NovelToon NovelToon
Chaotic Destiny

Chaotic Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan / Light Novel
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kyukasho

Kedamaian yang seharusnya bertahan kini mulai redup. Entitas asing yang disebut Absolute Being kini menjajah bumi dan ingin menguasai nya, manusia biasa tak punya kekuatan untuk melawan. Namun terdapat manusia yang menjadi puncak yaitu High Human. High Human adalah manusia yang diberkahi oleh kekuatan konstelasi kuno dan memakai otoritas mereka untuk melawan Absolute Being. Mampukah manusia mengembalikan kedamaian? ataukah manusia dikalahkan?. Tidak ada yang tahu jawaban nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyukasho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7: Canggung

Matahari mulai merangkak naik, menyinari Ibukota Vixen dengan cahaya hangat keemasan. Namun sebelum cahaya itu menyentuh jendela penginapan, Aria sudah lebih dulu terjaga. Matanya sayu dan wajahnya pucat, seolah malam tadi tak memberinya waktu istirahat. Ia duduk diam di atas ranjang, memeluk lutut dengan pandangan kosong.

Seketika pintu kamar Aria diketuk "Aria! Apakah kau ada di dalam?" suara Sho terdengar dari balik pintu, lembut namun masih dibalut kantuk.

Tak ada jawaban dari Aria, namun Sho tidak menyerah, ia mengetuk lagi, kali ini lebih pelan. "Hei, Aria? Kau masih tidur?"

Masih tidak ada sahutan. Sho menghela napas, lalu mencoba lagi namun lebih keras. "ARIAAA! APAKAH KAU ADA DI SANA?!"

Di balik pintu, Aria hanya bisa membeku. Jantungnya berdebar kencang. Ia menekan wajahnya dengan bantal. "Kenapa dia harus memanggilku sepagi ini..." bisik Aria kepada dirinya sendiri dengan gelisah.

Karena tak kunjung mendapat respons, Sho menyerah. "Mungkin dia masih tidur..." Gumam Sho, lalu berbalik dan berjalan pergi. Ia butuh udara segar dan sarapan tentunya.

Sementara itu, Aria akhirnya bisa bernapas lega. Ia bangkit perlahan dan bergumam, "Tenanglah, Aria... ini hanya efek dari kurang tidur."

Setelah mandi, Aria mengenakan pakaian dan membuka pintu sedikit, mengintip ke luar. "Sepertinya aman," desisnya pelan, lalu melangkah keluar dengan hati-hati.

"Aria, memangnya apa yang kau takutkan sampai kau harus mengintip segala?" tanya Apollo dalam kepalanya, suaranya terdengar konyol dan seperti ingin bercanda.

"Ah, berisik kau. Jangan ikut campur!" Aria membentak Apollo.

Apollo mendesah dramatis. "Astaga, ini pertama kalinya kau membentak ku."

Di pasar Ibukota, aroma roti panggang dan rempah-rempah memenuhi udara. Aria berjalan santai hingga pandangannya tertumbuk pada sosok yang familiar.

Sosok familiar itu tiada lain adalah Sho. Ia sedang membeli roti panggang, wajahnya terlihat antusias saat berbicara dengan penjual. Aria hendak berbalik, dan kabur dari sana sayangnya insting Sho sangat tajam bahkan bisa merasakan kehadiran Aria dari kejauhan. "Hei! Aria! Kemarilah!" Sho melambai padanya, senyumnya lebar.

Aria menegang. "Tidak mungkin... dia melihatku?" Ucap Aria kepada dirinya sendiri, Ia tak punya pilihan selain mendekat.

"Hey, aku beliin kau roti panggang. Kau belum sarapan, kan?" kata Sho dengan nada ceria.

"Ah... terima kasih... kurasa," jawab Aria dengan nada yang canggung dan pelan, kepalanya menunduk.

Beberapa menit kemudian, Sho menerima dua roti hangat dari penjual dan memberikan salah satunya pada Aria. "Biar aku yang traktir kali ini, oke?" Ucap Sho dengan nada yang ceria

Aria melihat senyumnya, dan wajahnya seketika memerah. "Heh? Wajahmu merah... Kau demam?" Ucap Sho dengan nada khawatir menempelkan tangannya ke dahi Aria.

"Uhm... aku ingat ada urusan..." Aria perlahan menghindar, melangkah mundur dari hadapan Sho.

"Tapi kau nggak apa-apa, kan?" Tanya Sho sekali lagi untuk memastikan.

"Iya... aku tidak apa-apa." Ucap Aria dengan nada yang canggung dan gugup, Ia mengambil rotinya, lalu cepat-cepat pergi dari hadapan Sho.

Sho hanya menatap punggungnya. "Aneh..." Ucap Sho dengan nada curiga

Aria berlari ke gang sepi. Ia memeluk roti panggang seperti benda paling penting di dunia. "Apa-apaan ini... Kenapa jantungku terasa seperti disetrum ketika dia menyentuh dahiku?" Ucap Aria dengan nada panik.

Apollo tertawa melihat tingkah Aria karena ini pertama kalinya Ia melihat Aria bertingkah seperti ini. "Kau jatuh cinta, itu jawaban yang simpel, bahkan anak-anak pun tahu bahwa kau sedang jatuh cinta." Ucap Apollo dengan nada yang mengejek.

"HAH!? DENGAN ANAK KECIL ITU?!" Teriak Aria dengan nada yang marah kepada Apollo.

"Kau bisa menyangkal, tapi hatimu bicara lain. Ingin ku bantu? aku bisa memberikan mu tips" Ucap Apollo dengan nada yang terdengar seperti sedang bercanda dan menikmati momen ini.

"Tidak! Aku tidak suka dia! Paham?!" Ketus Aria.

"Tapi kenapa kau tidak bisa berhenti memikirkan dia?" Bisik Apollo sembari menggoda Aria.

Aria hanya terdiam, lalu menggigit roti dengan marah.

Usai menghabiskan roti panggang tersebut, Aria mulai kehausan, Ia pergi keluar dari gang sempit tersebut, dan berjalan menuju kedai milkshake, saat Aria sampai di kedai milkshake tersebut, Seseorang menepuk bahu Aria. Saat ia menoleh, Sho berdiri di sana dengan segelas milkshake stroberi. "Kau kelihatan haus. Mau?"

"A—Aku...!" Ucap Aria dengan panik, lalu secara reflek menepis minuman itu.

Milkshake tumpah ke tanah. "Bisakah kau berhenti?!" bentaknya. Sho terdiam, terluka.

"...Maaf" Ucap Sho sembari menundukkan kepala nya kepada Aria sebelum berbalik dan pergi.

"Sudah kubilang kau harus menjauh dari gadis itu..." bisik Persephone didalam kepala Sho.

Namun Sho tak mengindahkannya. Ia membeli milkshake baru kali ini rasa cokelat. Aria pun menyesali atas apa yang dia lakukan kepada Sho tadinya, mencari Sho ke seluruh penjuru kota. Tapi Ibukota terlalu luas.

Sementara itu, Sho sudah kembali ke penginapan. Ia menulis surat singkat dan menyelinap ke kamar Aria lewat jendela. Ia meletakkan milkshake cokelat dan surat di meja.

Menjelang malam, Aria pulang dengan langkah yang terasa berat, saat Aria membuka pintu kamar nya, matanya tertuju pada milkshake yang sudah tidak dingin dan selembar kertas.

Dengan tangan gemetar, Aria membacanya:

"Hei Aria, maaf soal siang tadi. Sepertinya kau tidak suka stroberi, jadi aku belikan yang cokelat. Jangan lupa dihabiskan ya! -Sho."

Air mata nyaris menetes. Ia meminum milkshake itu dalam satu tegukan. "Whoa... Aria...? Kau meneguknya seperti orang yang belum minum selama satu minggu" Ucap Apollo dengan nada sarkas.

Aria bergegas berlari keluar dari kamar nya dan mengetuk pintu kamar Sho, tak sampai 10 detik Sho sudah membukakan pintu. "Aria? bagaimana milkshake nya?" Tanya Sho kepada Aria, nada suaranya terdengar penasaran.

Aria menunduk dalam-dalam. "Maafkan aku!" Ucap Aria dengan nada yang bersalah.

"hei... tak usah begitu. Aku tidak apa-apa. Lagipula... kau lebih tua, jangan tunduk begini..." Ucap Sho sembari menggaruk kepalanya, nada bicara nya terdengar kikuk.

"Tapi aku sudah menyakiti perasaan mu karena masalah yang konyol" Ucap Aria tegas.

Sho tersenyum, menepuk punggungnya. "Kalau begitu, ayo kita makan malam. Aku tahu restoran enak." Ucap Sho sembari tersenyum, nada bicara nya terdengar ceria.

Aria tersenyum kembali, kali ini tanpa rasa canggung. "Baiklah, ayo tapi kali ini aku yang membayar." Ucap Aria dengan nada yang semangat.

Sho menggenggam tangan Aria. Bersama, mereka berjalan menyusuri jalanan Ibukota Vixen yang indah di bawah cahaya remang. Malam itu terasa lebih hangat dari biasanya. Dan mungkin, Aria harus mulai belajar mendengarkan hatinya sendiri dan tidak melawan apa yang dikatakan oleh hati nya.

Mereka berdua sampai di restoran kecil di sudut kota itu dipenuhi aroma rempah yang menggoda. Lampu gantung bergoyang pelan, memberi cahaya lembut yang membuat suasana terasa intim. Sho dan Aria duduk berhadapan di meja kayu dekat jendela.

"Tempat ini nyaman ya, suasana nya terasa menenangkan." Ucap Sho sambil membuka membuka menu.

Aria tersenyum kecil. "Kau memang punya selera yang bagus." Ucap Aria sembari membuka buku menu juga.

"Aku cuma mengikuti insting ku... dan bau masakan dari luar" Ucap Sho sambil terkekeh.

Tak lama kemudian, pelayan datang membawa dua mangkuk sup panas dan sepiring roti bawang. Sho meniup sendoknya. "Wow ini terlihat enak, bahkan penampilan nya juga terlihat menggiurkan, berbeda jauh dengan sup yang pernah ku masak sendiri." Gumam Sho sembari mencicipi sesendok

Aria mencicipi sup itu. "Rasanya enak, dan suhu nya pas untuk malam yang dingin ini." Ucap Aria sembari mengambil roti bawang dan mencelupkan nya kedalam sup

Sho melihat Aria yang mencelupkan roti nya kedalam sup, tanpa pikir panjang Sho meniru Aria, ia mencelupkan roti tersebut kedalam sup miliknya

Aria tertawa tipis melihat tingkah laku Sho yang seperti anak kecil. "Jangan bilang ini pertama kalinya kau mencelupkan roti kedalam sup ya?" Tanya Aria dengan nada sarkas kepada Sho, kali ini dia tidak merasa canggung lagi.

"Tentu saja tidak!" Ucap Sho dengan nada gugup karena dia berbohong, tentu saja Aria tahu kalau Sho berbohong.

Mereka makan dalam perbincangan yang hangat dan dipenuhi candaan. Setelah selesai makan, mereka keluar dari restoran setelah selesai membayar, di luar restoran, lentera yang menerangi kota mulai berkerlap-kerlip, suasana malam Ibukota yang ramai membuat perasaan Sho dan Aria menjadi nyaman dan untuk sesaat dunia terasa jauh lebih damai.

1
J. Elymorz
Semoga 5 sekawan itu baik' aja/Frown//Frown/
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
J. Elymorz
Bagusss tiap chapternya seruu + bikin penasaran🤩🤩
J. Elymorz
Oemjii, ku kira udah damai eh ternyata belum/Sweat//Sweat/

Btw bagusss bangett, aku menunggu chapter berikutnyaa/Applaud//Applaud/
J. Elymorz
Mau peluk lioraaaa /Sob//Sob/

sayangg lioraa🫂🫂
J. Elymorz
aaaaaa yaraa :(
peluk jauh untukmu sayanggg🫂🫂
J. Elymorz
Bahkan Apollopun takut sama Aria, apalagi sho/Proud/
J. Elymorz: INI SERIUS MEREKA TUNANGAN? AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AKU SENENG BANGETTT /Kiss//Kiss/

makasii buat authornyaa/Hey//Hey/
total 1 replies
J. Elymorz
Terima kasih atas penjelasannya Kak, aku jadi paham dan ga penasaran lagi sama karakter-karakter yang ada di Novel ini.

Btw Aria cantik 08 berapa neng? /Smirk//Smirk/
J. Elymorz
Untuk authornya, aku ga bisa berkata-kata tapi yang pasti NOVELNYA BAGUS BANGETT WOIIIIIIIII SUMPAHHH
J. Elymorz: Gwa sampe mau roll depan sangking bagusnya, cepet lanjut ga lu? /Grievance//Grievance/
total 1 replies
J. Elymorz
SUMPIL? KEREN BANGETTT /Angry//Angry/
J. Elymorz
Chapter kali ini bener-bener bikin aku ngerasa ikut kebawa dalam ceritanya
J. Elymorz: Kepada author yang terhormat, jangan buat aku sesak napas lagi ya/Smile//Smile/
total 1 replies
J. Elymorz
Selamat datang member baru (Liora) /Smile//Smile/
J. Elymorz
Wow... Aku menanti kelanjutan cerita ini

Semangatt terus buat authornya yaaaa
J. Elymorz
Petualangan besar menanti mereka.
J. Elymorz
KERENNN BANGETTT

Rasanya campur aduk kayak nasi uduk, aaaa aku ga bisa ngungkapin perasaan ku dengan kata' tapi yang pasti ini KERENNN BANGETTTTT
J. Elymorz
Aku ga sabar baca chapter selanjutnya, kira-kira ada plot twist apa lagi yaa?/Doubt//Doubt/

Oiyaa, semangat terus yaa buat authornyaa /Determined//Determined/
J. Elymorz
Cinta segi tiga? /Chuckle//Chuckle/
J. Elymorz
SERUU!! apakah akan ada cinta segi tiga? /Doubt//Sweat/
J. Elymorz
AAAA NOOO, SHO... ARIA.. /Sob//Sob//Sob/
J. Elymorz
BAGUSS BAHGETT, SEMANGATT BUAT AUTHORNYAA/Kiss//Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!