Tek ketek tek ketek tek ketek ketek ketek
'Lagi-lagi suara itu! Ingin ku buang mainan berbentuk dua onde-onde yang saling digantung pake tali dengan bunyi yang merusak panca indera ku itu. Bisa-bisanya orang seumurannya menyukai hal absurd begitu!!
"Shanuuuuuum maiiin yuuuuuk" Teriak pemuda itu terdengar tanpa dosa sudah mengganggu hari minggu indahku!
"Minggat sana! Shanum lagi ke Dubai jualan karpet terbang bareng Aladin!!!"
Bukannya pergi laki-laki itu malah duduk menunggu di depan kostku! Sumpah ya, entah kesalahan dan dosa apa yang aku lakukan di kehidupan yang lalu sampai dipertemukan dengan orang gaje super nyebelin kayak Abyan itu!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Di rumah
Ku ketuk pintu rumahku. Rasanya badan udah capek banget seharian tadi diajak mengukur jalanan. Tak lama, pintu terbuka. Ibuku yang berdiri di sana dengan senyum sumringah.
Pandangannya teralih pada sosok tingginya melebihi ku tengah berdiri tepat di belakangku, bukan.. bukan Genderuwo kok, tenang aja. Itu Abyan!
Ya, akhirnya aku menerima tawaran Abyan untuk pulang diantar dirinya. Meski melalui panjangnya drama, akhirnya aku sampai rumah juga. Tak perlu lah aku ceritakan kayak gimana perjalanan rempong ku tadi, yang jelas aku sungguh mengutuk kedua teman yang mungkin sekarang sedang ngadain party tanpaku. Tertawa lah kelian berdua! Semoga tak ada lalat masuk ke mulut kelian saat mangap-mangap kayak ikan yang keluar dari habitatnya.
"Lho Sha, ini siapa? Kamu ngojek? Motormu mana?" Ingin ku tertawa brutal karena ibu menganggap Abyan sebagai kang ojek.
"Masuk dulu lah bu, ya Allah Gusti.. Badanku kayak sapi abis bajak sawah! Pegel semua." Aku melewati ibuku begitu saja.
Tapi pemandangan lain terjadi, Abyan malah mencium tangan ibuku terlebih dahulu sebelum mengatakan kalau dia... Pacarku! Cobaan apa lagi yang harus aku hadapi Ya Allah Gusti.
"Masuk mas, jangan di luar aja. Sini ngopi-ngopi ganteng sama bapaknya Sha di dalem, pasti capek kan nganterin Sha pulang." Lihat, ibuku ramah nian sama kang lato.
Wahai ibuku yang tercinta, aku juga capek lho ya.. Kok nggak ditawari ngopi-ngopi juga kek Abyan sih. Ini sebenarnya yang anakmu itu siapa..? Hanya bisa berkata dalam hati.
"Ini sebenarnya tujuan saya hanya ingin mengantarkan Shanum pulang bu. Kebetulan saya punya teman di daerah sini, saya mau langsung ke tempatnya saja. Kalau kemaleman takut nggak dibukain pintu." Aku tahu Abyan bohong.
Dia aja nggak tahu daerah sini kok, mana mungkin punya temen di sekitaran sini. Mungkin kecapean membuat kadar halusinasinya meningkat seratus persen!
"Gitu ya, tapi masa udah sampai di rumah dek pacar nggak mau mampir barang sebentar gitu mas?" Sekarang giliran ayahku yang berseloroh.
Aku melongo. Itu tadi beneran ayahku kah yang berdialog? Bentar..
Aku keluar lagi ke teras, ternyata benar ayah sedang berbincang dengan Abyan. Kang lato sepertinya nyambung ngobrol bareng ayahku. Mereka baru bertemu tapi lihat! Mereka tampak seperti kawan lama yang lama tak bersua. Kan maeeen, aku yang disuruh pulang malah dianggurin kayak begindang? Dan kang lato yang sebenarnya bukan siapa-siapa tapi ngaku pacarku beberapa menit yang lalu malah jadi aktor utama di sini! Elah... Aku berasa kayak akulah yang tamu di sini lho, serius deh!
Diabaikan selama lima belas menit, ayah ibuku lebih suka ngobrol bareng kang lato. Oke, aku mencoba nggak apa-apa.. Ikhlas aku mak pokoknya judulnya ikhlas aja dulu, mau dicuekin juga aku woles wes!
Aku putuskan untuk bebersih diri, mandi, ganti baju, berharap rasa kesal dan pegal luruh bersama guyuran air dan pergi dengan damai ke saluran pembuangan.
"Sha, kamu kok nggak bilang punya pacar di sana. Hampir aja ibu jodohin kamu sama Tugiman NyonggoBumi bos gabah itu." Cengiran ayahku sungguh tak membuatku ikut tersenyum.
"Yah.. Kakek Tugi itu udah sepuh lho yah, ayah mau apa baru jadiin dia mantu malah besoknya mesenin dia peti jenazah? Lagian aku nggak suka lah jodoh-jodohan. Apaan sih, aku baru wapuluh taon yah." Ucapku sambil meneguk es teh di hadapanku.
"Tapi kan Tugiman NyonggoBumi itu kaya, kamu nggak usah kerja lagi di luar kota lagi kalau kamu nikah sama dia." Ayahku masih nyengir. Hiiih yah yah.. Lama-lama kok ayahku ini mirip duo dayang pantai selatan yang berkamuflase jadi temenku di kota XYZ sana ya.
"Dia kaya raya banyak harta tapi yah, tapiiii giginya kuning semua gitu lho, ya Allah.. Ayah suka amat sama kakek Tugi, gumush deh aku pengen ambil toa di masjid sambil teriak, oeee kakeeek Tugi ini ayahku tertugi-tugi padamuu..!!" Aku sambil membayangkan senyum elegan khas kakek renta tua vangka bernama kek Tugiman NyonggoBumi, kakek-kakek yang hobi ngoleksi bini di desaku ini tetap eksis nyari selir demi memenuhi hasrat si perkutut keriput dalam sarungnya!
Aku cuma banyangin senyum amboinya si kakek lho ya, bukan apapun itu di balik sarung garis-garis kotak udah ngeper karena jarang disetrika!!
Oiya di mana Abyan? Dia ada di kamar kakakku. Aku bukan anak tunggal. Aku anak terakhir dari tiga bersaudara, anak pertama cowok, mas ku. Belum nikah meski usianya udah lebih dari seperempat abad.
Kedua ada mbakku, dia udah nikah. Baru aja, sama cowok yang mungkin terpaksa menikahinya hahaha.. Enggak deng. Aku bercanda! Mbakku nikah sama cowok yang bucinnya sama mbak melebihi seluruh umat, mbakku sangat bahagia dengan pernikahannya. Semoga dia cepet tekdung biar punya kegiatan lain selain ngrecokin hidupku. Sehari lima belas kali WA pamer abis ini abis itu sama suaminya, itu adalah derita yang musti aku terima dengan lapang dada setelah pernikahannya.
Cukup ya perkenalkan keluarganya. Jadi Abyan dilarang pergi sama ayah ibuku, udah malem katanya. Dan kamar mbak juga pas lagi kosong, soalnya abis nikah mbak langsung tinggal bareng suaminya.
Abyan keluar dari kamar mbak, udah ganti baju punya masku. Waaah.. Emang kalo orang ganteng cuma pake karung goni juga pasti terlihat icik kiwir ya gengs! Tuh buktinya si kang lato, cuma pake kaos oblong item yang biasa dipake mas terlihat biasa aja, giliran dipake dia terlihat.. Sama sih, biasa aja juga. Namanya juga kaos oblong. Nggak bakal berubah jadi jubah emas meski yang makai adalah Kamen Rider!
Kami duduk berempat udah kayak keluarga cemara yang terlihat bahagia.
"Jadi ibu nyuruh aku pulang tuh mau ngasih tau, kalau aku kudu ngikutin jejak mbak gitu? Mbak aja baru aja nikah kok bu bu.. Niat amat ngusir aku dari rumah." Aku langsung bicara apa yang ingin aku utarakan.
Kang lato terlihat santai dengan ucapan yang terlontar dari cewek yang dia akui sebagai pacarnya.
"Bukan.. Ngarang aja kamu ini, jadi..."