NovelToon NovelToon
Bulan & Angkasanya

Bulan & Angkasanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Keirina

Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.

Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.

Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.

Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.

Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.

Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.

Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.

Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MOGOK

"Kenapa sih nih motor?" Bulan bicara sendiri di pinggir jalan sambil berusaha menstater motornya yang tiba-tiba saja mati.

Bulan menstandar motornya lalu turun. Melihat jam tangannya, "Mana udah mau telat lagi, apes banget sih pagi-pagi!kenapa sih lo motor matinya sekarang?nanti kalau udah nyampe di sekolah gitu matinya atau tadi sekalian matinya waktu di rumah, jadi kan gue ada alasan gak masuk sekolah" Bulan ngedumel sendiri di pinggir jalan.

Bulan diam di sana melihat sekitarnya dengan frustasi karena hanya ada warteg dan warung kecil yang dilihatnya, "Lagian lo sih Lan kebiasaan datengnya mepet-mepet kena imbasnya lo kan" Ujar Bulan dalam pikirannya

"Mana salah gue, salah motornya lah." Ujarnya sendiri menjawab isi pikirannya.

(Aneh!bicara sendiri, jawab sendiri.)

Bulan duduk di atas motornya, menunggu angkot yang lewat sambil mencoba menelepon Fahri dan yang lainnya untuk meminta bala bantuan, mana tau mereka baru berangkat sekolah kalau Sari tidak bisa diharapkan karena pasti dia sudah duduk anteng di kelas saat ini.

"Bulan?" Panggil seseorang yang tiba-tiba berhenti di samping motor Bulan.

Bulan menoleh melihat orang yang memanggilnya, "Kenneth" Ujarnya, lalu tersenyum lebar sambil turun dari motornya. "Ya Tuhan, makasih" Batinnya

Kenneth memajukan motornya ke depan motor Bulan. Bulan berjalan mendekati Kenneth.

"Ken lo dateng tepat waktu sumpah!, gue bersyukur banget ini" Ujarnya sedikit lebay

Kenneth menatap Bulan bingung, "Motor lo kenapa?" Tanya Kenneth yang melihat motor yang ada di belakang motornya.

"Gak tau tadi tiba-tiba mati motornya padahal bensinnya masih banyak"

Kenneth turun dari motornya, melihat motor Bulan, mencoba menstater motornya kemudian mencoba engkol tapi, motornya tidak mau menyala juga.

"Gak bisa kan, gue juga udah coba nyalain dari tadi tapi gak bisa," Ujar Bulan memperhatikan Kenneth yang masih berusaha menghidupkan motor Bulan, "Gue nebeng boleh gak?" Tanya Bulan kemudian

Kenneth melihat Bulan, "Motor lo gimana?" Tanyanya

"Di depan ada warteg, gue titip di situ aja dulu"

Kenneth melihat ke arah warteg yang dibilang Bulan, "Ya udah, gue dorong ke sana bentar ya, lo tunggu disini aja" Katanya

"Eh gue aja"

"Lo tunggu di sini aja!" Kenneth langsung mendorong motor Bulan ke warteg yang ada di depan tidak jauh dari tempat mereka. Bulan menunggu di motor Kenneth sambil memperhatikan Kenneth yang mendorong motornya dengan perasaan tidak enak.

"Udah, ayo!" Ujar Kenneth setelah kembali. Bulan mengangguk, lalu naik ke motor Kenneth, setelah itu Kenneth pun mengendarai motornya melintasi jalan raya.

"Lo biasa berangkat jam segini?" Tanya Bulan memecah keheningan di antara mereka sedikit berteriak agar didengar Kenneth.

"Tergantung gue bangun telat atau gak" Ujar Kenneth.

Bulan tertawa kecil mendengarnya.

"Lo kenapa seminggu gak masuk?" Tanya Bulan lagi

"Apa?"

"Lo kenapa gak masuk sekolah?"

"Ke rumah nenek gue" Ujarnya berbohong

"Oh.."

Lalu mereka berdua kembali diam disepanjang jalan sampai akhirnya tiba di sekolah.

***

"Yahh...udah ditutup pagarnya, gimana nih?" Ujar Bulan sambil turun dari motor Kenneth begitu motor Kenneth berhenti di depan pagar sekolah yang sudah tertutup.

Bulan menatap Kenneth yang masih diam di motornya, lalu dia berjalan mendekati pagar.

"Pak Asep" Bulan berusaha memanggil Pak Asep yang duduk di dalam posnya.

"Pak Asep oh Pak Asep" Panggilnya lagi sedikit menambah volume suaranya agar pak Asep dengar. Sedangkan Kenneth dari motornya memperhatikan Bulan. Melihat apa yang akan dilakukan gadis itu.

"Pak Asep, ini Bulan, bukain pagarnya dong pak" Bulan masih berusaha.

Pak Asep dengan wajah tegasnya pun akhirnya keluar dari dalam posnya mendatangi Bulan sambil menggelengkan kepala, sedangkan Bulan dia hanya menunjukkan wajah memelasnya pada Pak Asep.

"Bulan lagi, Bulan lagi, capek bapak tau lihat kamu setiap hari" Ujar Pak Asep yang hampir setiap hari berhadapan dengan Bulan yang selalu datang mepet waktu, "Biasanya kamu dateng pas di detik-detik terakhir bapak tutup pagar, tumben kamu hari ini telat beneran?"

"Tadi motor Bulan mogok pak di jalan, gak bisa dinyalain, tanya tuh sama Kenneth kalau gak percaya, untung aja Kenneth kebetulan lewat kalau gak Bulan masih di pinggir jalan kali pak sekarang, motor Bulan aja Bulan titipin di warteg. Bulan gak bohong pak, beneran" Jelas Bulan panjang lebar dengan raut wajah memelasnya berusaha meyakinkan Pak Asep

Pak Asep melihat Kenneth yang duduk di motornya, lalu kembali menatap Bulan yang menunjukkan wajah memelasnya, "Ya udah, ya udah bapak bukain, tapi besok kalau telat lagi bapak gak mau bukain pagar lagi." Ujar Pak Asep sambil mengeluarkan kunci gembok dari kantong celananya dan membuka pagarnya.

"Siap!Makasih Pak Asep yang baik hati dan tidak sombong" Ujar Bulan dengan senyum lebarnya.

"Untung aja hari ini Pak Dodo gak masuk kalau gak sudah dihukum kamu pasti" Ujar Pak Asep lagi. Bulan hanya menyengir. Kenneth yang melihat pagar sudah dibuka kembali menyalakan motornya, lalu mengendarainya mendatangi Bulan. Bulan kembali naik ke motor Kenneth begitu Kenneth di dekatnya, lalu Kenneth langsung mengendarai motornya masuk ke area sekolah, tidak lupa sebelum itu mereka berdua berterima kasih dulu kepada pak Asep setelah mereka masuk Pak Asep pun kembali menutup pagarnya.

"Makasih ya" Ujar Bulan turun dari motor Kenneth begitu mereka tiba di parkiran sekolah.

"Ya udah masuk sana" Ujar Kenneth begitu turun dari motornya.

Bulan mengangguk dengan senyum manisnya, "Gue duluan ya sampai ketemu di kantin" Ujar Bulan, lalu pergi meninggalkan Kenneth yang masih memperhatikannya dengan senyum kecil di wajahnya, lalu Kenneth juga pergi ke kelasnya.

***

"Lo ngapain tadi Lan berdiri di depan?" Tanya Yuda pada Bulan. Tadi saat jam pertama, Yuda yang baru balik dari ruang guru melewati kelas Bulan dan tidak sengaja melihat Bulan yang berdiri di depan kelas saat gurunya sedang menerangkan.

"Dihukum dia tadi gara-gara telat disuruh berdiri sampai jam pelajaran selesai, untung aja hari ini pelajaran matematika cuma satu jam" Ujar Sari sambil mengunyah somay dimulutnya.

"Telat?tumben, biasanya juga lo mepet doang datangnya" Ujar Fahri yang duduk disebelah Bulan.

Bulan yang sedang mengunyah mie instant dimulutnya masih diam, "Motor gue mogok di jalan tadi" Ujarnya setelah menelan mie instantnya.

"Terus lo naik apa ke sekolah?"

Bulan melihat Kenneth yang sedang memakan nasi gorengnya.

"Nebeng Kenneth" Ujarnya yang berhasil membuat mereka melihat Kenneth dan Bulan bergantian.

"Lo nebeng Kenneth?" Tanya Sari memastikan dia tidak salah dengar. Bulan mengangguk.

"Kok bisa?"

"Tadi gue gak sengaja lihat dia di pinggir jalan" Ujar Kenneth. Sari ber O ria.

"Terus motor lo gimana?" Tanya Fahri

"Dititipin di warteg, tapi tadi gue udah telpon om gue yang punya bengkel sih paling motornya udah di bengkel dia atau udah di rumah gue" Jelas Bulan

"Jadi lo tadi pagi telepon gue karena itu?" Bulan mengangguk mengiyakan ucapan Fahri.

"Untung ada Kenneth kalau gak sekarang gue lagi makan di warteg kayaknya atau tidur cantik di kamar gue yang nyaman" Ujar Bulan asal, "Untung juga tadi moodnya Bu matematika lagi baik jadi gue gak dijemur di lapangan" Ujarnya lagi dan kembali menyuapkan mie ke dalam mulutnya.

"Bu matematika, Bu matematika" Sari menatap Bulan heran, "Dia punya nama Lan, namanya Bu Teti. Kebiasaan banget lo semua guru lo panggil sesuai nama mata pelajarannya!"

"Ya namanya gue lupa, guru kita kan banyak mana bisa gue ingat satu-satu namanya"

Sari hanya menggelengkan kepalanya menatap Bulan yang sedang memakan mienya. Sari heran kenapa dia bisa bertahan berteman dengan Bulan sampai saat ini, padahal sifat mereka sangat bertolak belakang kecuali sedang membicarakan orang lain terutama Hana and the gengs.

1
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku Frontier
Blackrose
Daebak!
Ritsu-4
Bravo thor, teruslah berkarya sampai sukses!
Joko Castro
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
foxy_gamer156
Bikin ketagihan deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!