NovelToon NovelToon
Mencintai Bos Mantan Suamiku

Mencintai Bos Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Transmigrasi / Menikah dengan Kerabat Mantan / Agen Wanita
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang istri yang tidak dianggap oleh suaminya. Namanya Nadia. Ia bisa menikah dengan suaminya karena paksaan dari Nadia sendiri, dan Nufus menerimanya karena terpaksa.

Ada suatu hari dimana Nadia berubah tak lagi mencintai suaminya. Dia ingin bercerai, tetapi malah sulit karena Nufus, sang suami, malah berbalik penasaran kepada Nadia.

Dan saat cinta itu hilang sepenuhnya untuk Nufus karena Nadia yang sekarang bukanlah Nadia sesungguhnya, justru ia bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta yang diawali dengan seringnya Nadia cari gara-gara dengan pria tersebut yang bernama Xadewa.

Lucunya, Xadewa adalah orang yang ditakuti Nufus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Darimana Saja Kamu?

Xadewa mengantar Nadia ke pusat perbelanjaan modern untuk membeli apa pun yang diinginkannya. Semua belanjaan Nadia dibayar oleh Xadewa, termasuk kebutuhan pribadinya. Selain laptop, Nadia memilih beberapa baju beserta printilannya. Barulah mereka menuju toko gadget untuk membeli barang utama.

Sesampainya di sana, seorang sales wanita sempat menilai penampilan mereka yang sangat santai dan biasa saja. Ia melirik cepat dari atas ke bawah, lalu mendapati Xadewa tanpa ragu menunjuk deretan laptop premium dengan harga selangit.

Sales itu tersenyum tipis, lalu dengan nada lembut tapi tersirat meremehkan, ia mencoba mengalihkan Xadewa dan juga Nadia.

"Maaf, Kak, kalau boleh saran, mungkin bisa lihat yang model sebelah sana dulu. Speknya lumayan, harganya juga lebih bersahabat."

Xadewa langsung menangkap nada merendahkan itu. Wajahnya masam, jelas tidak senang dengan sikap sales yang menilai mereka cuma dari penampilan. Nadia pun tak kalah kesal. Dan wanita itu yang lebih dulu menolak ajakan si sales karena merasa diragukan.

"Kami tertariknya sama yang ini, kenapa malah dialihkan ke yang itu ya, Mbak?"

"Karena yang ini harganya sulit untuk dijangkau. Yang sana juga bagus kalau hanya untuk dipakai bekerja ataupun belajar." Begitu jawabannya, semakin kesal saja Xadewa dan Nadia.

"Emang harganya berapa si? Sini gua beli, dua!

Nadia langsung mepet ke Xadewa, bisik-bisik nanya emang duitnya ada? Soalnya harga laptop yang dipilih hampir menyentuh angka ratusan juta. Kalaupun Xadewa punya uangnya, Nadia merasa hutangnya kepada Xadewa jadi banyak sekali. Tidak hanya itu, Nadia juga bertanya beli dua, satunya untuk siapa?

"Kenapa belinya dua Bang? Kan butuhnya satu?"

"Buat lu satu."

"Iih, tapi jadi mahal banget itu. Biarin emang?" Duitnya cukup nggak?"

"Biarin. Gua paling nggak bisa dianggap nggak Mampu! Tenang aja lu mah, gua pake duit modal dagang dulu. Nanti buat modal dagang gua minjem ke Bank." Bohong Xadewa. Padahal duit laki-laki itu sejibun. Kalau cuma ratusan juta, bagi Xadewa itu terasa hanya ratusan ribu saja.

"Oke kalau gitu, yang penting harga diri ya Bang."

"Iya."

"Hutang saya jadi banyak banget ini?"

"Biarin!"

Setelah berdiskusi dengan Xadewa, Nadia pun bersuara lantang di hadapan penjaga toko wanita yang sempat meremehkan mereka. Dengan gaya percaya diri bak orang berduit, ia menunjuk barang pilihannya.

"Teman saya bilang mau ambil dua yang model ini. Tolong langsung dibungkus ya, Mbak. Tenang aja, kami bayar pakai duit." Kata Nadia sengaja menekankan kalimat terakhir sambil tersenyum tipis.

Penjaga yang tadi sempat meremehkan tampak mulai salah tingkah. Sementara itu Xadewa terlihat merogoh saku celana.

"Ayo Bang, keluarin semua yang ada di celana!" Sengaja Nadia membuat penjaga tersebut makin kikuk.

Xadewa hanya mendecak kecil lalu mengeluarkan kartu. Begitu pembayaran selesai dan transaksi dinyatakan berhasil, wajah penjaga toko itu langsung pucat. Ia terbata-bata meminta maaf atas sikapnya yang kurang sopan.

Xadewa tidak mau melewatkan kesempatan untuk menggertak balik. "Manajer disini namanya Pak Yanto bukan?" tanya Xadewa.

Penjaga itu langsung mengiyakan dengan gugup. Benar sekali. Xadewa sebenarnya hanya menebak asal, tapi ternyata tepat. Melihat ekspresi ketakutan itu membuat Nadia dan Xadewa cukup puas. Tanpa menambah drama, mereka pun beranjak pergi meninggalkan toko, meninggalkan penjaga yang masih pucat pasi.

...****...

Hari sudah gelap saat Xadewa membonceng pulang Nadia pakai motor GL Pro keluaran tahun 1985. Biar gampang bawa barang belanjaan, di belakang motor dikasih karung cemplak. Tahukan karung cemplak itu apa? Itu karung besar yang biasa dipakai tukang sayur ke pasar induk, atau tukang kambing buat kirim kambing pakai motor.

Nadia duduk di atas karung itu, kakinya dia tempelin erat ke pinggang Xadewa. Sepanjang jalan mereka ngobrol terus, tidak ada sepinya. Nadia selalu punya topik buat diobrolin, ngalor-ngidul ke mana-mana. Xadewa walau kadang malas menanggapi, ia tetap menjawab semua omongan Nadia. Malah kadang dia iseng menjawab usil yang mengakibatkan Nadia merinding. Melihat Nadia yang biasanya tangguh mendadak gentar, itu adalah hiburan tersendiri bagi Xadewa.

Seperti sekarang ini misalnya. Xadewa sengaja lewat jalan pemakaman. Dalihnya biar cepat sampai, padahal jaraknya jika diukur sama aja dengan lewat jalan utama. Begitu sampai di jalan tengah makam, yang kanan kirinya kuburan, Xadewa sengaja memelankan laju motornya. Pelannya itu bahkan seperti sedang berjalan kaki. Xadewa melakukan itu karena tahu Nadia yang dibonceng langsung pegangan erat, sampai mukanya nempel di punggungnya.

"Bang, naik motornya udah kayak keong! Pelan banget anjiir! Cepetin kenapa!"

"Naik motor itu jangan kenceng-kenceng, yang penting selamat. Eh, itu ada kuburan baru ya," Xadewa sengaja memperjelas.

Nadia makin mencengkeram erat. Dia kesal sekali kepada Xadewa yang sengaja mempermainkanya. Kalau orang takut, ya takut! gerutu Nadia dalam hati. Sebenarnya Nadia tidak takut sama pemakaman kalau nisannya datar, rapi, dan ada rumputnya seperti yang sering dia lihat. Tapi pemakam yang ini beda. Nisannya dari papan kayu yang tinggi, berasa seperti sedang dilihatin sama kuburan-kuburan itu. Makanya Nadia sampai nempelin wajah di punggung Xadewa.

"Lu kenapa Nad? Apa yang dirasa sampai cengkram pinggang gua kuat banget. Ada apa? Ngomong aja ama gua. Lu pengen berak apa gimana?"

Motor yang sudah melambat itu kini benar-benar berhenti. Yaelaaah, segala pakai berhenti, gerutu Nadia dalam hati.

"Kenapa berhenti sih, Bang? Saya cuma mau Abang cepetin jalannya, eh malah berhenti." Seru Nadia dengan mata terpejam.

"Mata lu kenapa merem begitu?" Bukannya menanggapi, Xadewa malah mengalihkan pembicaraan, membuat mereka makin lama terjebak di sana. Saking geramnya, Nadia turun dan hendak mengambil alih kemudi.

"Sini, Bang, mending saya aja yang nyetir. Tenang, motor kopling saya bisa."

Nadia mendorong-dorong Xadewa agar bergeser sedikit dan ia bisa menyetir. Dengan menyela motor karena starter sedang tidak berfungsi, Nadia berhasil melajukan motornya, sementara Xadewa duduk di boncengan. Kaki laki-laki itu tidak seperti yang Nadia lakukan sebelumnya. Xadewa menekuk kakinya bersila di atas motor sambil berpegangan pada Nadia. Xadewa tertawa sambil meledek wanita itu.

"Cewek kalau the power of kepepet, sadis juga ya. Naik motor udah kayak pembalap."

"Au ah gelap," sahut Nadia. Xadewa semakin terbahak.

Tepat di dekat rumah Nufus, motor berhenti melaju. Nadia segera turun dan membawa semua barang belanjaannya. Gaya pamitan mereka pun tidak kalah heboh, terlihat akrab dan menyenangkan.

Tanpa keduanya tahu, di balik pohon pisang, Nufus melihat adegan tersebut. Ia mengamati seksama kedekatan Nadia dan Xadewa dengan wajah sulit ditebak. Begitu Nadia berjalan ke arah rumah, Nufus langsung buru-buru pergi dari sana.

"Habis dari mana kamu?" Tanya Nufus begitu Nadia baru saja menginjakkan kaki ke dalam rumah.

.

.

Bersambung.

1
Rere 💫
Banyak musuh kah keluarga ini😯
Dewi Payang
Nah, benerkan.... tinggal disarang mafia kudu ati² Fus/Joyful/
Dewi Payang
Nufus memang gak layak jadi anaknya Angin sam Licy, dua manusia itu pasti tau makanan itu berbaya apa gak, lah nufus sok jagooooo, ayam jago kali ye/Facepalm/
Dewi Payang
Niatnya Nufus jahat, tapi takdir memgubahnya utk kebaikan Xadewa👍🏻
Dewi Payang
Tak tau dirimu itu akan membakarmu....
〈⎳ FT. Zira
nadia kah?
〈⎳ FT. Zira
nahh kann bener
〈⎳ FT. Zira
kenapa gak pilih yag di pilih angin dan licy coba.. kan bisa aja itu tes dari merka😮‍💨😮‍💨😮‍💨
〈⎳ FT. Zira
biar gak di sangka cowo ya kak??🤭 padahal aku ngeh aja dia ibunya dewa🤭🤭
〈⎳ FT. Zira
bener kok bang bener😅
〈⎳ FT. Zira
iyain aja lah bang🤭
〈⎳ FT. Zira
dia megang apaan sih? yakin amat bisa jatuhin dewa.?🧐
Muliana
ingin cucu /Chuckle/
Muliana
Otakku /Sob//Sob/
Muliana
Pengaruh obat, jangan berharap lebih ya /Facepalm/
Muliana
Benar-benar pengemar bollywood nih, gak disini gak disana, india semua /Facepalm/
Lanjut baca, dari tadi rebutan ponsel sama bocil
Muliana
Eh, apa nih? Kok udah mulai takut kehilangan aja?
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
emang bisa /Blush//Blush/
Zenun: gatau tuh😄
total 1 replies
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
/Hammer//Hammer//Joyful//Joyful/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Rere 💫
Oh punya kendali
Zenun: nggak juga kak, cuma kasih tahu sikon doang, tapi nggak bisa ngendaliin
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!