NovelToon NovelToon
BUKAN YANG PERTAMA

BUKAN YANG PERTAMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Romansa / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: elaacy

Kehidupan Ayunda naraya dan Edward alexandra berjalan seperti biasanya, bahkan mereka terlihat romantis. Hingga disuatu hari ayunda harus menerima fakta yang menyakitkan, ia merasa dibohongi habis-habisan oleh suaminya sendiri.

Bagaimana kisah kehidupan ayunda selanjutnya?? Kepoinn terus cerita ini yaa...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaacy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

🌷Happy Reading🌷

Setelah selesai mandi dan makan malam, rahendra mengajak ayunda untuk kerumah pak herman selaku pak rt desa selojati.

Udara malam ini cukup dingin, untung saja ayunda memakai cardigan serta celana kulot panjang.

Ayunda dan rahendra memilih berjalan kaki menuju rumah pak rt yang berada tak jauh dari tempat tinggal rahendra.

Disepanjang perjalanan mereka hanya diam, sesekali berpapasan dengan bapak bapak yang hendak pergi ke warung mbok jinem sekedar mengopi dan mengobrol.

Tak terasa mereka sudah tiba di kediaman pak rt, rahendra diikuti oleh ayunda mengetuk pintu serta mengucap salam.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum pak rt, ini saya rahendra."

Pintu yang terbuat dari kayu ulin itu terbuka lebar menampakan seorang pria berwajah teduh menatap mereka berdua.

"Masuk ndra."

Rahendra mengangguk, ia menarik tangan ayunda untuk masuk kedalam rumah itu, mereka bertiga kini duduk diatas kursi.

Dari arah dapur, istri pak rt yang bernama bu yeyen membawa tiga cangkir gelas ber isikan teh manis hangat, wanita meletakan nampan dihadapan mereka lalu ikut duduk bersama.

"Begini pak rt, tujuan kedatangan saya kesini ingin memberi tahukan jika saudara saya yang bernama ayunda ini tadi sore baru saja datang dari kota, ia akan menginap dirumah saya untuk beberapa hari ke depan." Ujar rahendra mengatakan maksud tujuan kedatangannya kesini.

Pandangan pak rt dan bu yeyen beralih kepada ayunda yang duduk tegap disamping rahendra. Pak rt menganggukan kepalanya.

"Baiklah, kalian boleh tinggal satu atap tetapi dengan catatan tidak berbuat asusila." Ucap pak rt begitu tegas.

Ayunda dan rahendra mengangguk mengerti, mana mungkin mereka melakukan perbuatan yang melanggar norma.

"Kalo begitu kami pamit dulu pak rt, mari bu yeyen." Ujar rahendra, tak lupa ia dan ayunda mencium tangan kedua paruh baya itu dengan takzim.

"Iya nak rahendra, ayunda. Hati hati kalian."

Mereka berdua langsung bergegas meninggalkan kediaman pak rt. Mereka berdua menyusuri jalanan desa, untung saja listrik sudah masuk ke desa selopati, jadi warga tak perlu memakai lampu patromak sebagai penerangan.

Sepuluh menit berjalan kaki akhirnya mereka telah tiba di rumah, ayunda dan rahendra langsung masuk kedalam setelah pintu dibuka.

"Duduk sini, nda." Ucap rahendra seraya duduk dikursi rotan. Ayunda mengangguk seraya mendaratkan bokongnya dikursi.

"Rahendra, apa kamu yang mengiri kardus itu ke rumahku di jakarta?" Tanya ayunda seraya menatap rahendra lekat.

"Tidak ada." Jawab rahendra singkat, padat, jelas.

Ayunda menyeritkan keningnya. "Kalo bukan kamu, lalu siapa?"

Rahendra terdiam, ia sama sekali tak ada mengirim kardus itu ke jakarta. Jangankan untuk ke rumah ayunda, ke jakarta pun ia belum pernah.

Rahenda mulai menduga duga tentang pengirim kardus itu, satu nama terlintas begitu saja, nama seorang wanita yang sudah lama tak pernah muncul lagi.

"Apa mungkin.... Ibu?" Gumam rahendra pelan, tak sengaja ayunda mendengarnya.

"Ibu?" Tanya ayunda sembari menatap rahendra.

"Iya ibuku, mungkin saja dia yang udah ngirim kardus itu ke rumah kamu."

"Lalu dimana ibu kamu?"

Pertanyaan dari ayunda membuat rahendra menundukan kepalanya, dada nya terasa sesak menahan kerinduan yang mendalam kepada sang ibu.

"Entah lah, aku nggak pernah tau dimana keberadaan ibu sebenarnya. Ibu menghilang saat membawa kamu ke kota untuk di titipkan dipanti asuha kasih bunda yang ada di jakarta, sejak saat itu ibu nggak pernah kembali lagi kesini, bahkan waktu ayah meninggal saja ibu nggak ada, padahal aku berharap banget kalo ibu itu kembali. Namun setelah bertahun tahun kami menunggu ibu tak kunjung pulang, mungkin saja dia udah punya keluarga baru?" Ujar rahendra tersenyum getir, pandanganya kosong menatap ke depan.

Ayunda merasa bersalah kepada rahendra, gara gara dirinya, lelaki itu harus kehilangan sang ibu yang tak tau dimana keberadaanya sekarang.

"Apa kamu udah cari?" Tanya ayunda

"Udah, bahkan sampai ke kota lain tetapi aku nggak ketemu sama ibu. Namun untuk ke jakarta, aku belum pernah karena keterbatasan biaya." Jawab rahendra sendu, sunggu rahendra ingin bertemu dengan ibunya, ingin memeluk wanita itu dan merasakan masakanya lagi.

"Maaf." Lirih ayunda, mata nya berembun menatap rahendra.

"Untuk apa?"

"Gara gara aku, kamu jadi kehilangan ibu."

"Bukan salam kamu, ini udah takdir. Tetapi suatu saat nanti kalo aku minta bantuan untuk cari ibuku sampai ketemu, kamu mau bantu kan?"

Ayunda mengangguk penuh excited, ia akan membantu rahendra untuk bertemu dengan bu aisyah kembali.

"Besok pagi aku mau nunjukin sesuatu sama kamu. Sekarang kamu tidur ya, supaya besoknya nggak kesiangan."

Ayunda mengangguk, ia langsung berdiri meninggalkan rahendra sendiri.

Sesampainya di kamar, ayunda merasa bersalah, ia berjanji pada dirinya sendiri akan bersungguh sungguh untuk membantu rahendra, ia akan mengikuti kemana pun lelaki itu pergi.

Ayunda baru teringat akan ibu ida, ia belum ada menghubungi wanita itu, bisa ayunda tebak jika bu ida sedang khawatir karena nomor nya tidak bisa di hubungi.

Ia langsung mengambil handponenya dari dalam tas, ia membuka aplikasi WhatsApp, menekan tombol panggilan ke nomor bu ida.

Setelah beberapa detik menunggu akhirnya telponnya tersambung.

"Hallo?" Panggil suara dari seberang sana.

"Hallo bu ida, ini aku ayunda."

"Loh ayunda? Kamu nomor baru nak?" Tanya bu ida penuh terkejut.

"Iya bu, ayunda sengaja buanh sim card yang dulu, untung aja aku udah catat nomor bu ida di kertas, hehehe." Kekeh ayunda.

"Dasar kamu ini ya buat ibu panik aja, tadi ibu telpon nomor kamu ngga diangkat, rupanya ganti nomor baru." Dengus bu ida.

"Heheh maaf bu, ibu sudah makan?" Tanya ayunda mengalihkan percakapan, ia tak mau mendapatkan amukan dari bu ida karena ganti nomor.

"Ibu sudah makan, kalo kamu udah makan apa belum, nda?" Jawab bu ida sekaligus bertanya.

"Sudah bu."

"Syukurlah kalo gitu, kamu segeralah istirahat nak, ibu tutup ya telponnya?"

"Iya bu."

Tutt!!

Telpon segera berakhir, ayunda meletakan handponenya diatas meja, ia memutuskan untuk merebahkan diri diatas kasur.

Ayunda menatap langit langit kamar, pikirannya melalang buana tentang sesorang yang sudah mengirim kardus itu kerumahnya. Tak terasa ayunda terlelap begitu saja.

1
Y. Kasanova
🔥🔥🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Lanjut thor seru nih
Y. Kasanova
🔥🔥🔥
Y. Kasanova
Wihhh siapa kah kira2 sosok laki2 yang mencintai ayunda secara diam-diam ? Penasaran
Y. Kasanova
Whay?
Y. Kasanova
Semangat thor 🔥🔥🔥
elaacy: makasii kaa 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!