubaidah ramah.
“Baik, dong. Alhamdulillah. Nah, mana calon pengantinnya?” tanya Ratih sambil menatap Zayn dan Nasya bergantian.
Ibu Zubaidah tersenyum lebar, mengiyakan tebakan Ratih.
“MasyaAllah, tampan dan cantik sekali. Kalau begitu, kita langsung coba beberapa baju pengantin yang sudah disiapkan, ya. Ada delapan rekomendasi gaun pengantin muslimah yang cantik dan anggun.”
Ratih dan para pelayan butik itu memberikan pelayanan terbaik. Semua dijalankan dengan profesional, memastikan segala sesuatunya sempurna untuk Ibu Zubaidah dan kedua calon pengantin.
---
Sementara itu, di perusahaan, suasana tiba-tiba memanas. Keributan terjadi sekitar tiga puluh menit setelah kepergian Zayn dari kantor.
“Maaf, Bu. Tuan Zayn sedang tidak ada di ruangan. Anda tidak bisa sembarangan masuk,” ujar Rani mencoba menghalangi seorang wanita yang terlihat marah.
“Siapa kamu beraninya melarangku? Kalau Zayn tahu, saya akan minta dia memecatmu!” pekik wanita itu, Angel, dengan nada tinggi.
“Ada apa ini?”
Suara bariton membuat keduanya menoleh. Yuda datang, wajahnya tenang tapi penuh wibawa.
“Dia memaksa ingin masuk ke ruangan Pak Zayn,” jelas Rani cepat-cepat.
“Maaf, Nona Angel. Ada keperluan apa datang kemari?” tanya Yuda, nadanya tenang tapi tegas.
“Saya mau bertemu Zayn. Masalah buat kamu?” sahut Angel sengit.
“Maaf, Tuan Zayn sedang tidak di kantor. Anda bisa kembali lain waktu,” jawab Yuda tetap tenang.
“Siapa kamu, berani-beraninya mengusirku?!” Angel semakin keras suara protesnya.
“Kalau tidak mau pergi, Anda bisa menunggu di ruang tunggu,” Yuda masih berusaha sabar.
“Tidak! Aku mau menunggu Zayn di dalam!” Angel melangkah memaksa masuk, tapi Yuda sigap menahan lengannya. Angel memberontak kasar.
“Lepaskan!”
Karena Angel tak bisa diajak bicara, Yuda memberi kode pada Rani untuk memanggil security. Tak lama kemudian, dua orang security datang dan langsung menahan Angel.
“Bawa dia pergi! Dan jangan pernah izinkan dia masuk lagi tanpa izin Tuan Zayn!” tegas Yuda.
“Heh! Jangan sembarangan bicara kamu, ya! Akan kulaporkan ini pada Zayn!” teriak Angel keras-keras sambil diseret pergi.
Rani masih melongo, tak menyangka seorang wanita bisa begitu nekat. Ia pun bertanya lirih, “Yud... kamu berani sekali mengusir calon istri Pak Zayn. Kalau dia beneran laporin kamu gimana?”
“Mereka sudah berakhir,” jawab Yuda singkat.
“Loh, bukannya dua minggu lagi mereka menikah?” Rani semakin bingung.
“Pernikahan dengan Angel batal. Zayn bilang pernikahannya tetap digelar, tapi bukan dengan dia,” jelas Yuda sambil mengedikkan bahu.
Siapa calon pengantin baru, Yuda sendiri tak tahu. Zayn memang sengaja merahasiakannya. Ia tak mau Angel berbuat nekat jika tahu siapa gadis yang akan menggantikan posisinya.
---
Kembali ke butik, Zayn dan Nasya akhirnya memilih gaun pengantin dan setelan jas terbaik dari rekomendasi Ratih. Gaun muslimah itu cantik, anggun, dan tentu saja—mahalnya tak main-main.
“Bagaimana? Yakin yang ini?” tanya Ibu Zubaidah sekali lagi.
“Iya, Mah,” jawab Zayn tenang.
“Iya, Tante,” sambung Nasya.
Ibu Zubaidah tersenyum puas. Mereka berdua memang menyerahkan sepenuhnya pada beliau. Saat hendak membayar di kasir, langkah Ibu Zubaidah terhenti. Zayn maju lebih dulu.
“Biar Zayn yang bayar, Mah.”
Ibu Zubaidah menoleh, tersenyum manis sambil melirik Nasya. Tatapan itu jelas-jelas penuh kebanggaan. Dalam hati, ia merasa putranya benar-benar lelaki terbaik di dunia.
...****************...