NovelToon NovelToon
Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Novi Zoviza

Cerita ini lanjutan dari Terjebak cinta CEO Dingin.


Bagaimana jadinya seorang Kafka Arsalan Iskandar yang merupakan pimpinan Black Serpent yang terkenal kejam dan tidak pernah jatuh cinta dalam hidupnya begitu terobsesi pada seorang gadis yatim piatu yang bernama Mahira Salim yang di buang oleh keluarganya setelah kematian Ayahnya.

Bagaimana kelanjutan ceritanya.Yuk simak!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gagal

"Arsa...."

 Baru saja Devano pergi dari ruangannya kini Mommy nya yang memasuki ruangannya. Ia yang sibuk menandatangani berkas menoleh pada sang Mommy.

"Mom?," gumam Arsa. Ada gerangan apa sehingga Mommy datang ke perusahaan mencarinya. Biasanya Mommy nya akan menghubunginya dan memintanya untuk pulang.

"Arsa Mommy ingin bicara sesuatu sama kamu dan ini sangat pribadi," ucap Kinar duduk di sofa yang ada di ruangan anaknya menghadap pada Arsa.

"Bicara saja Mom!," jawab Arsa berdiri dari duduknya lalu duduk disebelah sang Mommy.

Kinar terlihat menghela nafas beratnya."Arsa...usia kamu sudah cukup untuk menikah. Apakah kamu tidak berkeinginan untuk menikah?," tanya Kinar. Bukan ia ikut campur urusan pribadi anaknya tapi sebagai seorang ibu ia hanya mengingatkan saja takutnya karena kesibukan Arsa bekerja sampai lupa untuk berumah tangga.

"Akan aku pikirkan Mom," jawab Arsa langsung memasang wajah datarnya. Andai Mommy nya tahu kalau tadi lagi ia baru saja melangsungkan pernikahannya secara diam-diam. Bukan ia tidak mau memberitahu sang ibu tapi pernikahan ini hanya sebatas kesepakatan saja yang belum tentu kapan ia akhiri.

"Mommy hanya mengingatkan saja Nak, bukan maksud Mommy ikut campur dalam urusan percintaan kamu," ucap Kinar mengusap lengan Arsa dengan lembut. Tidak terasa Arsa sudah tumbuh menjadi pria yang matang, baru kemarin rasanya ia menimang Arsa.

"Ya Mom," ucap Arsa mengulas senyuman tipisnya.

"Oh ya Mommy pergi dulu ya. Mommy sudah janjian sama Aunty Juwita dan juga Daveena untuk belanja bareng," ujar Kinar langsung berdiri dari duduknya.

 Arsa ikut berdiri lalu mengecup kening sang Mommy sekilas." Hati-hati Mom," jawab Arsa.

"Iya. Kamu lanjut kerja ya," ucap Kinar lalu segara pergi dari ruangan Arsa. Ia dan kedua adik iparnya sudah janjian untuk berbelanja.

"Ya Mom," jawab Arsa.

Arsa menghembuskan nafas beratnya, ia terpaksa membohongi kedua orangtuanya dengan menyembunyikan pernikahannya. Suatu saat ia pasti akan menikahi wanita yang benar benar ia cintai.

***

 Arsa mengendurkan ikatan dasinya sesampai ia di markas. Memang untuk menuju lantai tiga tempat ia tinggal tidak melewati pintu utama markas. Ia melangkah menaiki anak tangga satu demi satu. Tubuhnya benar benar lelah seharian bekerja di perusahaan dan sore ini ia harus menghadiri meeting di perusahaan milik mendiang Opa nya.

Sesampainya di kamarnya ia mengerutkan keningnya karena tidak menemukan keberadaan Mahira. Seharusnya Mahira sudah berada di kamar ini menunggunya pulang. Lalu dimana istrinya itu saat ini?.

Arsa membuka jas yang ia kenakan lalu membuka dasi yang masih melingkar di lehernya. Ia menggulung lengan kemejanya hingga leher dan membuka dua kancing bajunya bagian atas. Ia keluar dari kamarnya melangkah menuju kamar Mahira. Ia yakin istrinya itu berada di kamarnya.

C'klik

Perlahan Arsa membuka pintu kamar Mahira tanpa mengetuk terlebih dahulu. Tampak Mahira baru saja keluar dari kamar mandinya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya. Kebetulan sekali ia kesini, ia mengunci pintu kamar Mahira.

"Tuan...anda mau apa?," tanya Mahira yang terlihat gugup sekaligus takut. Ia pikir Arsa tidak akan kesini makanya ia tidak membawa pakaian ganti ke kamar mandi.

"Melihat istriku," jawab Arsa berjalan menghampiri Mahira yang mengerat handuk di bagian dada.

"Tuan... silahkan keluar dulu, Saya--Mahira tidak melanjutkan ucapannya karena Arsa buru-buru merengkuh pinggangnya. Kini ia berada di dalam dekapan Arsa.

"Bukankah malam ini adalah malam pertama kita?. Lalu untuk apa aku keluar?," tanya Arsa menatap lekat Mahira.

"Bisakah--

"Tidak," jawab Arsa. Ia tidak menerima penolakan apalagi ini adalah sesuatu yang ia tunggu-tunggu. Menjadikan Mahira miliknya seutuhnya, ia tidak akan melepaskan Mahira sampai kapanpun.

Arsa mengangkat tubuh Mahira lalu menggendongnya ala bridal style. Ia tidak mempedulikan Mahira yang memberontak dalam gendongannya. Ia melempar tubuh Mahira ke atas ranjang hingga handuk yang dikenakan Mahira sedikit terbuka. Ia membuka dengan cepat kancing bajunya dan melempar kemejanya dengan asal.

Arsa segara mengungkung tubuh Mahira saat perempuan itu hendak turun dari tempat tidur. Ia tidak akan membiarkan Mahira kabur darinya.

"Tuan...beri saya waktu untuk bersiap-siap terlebih dahulu," ucap Mahira memberikan penawaran pada Arsa.

Arsa yang notabenenya tidak mau ditolak menghiraukan ucapan Mahira. Ia mengusap pipi Mahira dengan lembut lalu usapan itu turun ke leher jenjang Mahira.

Mahira memejamkan kedua matanya, ingin rasanya ia mendorong Arsa tapi sentuhan Arsa pada tubuhnya membuatnya tidak berkutik. Ia membuka kedua matanya saat Arsa melabuhkan kecupan di bahunya lalu berpindah ke lehernya.

"Tuan..."

"Nikmati saja," bisik Arsa mendorong tubuh Mahira hingga terlentang diatas tempat tidur. Ini yang ia inginkan, menyentuh Mahira sesukanya tanpa adanya penolakan dari gadisnya ini yang sebentar lagi akan menjadi wanita seutuhnya.

Mahira menyilangkan kedua tangannya di bagian dadanya. Ia menggeleng pelan, ia belum siap tapi Arsa tidak mau mendengarkan ucapannya.

Arsa yang hendak kembali menyentuh Mahira menghentikan pergerakan saat terdengar ketukan di pintu kamarnya. Itu adalah anak buahnya yang terus mengetuk pintu kamarnya. Ia kembali berdiri dan mengambil kemejanya yang tadi ia lempar. Anak buahnya mengganggunya saja.

"Aku pergi dulu, tunggu aku di kamar sebelah dan persiapkan dirimu sebaik mungkin," ucap Arsa lalu segara keluar dari kamar Mahira.

Mahira menghembuskan nafas lega. Ia kembali menutupi tubuhnya menggunakan handuk lalu turun dari tempat tidur untuk berpakaian. Hampir saja ia dan Arsa melakukannya tapi tadi menutup kemungkinan nanti malam Arsa kembali meminta haknya sesuai kesepakatan yang sudah ada.

Sementara itu Arsa menatap tajam kedua anak buahnya yang berdiri di depan pintu kamarnya. Hampir saja ia mendapatkan Mahira seutuhnya tapi anak buahnya ini menggangunya saja.

"Ada apa?," tanya Arsa.

"Tuan...markas penyimpanan senjata kita yang ada di daerah timur diserang musuh," jawab salah satu dari mereka.

"Tapi Tuan Ibra sudah berada di lokasi bersama Tuan Devano. Tuan Lucky masih disini berjaga-jaga jika nantinya ada serangan dari musuh," sambung anak buah Arsa.

Arsa segara turun diikuti kedua anak buahnya. Ia meminta untuk menjaga pintu belakang dimana ia dan Mahira seringkali keluar masuk. Takutnya terjadi sesuatu pada Mahira. Ia langsung menuju markas yang ada dilantai satu. Ia menghampiri Lucky yang tengah memberikan instruksi pada anak buah mereka.

"Lucky... bagaimana keadaan gudang kita yang ada di timur?," tanya Arsa.

"Devano bilang semuanya habis tidak bersisa Kak. Kita mengalami kerugian yang sangat besar apalagi di sana ada beberapa barang yang siap kirim," jawab Lucky.

"Aku akan ke sana," ucap Arsa.

"Tidak usah Kak. Di sana juga sudah ada Ibra," jawab Lucky.

Arsa menghubungi Uncle Dave dan juga Theo yang berada di utara. Ia membutuhkan bantuan para seniornya. Ia yakin ini ada kaitannya dengan Dark light yang membalaskan kematian Franco. Ia memerintahkan anak buahnya untuk bersiap jika nantinya ada serangan dari musuh.

"Lucky...ambil senjata kita yang ada dilantai dua!. Kita membutuhkan banyak senjata nantinya jika ada serangan dari musuh," ucap Arsa.

"Baiklah Kak," jawab Lucky.

Ting

📩: Arsa bersiaplah, beberapa musuh kita dalam perjalanan ke sana. Uncle bersama Uncle Alvaro dalam perjalanan menuju tempatmu dan saat ini mobil musuh tepat berada didepan kami.

✉️: Habisi saja mereka Uncle.

"Semuanya, buat formasi sesuai instruksi Lucky tadi. Musuh akan segara datang," teriak Arsa. Ia segara berlari menuju pintu penghubung ke lantai tiga lalu menguncinya. Ia tidak ingin ada musuh yang menyelinap naik ke lantai tiga nantinya.

...****************...

1
partini
kalau hamil dia ga mau ya urus sendiri aja, ku rasa dia dah ga bisa jauh darimu cuma gengsi orang nya
partini
terus ngapain aja selama itu
partini
masa di ikutin curut Arsa ga tau ga lucu secara dia tuh wow Banggt ,, ini Kunti minta di rajam
partini
👍👍👍👍👍
partini
biarpun mereka berdua saling sepakat,,tapi Terasa bukan suami istri macam cari pelampiasan sex
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
jangan lama" Thor kaya gini,biar rasanya cepat bucin pingin lihat mafia dingin bucin
Novi Zoviza: insyaallah dua bab kak hari ini. ditunggu saja
total 1 replies
partini
satu Minggu ,eheleh mana tahan dia
Umiie'ne Naza
blm mengerti, bukane arsa mencintai Mahira knp tiba " blm mencintai
Umiie'ne Naza
tor, novel orang tua nya arsa apa ya, kaya nya pernah baca tp lupa
partini
good 👍👍👍
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah mampir
total 1 replies
wo te
tdi pagi hrus nya kak🤭🤭
partini
maraton baca
Retno Harningsih
up
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
apa davino suka sama Queen ya,,tapi engga apa" si
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
lucky anaknya mars sama ana kan Thor,,?

klau Ibra aku tau anknya Teo , klau si kembar anaknya daveena sama Adi
Novi Zoviza: iya kak
total 1 replies
wo te
tatapan apa tangan kak ??
wo te
posisi ko jadi polisi kak 😁😁🙏🙏
🍒🍒 Aisyah 🍒🍒
asyik pling suka tentang mafia
Novi Zoviza: terimakasih kk sudah setia menantikan
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!