NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Merinding

Cahaya mentari mulai menyusup masuk melalui celah gorden kamar yang setengah terbuka. Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, namun dua remaja yang baru saja resmi menyandang status suami istri kemarin itu belum juga terbangun dari tidur nyenyak nya.

El dan Alvyna masih terlelap, meski posisi tidur mereka sudah bergeser dari semalam. Kalau tadi malam Alvyna tertidur di atas dada El, kini tubuhnya sudah berpindah ke sisi kasur, dengan tubuh pria itu yang masih memeluknya erat dari belakang.

Sebuah potret manis dari pasangan baru menikah.

"Ugh..." Gumaman kecil keluar dari bibir Alvyna yang mulai menggeliat pelan. Mata cokelat hazel nya membuka sedikit demi sedikit, menyipit menyesuaikan cahaya pagi yang masuk ke dalam kamar.

Begitu matanya terbuka penuh dan melihat tangan yang melingkar di perutnya, refleks Alvyna hendak berteriak. Namun segera ia urungkan niat itu.

"Oh iya gue udah nikah kemarin kan?" batinnya. Setelah menoleh dan memastikan tangan itu memang milik El, napasnya terhela. Lega sekaligus kesal.

Lega karena bukan tangan orang asing. Kesal karena posisi mereka sekarang terlalu intim menurutnya, padahal ini bukan pernikahan romantis seperti di drama. Ini pernikahan dadakan karena keadaan.

"Kirain gue guling apaan!" gumam Alvyna sembari berusaha keluar pelan-pelan dari pelukan erat suaminya.

Setelah perjuangan penuh kehati-hatian, akhirnya tubuhnya berhasil bebas. Ia menyelimuti El dengan hati-hati, lalu melangkah pelan masuk ke kamar mandi.

Sekitar lima belas menit kemudian, Alvyna keluar dengan tubuh terbalut handuk. Dia mengintip ke arah ranjang, memastikan El masih tertidur pulas. Setelah itu, ia masuk ke walk-in closet. Rapi. Itulah kesan pertama Alvyna saat melihat berbagai baju pria dan wanita tergantung di sana. Bahkan seragam sekolah pun sudah disiapkan.

"Kayaknya Mama Manda yang nyiapin semua ini deh," gumamnya sembari mengambil satu seragam.

Setelah mengenakan seragam yang pas di tubuhnya, Alvyna melangkah keluar dari kamar, menuruni tangga menuju dapur.

'Ingat Al sekarang lo istri orang. Mama dulu tiap pagi selalu nyiapin sarapan buat Papa. Lo juga harus bisa kayak gitu ya’ Suara mamanya seperti terngiang-ngiang di kepala.

Tapi semua kenangan indah itu langsung tenggelam saat Alvyna membuka kulkas dan hanya menemukan mie instan, telur, dan beberapa sayuran.

"Masak mie aja deh. Gak ideal tapi dari pada perut kosong," gumamnya, sambil mulai memasak.

Sambil potong-potong bahan dan merebus air, Alvyna bersenandung kecil kebiasaan yang katanya bisa bikin awet muda.

Namun ketenangannya buyar saat sebuah suara serak terdengar.

"Masak apa lo? Pagi-pagi udah rajin amat."

"Ya ampun!" Alvyna hampir menjatuhkan sendoknya. El berdiri di sampingnya dengan wajah kusut baru bangun tidur.

"Mulut lo jangan kasar dong sama suami," sindirnya, sok bijak.

"Tuh kulkas isinya cuma mie doang, makanya gue masak ini," sahut Alvyna, masih dengan nada datar.

El membuka kulkas, mengangguk, lalu kembali menutupnya. "Buat gue juga?"

Alvyna hanya menjawab tanpa menoleh, "Terserah mau makan silakan, gak ya buang aja ke ayam tetangga."

El mengangkat alis, lalu berbalik naik lagi ke atas. "Gue mandi dulu. Sisain satu ya jangan lo sikat semua!"

Beberapa menit kemudian, Alvyna selesai memasak. Ia menyiapkan dua piring di meja makan dan bergegas naik ke atas untuk mengambil tas.

Saat memasuki kamar, ia melihat meja rias dan langsung berdandan tipis, hanya memakai sedikit liptint.

"Fix tinggal turun," gumamnya. Tapi baru hendak melangkah, pintu walk-in closet terbuka.

El keluar dengan penampilan berantakan kancing atas terbuka, rambut basah acak-acakan, dan topi di tangan. Gaya badboy nya terlalu kentara.

"Jangan lupa kedip Ra. Gue tau gue ganteng," celetuknya santai.

Alvyna mendelik, "Sok banget lo!"

El mendekat, memperhatikan wajah Alvyna. “Ngapain sih pake pewarna bibir? Bibir lo udah pink alami gitu.”

“Biar gak keliatan pucat,” jawab Alvyna berusaha cuek.

Tapi sebelum Alvyna bisa melangkah pergi, El mencekal pergelangan tangannya. Wajahnya serius.

“Gue gak minta banyak. Tapi selama kita di rumah, gue pengen lo tetap hormati gue sebagai suami. Gue gak suka berbagi Ra. Kalau sesuatu udah jadi milik gue gak akan gue biarin disentuh orang lain. Lo paham kan?”

Suaranya tenang tapi penuh tekanan. Tangannya bahkan sempat menghapus sedikit liptint dari bibir Alvyna sebelum akhirnya melepas genggamannya dan melangkah keluar kamar.

Alvyna berdiri terpaku lama.

"Itu barusan El? Kenapa rasanya kayak baru di akuin jadi milik gitu sih?!" gumamnya sambil meraba tengkuk yang tiba-tiba terasa dingin. Alvyna merinding seperti ketempelan hantu aja.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!