Menikahi Mafia Kejam

Menikahi Mafia Kejam

Pertemuan

Dor

Dor

Dor

Seorang pria berpakaian hitam dengan topeng yang menyembunyikan wajah aslinya berdiri ditengah-tengah mayat-mayat musuh yang baru saja ia habisi dengan brutal. Ia menatap tajam pimpinan musuhnya yang berdiri seratus meter darinya mengacungkan senjata api padanya. Ia sama sekali tidak merasa takut akan senjata api yang diacungkan musuhnya itu.

"Mati kau Arsa," teriak pria yang kini mengacungkan senjata api pada pria yang bernama Arsa itu. Ia yakin kemenangan ada ditangannya malam ini karena musuhnya kehabisan anak peluru.

Dor

Dor

Dor

Bruk

"Kau tidak akan bisa menyentuh saudaraku, Franco," ucap seseorang yang keluar dari kegelapan malam menyandang senjata api laras panjangnya menyunggingkan senyumannya dengan tatapan tajamnya.

"Deva...no," lirih pria bernama Franco itu yang kini jatuh tersungkur diatas tanah. Ia kira kemenangan adalah miliknya malam ini ternyata dugaannya salah. Ia melupakan para saudara Arsa yang pastinya akan ikut dalam peperangan malam ini.

"Kita pergi dari sini!," ucap pria yang memakai topeng itu pada Devano. Ia langsung balik badan diikuti Devano dari belakang.

Dor

Devano kembali menoleh ke belakang dan tersenyum kecil lalu mengacungkan jempolnya pada seorang pria yang baru saja kembali menembak Franco yang hendak kembali berusaha untuk membidik Devano dan pria bertopeng itu.

"Kau pergilah kearah timur, Devano," ucap pria bertopeng itu meminta Devano untuk pergi ke arah timur dimana di sana masih terjadi pertumpahan darah antara anak buahnya dan musuhnya.

"Tapi Kak, bagaimana kalau--

Pria bertopeng itu melayangkan tatapan tajam pada Devano. Ia paling tidak suka jika dibantah, setiap ucapannya adalah perintah yang harus dipatuhi.

"Baiklah Kak," angguk Devano segara berjalan ke arah timur. Tatapan Arsa begitu mengerikan baginya meski mereka sudah tumbuh bersama namun sifat dingin dan kejam Arsa adalah perpaduan dari Zaki dan Eyangnya yang dulunya juga pimpinan mafia.

Pria bertopeng itu melanjutkan langkahnya dimana tidak jauh dari hadapannya anak buahnya terlibat peperangan dengan musuhnya. Ia mengeluarkan senjata api yang tersimpan dibalik jubah panjang yang ia kenakan lalu melumpuhkan satu persatu musuhnya.

Kafka Arsalan Iskandar, pria berusia 30 tahun adalah pimpinan dari Black Serpent yang merupakan kelompok mafia yang paling ditakuti. Dan malam ini ia menurunkan beberapa anak buahnya untuk menghabisi musuhnya yang mencoba mencari lawan dengannya. Franco dua hari yang lalu mengganggu saudari kembarnya membuatnya meradang dan tidak terima kalau adik kesayangannya berusaha untuk dilenyapkan. Dengan membabi buta ia menghabisi siapa saja yang ada dihadapannya hingga kehadiran seseorang membuatnya menghentikan serangannya.

Tiba-tiba saja sebuah peluru mengenai lengan Arsa, pria itu memejamkan matanya bukan karena sakit akan peluru yang menembus kulitnya. Tapi kesialannya kali ini, ia menoleh kesamping menatap pria yang sudah menghadiahkannya timah panas itu. Ia mengetatkan rahangnya saat pria itu tersenyum puas karena berhasil melukainya.

Dor

Arsa yang baru akan mengangkat senjatanya tiba-tiba sebuah peluru kembali melesat kearahnya namun mengenai anak buahnya yang rela memasang badan untuk melindunginya.

Arsa tanpa belas kasihan menembaki pria itu hingga meregang nyawa ditangannya. Ia meringis pelan saat rasa sakit menjalar di lengan kiri nya. Sepertinya anak peluru yang bersarang di lengannya memiliki racun.

Arsa berjalan sembarangan arah karena anak buahnya juga sudah terlihat kelelahan. Ia mengabaikan teriakan anak buahnya yang menyerukan namanya. Musuh-musuh yang ada di sana sudah dilumpuhkan. Ia berjalan menuju mobilnya untuk mengobati lukanya dan setelahnya ia akan menyusul Ibra yang ada di arah selatan.

Saat akan hampir sampai didekat mobilnya, Ia hampir saja terjatuh karena luka di lengannya membuatnya lemah. Ia menabrak seseorang yang berjongkok dipinggir jalan.

"Argh...," erang Arsa saat tubuhnya terjatuh keatas aspal dan hampir menghimpit tubuh kecil orang yang tengah berjongkok itu.

"Tuan..."

"Jangan menyentuhku!," sentak Arsa menepis dengan kasar tangan orang itu. Ia berusaha untuk bangkit namun ia kembali terjatuh dan mengerang keras.

Orang itu mengusap sisa air mata di pipinya lalu berdiri dan berusaha membantu Arsa. Ia menatap sekeliling, tidak ada satupun orang disini kecuali mereka berdua. Tempat ini memang sangat sepi dan sekelilingnya hutan belantara. Ia tadinya di turunkan oleh keluarganya disini yang membuangnya.

"Tuan, anda terluka. Mari saya bantu!," ucap orang itu mengulurkan tangannya pada Arsa. Ia tidak tega melihat pria yang tidak ia kenali ini tampak kesakitan.

"Jangan menyentuhku!," ucap Arsa tanpa menoleh pada orang itu. Ia tidak akan memandangi perempuan kecuali Mommy dan adik kembarnya.

Orang itu tanpa memperdulikan penolakan Arsa membantu Arsa untuk berdiri. Tubuhnya yang jauh lebih kecil dari Arsa membuatnya cukup kesulitan untuk memapah Arsa. Ia mendudukkan Arsa dipinggir jalan lalu mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya. Ia mengeluarkan beberapa peralatan medisnya lalu meminta Arsa untuk membuka pakaiannya agar ia bisa mengobati lukanya.

"Tidak perlu," jawab Arsa.

Orang itu benar benar geram dengan sikap arogan Arsa. Ia kembali meminta Arsa untuk membuka pakaiannya, demi keselamatan pria itu sendiri agar darah yang mengalir di lengannya bisa dihentikan.

Arsa akhirnya menurut membuka jubah hitamnya dan juga kemeja hitam yang ia kenakan. Tangannya terasa begitu sakit sehingga pergerakan tangannya sedikit lambat.

Melihat Arsa yang begitu lambat membuka kancing bajunya, membuat orang itu akhirnya berinisiatif membantu Arsa membuka kancing bajunya. Ia melihat luka tembak Arsa yang sudah membiru.

"Racun," gumam orang itu. Ia langsung mengambil obat bius untuk ia suntikan pada Arsa agar ia bisa mengeluarkan peluru yang ia yakini mengandung racun itu.

"Keluarkan saja langsung. Aku tidak butuh obat bius itu!," ucap Arsa tanpa menoleh pada orang itu.

"Tapi ini akan sangat sa--

"Lakukan saja!," ucap Arsa. Tubuhnya rasanya semakin lemah. Ia bisa saja melakukannya sendiri tapi tubuhnya benar-benar lemah saat ini.

Dengan berat hati orang itu langsung mengiris luka tembak Arsa untuk mengeluarkan peluru itu. Ia melirik pada Arsa yang tampak diam saja tanpa ekspresi. Ia fokus pada luka Arsa dan akhirnya ia berhasil mengeluarkan peluru itu. Ia mengoleskan antibiotik pada luka Arsa. Ia yang tidak memiliki obat penawar racun, lalu merobek syalnya dan melilitkannya pada lengan Arsa agar racun itu tidak menyebar.

Arsa menoleh pada orang itu, saat mendengar robekan dari syal orang itu. Untuk pertama kalinya ia memandangi seorang perempuan. Ia menatap orang itu tanpa berkedip.

"Tuan..."

Arsa menoleh kepada asal suara, terlihat beberapa anak buahnya mengelilinginya. Arsa memberikan kode pada anak buahnya untuk pergi namun suara orang itu mengalihkan perhatiannya.

"Bawalah Tuan kalian ke rumah sakit, jika tidak racun yang ada di lengannya bisa menyebar ke jantung," ucap orang itu sembari merapikan peralatan medisnya.

"Baik Nona, terimakasih sudah menolong Tuan kami," jawab salah satunya.

"Ini untukmu!," ucap Arsa memberikan sebuah gelang pada orang itu sebelum ia pergi.

"Tuan, saya tidak pantas--

"Terima saja Nona," ucap salah satu anak buah Arsa lalu pergi menyusul Arsa yang lebih dulu berjalan menuju mobil.

...****************...

Hai pembacaku semua. Sudah lama author tidak menulis tema Mafia. Nah ini Author hadirkan lagi karya baru Author dengan tema Mafia. Untuk yang sudah membaca Karya Author yang judulnya Terjebak cinta CEO Arogan dan Pengantin untuk mafia kejam. Ini kelanjutan cerita mereka ya.

Terpopuler

Comments

Penapianoh📝

Penapianoh📝

baru mampir bca thor. d awal sdh seru bngett crta nya🤭

2025-09-18

0

partini

partini

maraton baca

2025-08-08

0

🍒🍒 Aisyah 🍒🍒

🍒🍒 Aisyah 🍒🍒

asyik pling suka tentang mafia

2025-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Kembali bertemu
3 Menarik
4 Kakakmu mengerikan.
5 Maukah kamu jadi istriku
6 Dasar pemaksa
7 Mulai menyelidiki
8 Pengkhianatan.
9 Bucin boleh, bodoh jangan.
10 Kembali kabur
11 Menikah
12 Gagal
13 Hukuman
14 hukuman 2
15 Pengusiran
16 pengusiran 2
17 Merasa tidak asing
18 Tidak akan membiarkan pergi
19 Hukuman lagi
20 Dasar maniak
21 Tidak bisa menolak
22 Penolakan Arsa
23 Ancaman Arsa( revisi)
24 Makan siang
25 Anggap saja kita bulan madu
26 Kekesalan Zaki
27 Gagal menghasut
28 Dinner
29 Pengkhianat
30 Kegalauan Mahira
31 Pesta ulang tahun perusahaan
32 Terbongkar
33 Terciduk
34 Rencana licik Arsa
35 Amukan bumil
36 Modus Arsa
37 Sebuah kebenaran
38 Kamu bikin candu
39 Perayaan pernikahan.
40 Pelakunya
41 Koma
42 Skenario Devano
43 Tuduhan Resta
44 Perkara bubur ketan hitam
45 Pergi
46 Bertemu kembali
47 Hukuman untuk Mahira
48 Shoping
49 Perhatian Arsa
50 Mulai terungkap
51 Jelous
52 Perkara panggilan
53 Sisi Kejam Arsa
54 Pulang
55 Pembalasan
56 Bagaimana perasaanmu padaku?
57 Arsa menghilang
58 Mimpi buruk
59 Koma
60 Kamu tidak selemah ini , Mas.
61 Siuman
62 Kedatangan Wilona
63 Kucing Air
64 Kejutan
65 Mulai posesif
66 Sah
67 Biang masalah
68 Rencana Lucky
69 Penawaran
70 Tiba-tiba mual
71 Makan malam keluarga
72 Kembali pulang
73 Rencana yang gagal
74 Pelakunya
75 Balasan Arsa
76 Bikin repot saja
77 Monica
78 Kecurigaan Lucky pada Monica
79 Pengkhianat
80 Pengkhianat 2
81 Balas dendam.
82 Balasan untuk Monica
83 Hukuman Monica
84 Taruhan (part Ibra)
85 Pria aneh
86 Menyebalkan
87 Keterkejutan Dominic
88 Baby Arash dan Ariz
89 Rencana Dominic
90 Pertemuan Dominic dan Alvian
91 Bar bar
92 Pertempuran
93 Ketakutan Mahira
94 End
95 Extra part 1
96 extra part 2
97 Extra part 3
98 Extra part 4
99 Extra part 5
100 Extra part 6
101 Extra part 7
102 pengumuman
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pertemuan
2
Kembali bertemu
3
Menarik
4
Kakakmu mengerikan.
5
Maukah kamu jadi istriku
6
Dasar pemaksa
7
Mulai menyelidiki
8
Pengkhianatan.
9
Bucin boleh, bodoh jangan.
10
Kembali kabur
11
Menikah
12
Gagal
13
Hukuman
14
hukuman 2
15
Pengusiran
16
pengusiran 2
17
Merasa tidak asing
18
Tidak akan membiarkan pergi
19
Hukuman lagi
20
Dasar maniak
21
Tidak bisa menolak
22
Penolakan Arsa
23
Ancaman Arsa( revisi)
24
Makan siang
25
Anggap saja kita bulan madu
26
Kekesalan Zaki
27
Gagal menghasut
28
Dinner
29
Pengkhianat
30
Kegalauan Mahira
31
Pesta ulang tahun perusahaan
32
Terbongkar
33
Terciduk
34
Rencana licik Arsa
35
Amukan bumil
36
Modus Arsa
37
Sebuah kebenaran
38
Kamu bikin candu
39
Perayaan pernikahan.
40
Pelakunya
41
Koma
42
Skenario Devano
43
Tuduhan Resta
44
Perkara bubur ketan hitam
45
Pergi
46
Bertemu kembali
47
Hukuman untuk Mahira
48
Shoping
49
Perhatian Arsa
50
Mulai terungkap
51
Jelous
52
Perkara panggilan
53
Sisi Kejam Arsa
54
Pulang
55
Pembalasan
56
Bagaimana perasaanmu padaku?
57
Arsa menghilang
58
Mimpi buruk
59
Koma
60
Kamu tidak selemah ini , Mas.
61
Siuman
62
Kedatangan Wilona
63
Kucing Air
64
Kejutan
65
Mulai posesif
66
Sah
67
Biang masalah
68
Rencana Lucky
69
Penawaran
70
Tiba-tiba mual
71
Makan malam keluarga
72
Kembali pulang
73
Rencana yang gagal
74
Pelakunya
75
Balasan Arsa
76
Bikin repot saja
77
Monica
78
Kecurigaan Lucky pada Monica
79
Pengkhianat
80
Pengkhianat 2
81
Balas dendam.
82
Balasan untuk Monica
83
Hukuman Monica
84
Taruhan (part Ibra)
85
Pria aneh
86
Menyebalkan
87
Keterkejutan Dominic
88
Baby Arash dan Ariz
89
Rencana Dominic
90
Pertemuan Dominic dan Alvian
91
Bar bar
92
Pertempuran
93
Ketakutan Mahira
94
End
95
Extra part 1
96
extra part 2
97
Extra part 3
98
Extra part 4
99
Extra part 5
100
Extra part 6
101
Extra part 7
102
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!