Yoga Permana, 22 tahun, pekerja biasa yang hidupnya terasa hampa setelah patah hati dan gagal move on dari cinta pertama. Pelariannya? Menulis webnovel… meski lebih sering buka Facebook daripada nulis.
Suatu malam, saat mencoba menulis prolog novel barunya Pe and Kob, laptopnya rusak, lalu menariknya masuk ke dalam dunia novel yang bahkan belum ia selesaikan.
Kini terjebak di dunia isekai hasil pikirannya sendiri, Yoga harus menjalani hidup sebagai karakter dalam cerita yang belum punya alur, belum punya nama kerajaan, bahkan belum punya ending.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Menuju Bab 1 Bagian 2 (2)
Langkah kaki Ryan tenang ke arah kami, dengan mudahnya pria itu menghancurkan sebuah batu besar hanya bermodalkan pedang kayu.
Seperti game MMORPG yang aku mainkan, sebuah pedang legendaris yang diberi tampilan pedang kayu.
“Seperti sepuh yang merendah sampai inti bumi, yaa...” sarkasme dalam batinku.
“Ryan menyembunyikan kekuatannya diwajah anak berusia sembilan tahun, selama enam tahun belakangan ini.” lanjutku dalam batin, dengan menghela nafas panjang.
Pedang kayu yang sudah terbungkus sarungnya, diletakkan pada pinggangnya.
“Bagaimana?” tanya Ryan dengan nada lemah khasnya dan sedikit tersenyum manis.
Sorak-sorai para protagonis kecil. James dan Natasya.
“WAHHHH KUAT BANGET!”
Serempak suara mereka bergema di tanah lapang yang kami pijaki.
Tingkatan Ryan bukan lagi tingkatan seseorang yang harus memasuki akademi, Ryan sudah berada dalam baris kesatria elit ordo kerajaan.
Diusia ini, Ryan belum menggunakan Nodachi no Katana miliknya, namun potensi yang ia tunjukan melalui pedang kayu bukanlah hal remeh untuk diabaikan.
Mataku terpaku, menatap sosok anak bangsawan berambut biru pendek.
“Ternyata kamu punya topeng setebal itu yaa.”
Nadaku seperti lantunan tidur bayi, lembut namun tak berirama.
Ryan menoleh heran padaku, raut wajahnya melankolis.
“Apa maksudmu, Lala?”
“Ya siapa tahu, kamu memang pria penuh misteri...” semburku pada Ryan.
James hanya memasang senyuman bodohnya sepanjang hari, sedangkan Natasya, gadis itu menyalahkan arti dari pertanyaan ku.
Telapak tangannya menutupi bibir dengan senyuman nakal, matanya menyipit.
“Ehh jadi kamu mulai penasaran sama Ryan ya... Lala?” goda Natasya “Cieee, cihuyy!”
Raut wajah Ryan kembali matang dengan pipinya manisnya.
Aku hanya menatap cemberut pada Natasya.
“Mau ku pukul?!” ancaman tak sadar keluar dari bibirku, dengan kesalnya.
“E-ehh, bercanda!! Maafkan aku!!” panik Natasya bersembunyi dibalik punggung James.
“Ehh ngapain kamu sembunyi dibalik aku?! Nanti malah aku yang kena pukul Lala?!” James mencoba untuk menghindari Natasya yang bersembunyi dibalik tubuhnya.
Ryan tertawa lepas, sangat keras.
Aku menoleh pada Ryan, pertama kalinya aku melihat Ryan tertawa sejujur itu.
“Apa yang kamu takutkan Yoga Permana? Nyatanya dia memang orang baik.” batinku pada diri sendiri. Melihat Ryan tertawa dengan bahagianya.
Natasya juga tertawa lepas, tak bisa menahannya, bukan karena Ryan, melainkan ucapan yang keluar dari bibir James.
“Idih serem!!” reaksi James saat pertama kali melihat Ryan tertawa sangat geli “Apa dia sakit?”
Pada akhirnya semua tertawa...
Ada beberapa hal yang kusadari, aku terlalu lemah, terlalu larut dalam kehangatan di dalam rumah Dave dan Liria, tanpa kusadari dunia ini adalah dunia pedang dan sihir, segala sesuatu bisa saja terjadi.
Beberapa hal dalam premis terlintas dalam ingatanku, tentang jamu dari daun sirih.
Jika dalam beberapa novel fantasi timur Tiongkok. Bisa disebutlah 'ginseng' sebagai elixir, jembatan untuk memperkuat diri dalam dunia kultivasi.
Ini adalah rancangan awal yang kubuat dalam premis Pe and Kob, sebuah daun sirih yang berbeda dari daun sirih yang biasa kami temui di tanah lapang, saat menjadi bocah petualang.
Melainkan 'Daun Sirih Perawan'.
Konsep yang kubuat untuk adegan komedi nakal ala James dalam novel.
Dalam batin terdalamku, aku berharap.
“Jika Daun Sirih itu benar-benar ada, apa aku bisa lebih kuat?”
Suara yang tak dapat terdengar dunia, namun suara yang memiliki banyak rencana untuk masa depan.
Aku sadari, jika terus tertinggal hanya akan membawaku ke dalam bendera kematian secara cepat.
Hatiku tergetar, inilah realita yang harus kujalani, bukan lagi novel dengan premis dan outline bab.
Siang menjelang senja, senja menuju malam. Langit belum sepenuhnya terbenam, aku sudah berada di rumah.
Usiaku kini menuju kedewasaan beberapa tahun lagi.
Empat tahun lagi aku akan dirumitkan dengan masalah akademi.
Dalam premisku dan mungkin akan terjadi secara garis besar, James dan Natasya akan memasuki akademi setahun lebih cepat dari kami.
Saat usia mereka empat belas tahun, dan Ryan menyusul sebagai rival James setahun kemudian.
Usia saat ini sesuai dengan premis yang kutulis, kucocokan dengan akademi. Secara garis besar, James dan Natasya akan meninggalkan desa Carrington lebih dulu.
Ku buka buku catatan lama saat aku berusia empat tahun, disana kutulis world building Pe and Kob.
Akademi memiliki deskriminasi yang kuat dikalangan murid bangsawan dan rakyat biasa.
Kerajaan ini bernama, Nusa. Nama yang belum kusiapkan dulu saat menulis prolog, namun anehnya nama ini cocok dengan sistem kebangsawanan lokal yang kusiapkan.
Nusa yang berarti, nama ini diambil dari kata Nusantara.
Ini cocok dengan gelar kebangsawanan yang pernah ku rancang.
Kebanyakan penulis akan menulis tema fantasi barat sebagai kekuatan politik dunia dalam cerita.
Namun aku tidak, aku tipe penulis yang memakai referensi sejarah tanah air juga budaya lokal nusantara.
Disana, didalam buku catatan yang pernah aku tulis beberapa tahun lalu.
Pemimpin tertinggi adalah Emperor, dalam novel ini kunamai Maharaja, pemimpin yang memerintahkan banyak kerajaan.
Bisa dibilang pemimpin perserikatan bangsa-bangsa.
“Raja dari segala Raja...”
Dibawah Maharaja adalah Raja, pemimpin tertinggi kerajaan, sama seperti 'King' dalam fantasi barat.
Hanya berbeda bahasanya saja.
“Raja memang penting untuk mengatur rakyat dan bangsawan.”
Adipati, gelar 'Duke' dalam fantasi barat. Penguasa wilayah besar, setingkat provinsi.
“Raja tidak turun langsung dalam urusan rakyatnya, raja mengurusi politik lebih besar, raja memiliki tangan untuk membersihkan kotorannya sendiri.”
Tumenggung, sering disebut Arya, adalah gelar kebangsawanan Count, bangsawan yang mengurusi wilayah lebih kecil dari Adipati.
“Dan tidak semua wilayah bisa diurusi Adipati.”
Raden 'Mas dan Ayu', gelar bangsawan rendah Viscount atau Baron, biasanya tidak memiliki wilayah, hidup dalam wilayah kebangsawanan Tumenggung, namun beberapa memiliki wilayahnya dari Raja, jika Raden memiliki nilai dalam kasta sosial.
“Peran mereka juga penting dalam bermasyarakat.”
Mantri dan Wedana, bisa dikatakan Knight dan Baronet, Pejabat atau Ksatria kehormatan. Cenderung dipilih dari rakyat.
“Mantri dan Wedana itu penting, sebuah pintu awal, masa depan yang lebih baik untuk rakyat biasa.”
Dan terakhir adalah rakyat, sepertiku yang dari keluarga petani, dan yang terendah dalam kasta sosial.
Kututup buku catatan ku, dalam diam aku termenung sejenak.
Transmigrasi ke dalam novel sebagai extra, dan hidup di kasta terendah dalam tingkatan sosial.
“Aku jadi menghormati Ryan...” dalam batinku bergumam, tanganku menyentuh dagu, berpikir sangat keras.
“Mungkin alasan sistem aku adalah Boss Akhir, tak lain karena deskriminasi akademi?”
Semua jadi masuk akal, bangsawan yang lebih besar, tak ingin bangsawan kecil setara dengannya, dan tetap berada diatas kursinya masing-masing.
Namun beberapa orang berhasil naik dengan pencapaian dan kerja kerasnya untuk kerajaan.
Batin terdalamku merasakan sesuatu yang harus aku lakukan sebelum bab satu dimulai, empat tahun dari sekarang.
“Aku harus bertambah kuat...”
“Untuk diriku sendiri.”
Dalam benakku, Daun Sirih Perawan harus kucari, ada dan tidak adanya itu urusan belakangan.
Satu hal terpenting adalah,
“Usaha” dan “Kerja Keras”
Aku bergumam, dengan tekad sekuat baja.
Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.