Tak ku sangka kawah gunung itu menyatu kan garam lautan dan asam pegunungan,lampu kuning penanda kehidupan ternyata jalan ku menemui dia sebagai teman sehidup semati ku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ys Simarmata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enggak usah sok akrab
Sepanjang perjalanan terasa hampa rasa ini, andaikan kedatangan mu memang ke inginan kami tentu kamu bahagia punya orang tua seperti kami,tapi enggak begitu nyatanya.Masih banyak ke bimbangan yang terjadi,kami yakin bisa jadi orang tua tapi bukan versi terbaik untuk mu.
Sagam:" agak rebahan aja."
Satu tangan Sagam membuat posisiku menjadi nyaman,ya dia menurunkan bangku penumpang sehingga posisi setengah rebahan.
Dan aku tidak tau memang ini kelemahan ku atau bagaimana,aku merasa nyaman dekat dengan Sagam,dan perhatian kecilnya itu memenuhi kehampaan hidup,kek bener nih ada yang fokus natap kebutuhan ku,apa jangan-jangan dia perez aja ngelakuin ini semua untuk tujuan tertentu.
Adriana:"Pegal semua badan ku,ih kamu masih jadi embrio aja udah nyusahin."
Pukul ku pada sumber masalah, sedikit sakit sih perut ku tapi enggak apa.
Sagam:" Biasakan enggak usah anggap orang sumber masalah,kalau masalahnya ada di kamu."
woop kalah telak banget kamu Dri, positif sih kalau kamu mau hidup sama nih orang bakal habis; bakal jalan lurus kamu ditempat yang benar.
Sebelum memasuki portal perumahan Sagam berhenti untuk membeli sesuatu tapi aku tidak melihatnya,dia bahkan meletakkan itu dibelakang bersama barang belanjaan ku.
Sagam:"Nomor 20,oke ketemu."
Angan-angan ku Sagam bakal menggendong ku naik ke lantai dua,memadu kasih dengan suami orang gimana ya rasanya pasti enak banget,eh kurang ajar banget pikiran ku,tapi dia pasti ninggalin istrinya kan soalnya pas ngobrol sama orang tuanya tadi dia meminta izin untuk mengakhiri semua yang ada dikampung? Artinya buat anak ku nanti, dia anak pertama tapi punya kakak.Ah aneh betul konsep nya.
Adriana:" Bik, jemput belanjaan ke bawah."
Menelepon Bibi
Supaya tidak ada alasan Sagam menolak untuk dekat dengan ku,benar kan dengan adanya Bibik dia tidak berani menolak kedekatan ini.
Dan setelah Luis kamu lah laki-laki yang dapat memperlakukan aku seperti ini, terimakasih untuk kisah baru nya sang kuasa.
Enggak ada hak sebenarnya aku atas dirimu tapi anak ini kan ada.
Langkah ku ternyata di bopong bukan digendong layaknya seorang putri, dia membantu ku menaiki anak tangga satu persatu.
Sagam:" Aku bantu ke kamar? "
Aku langsung paham ia meminta izin untuk ku,ia berkata-kata namun aku tidak mendengar nya.Aku berbaring langsung mengambil selimut untuk istirahat.
Adriana:" kamu kalau mau nginap,di bawah ada kamar satu lagi dekat dengan dapur,di sebelah ada juga pakai aja."
Sagam:" Oh enggak, teman ku nanti datang buat jemput kesini."
Aku hanya mengangguk pelan,mata ku ngantuk tapi pusing sama ini pegal gak hilang-hilang deh perasaan entah kenapa.
Air mata ku mengalir lagi karena lelah dengan semua ini, perasaan setelah aku tau ada dia di rahim ku kok kehidupan jadi Melo banget ya.
Sagam:" Aku izin pulang dulu ya,kalau ada sesuatu aku usahakan datang."
Kepergian Sagam menoreh kesepian dihati,ia tidak mungkin selamanya menyayangi ku seperti ini, ini penghubung nya kan bayi yang akan datang.
Kala aku mau tertidur si Bibi datang dengan segelas air kepala berserta daging nya juga.
Bibi 1:" Dri ini pesanan dari mas-mas yang tadi katanya buat kamu."
Adriana:" makasih bik,dia udah pulang?"
Bibi 1:" Udah katanya mau naik gojek aja ke stasiun entar teman nya udah jemput gitu tadi,ramah banget anaknya.Tumben kamu punya teman cowok."
Adriana:" Bukan teman itu,calon suami ku !"
Tegas ku membuat Bibik bengong,ia pasti sudah paham lah apa yang terjadi dengan ku, enggak usah pasang muka polos begitulah naif banget kelihatannya.
Berarti Sagam ke stasiun terus turun di stasiun terdekat dengan market yoyo tadi dong, pastinya begitu perjalanan nya kalau Sagam naik ojek dari rumah.
Pagi hari ya aku berusaha seperti tidak terjadi apa-apa kemarin, berusaha terlihat fit terlihat baik-baik saja walaupun dalam diri terlalu rapuh adanya.
Adriana:"Bawain telur rebus dong bi sama rebusan dan buah ya, kemungkinan saya pulang malam' dan ya kalau misalnya nanti saya pulang malam pintu jangan di kunci ya."
Mereka mengangguk tanda setuju,duduk lima belas menit tertunduk sedikit kok ngantuk banget bawaannya,dan terlihat jelas aku bukannya aku lagi.
Pagi ini ada kabar yang akan mengubah hidup ku 180% banget setelah nya.'Setelah aku kabarin orang tuaku mereka ada niatan buat datang ke rumah kamu,apa kamu bersedia untuk menerima kedatangan kami besok malam jam 8 malam? — jantung ini langsung berdetup kencang menerima berita itu, gimana ya aku oke kan atau tidak, sepertinya ia kan aja biar lebih cepat soal nya ini perut bakalan makin membesar kan.
'Iya, mudah-mudahan jadwalnya ketemu.'
Ku beritahu berita itu pada kedua Bibi untuk segera mempersiapkan apa yang harus di hidangkan,aku juga bingung bagaimana menyambut kedatangan mereka sementara kak Tere dan bang Jonas tidak berpihak pada ku saat ini.Apa aku hubungi bang Jonas? Seperti nya enggak usah deh.
Kalau misalnya nanti aku menikah tidak memiliki keluarga bagaimana ya, pasti sedih banget.Tapi kalau keluarga nya begitu ya malah bikin malu.
Bibi 1:" Kamu gak perlu panggil..."
Adriana:"Enggak usah! Seberapa penting dia ada disini."
Mata ku mendelik kebencian, karena bang Jonas juga makanya ini terjadi kalau enggak mah aku sudah happy-happy saat ini bukan malah menerima gelar ibu dengan jalan yang salah.
Mereka langsung diam kalau Adriana sudah mengeluarkan taringnya,habisnya kebiasaan kepo terlalu mendalam sih ya Setelah bekal tersedia melihat jadwal hari ini akan ada meeting antar kepala cabang dan ya arisan geng PPK sesuai kunjungan kepada hasil proyek pak jaya.
Berupaya untuk melaksanakan hari dengan baik sudah mulai sulit bagi mother young sama sepertiku,cuman waktu aku melihat KTP baru tersadar ternyata usia 33 Tahun akan berbanding dengan Sagam yang masih umur 29+,malu gak ya dia dengan perbedaan ini.
Kalau memang itu adanya terpaksa aku harus lebih rajin perawatan nih,supaya kulit ku tetap kelihatan muda dan Sagam tidak malu membawa ku masuk ke dunianya.
Bacotan hari ini berakhir dengan sepotong roti panggang buatan Bibi 1, lanjut rutinitas pagi demi sebuah hati terpaksa aku harus begini.
Bibi 1:" Belum berhasil diet nya Dri kamu masih gemuk aja."
Ku perhatikan juga ia, kenapa aku hamil ini malah banyak makan bukanya mual atau muntah, perasaan perubahan nya begitu aneh bagiku.