VOLETTA yang sering di panggil VIOLET, seorang gadis yatim piatu yang hidup sebatang kara, dia di angkat oleh keluarga Romanov keluarga nomor satu di kota Bore.
Dan sejak saat itu kehidupan Violet menjadi lebih baik, apa lagi saat putra bungsu keluarga Romanov, LUCANE ROMANOV mengambil alih keluarga Romanov, Violet semakin membuat semua orang iri dengan kehidupannya, karna Lucane selalu memprioritaskan Violet.
Tapi itu semua berubah saat Violet sengaja ingin mencelakai wanita yang di cintai oleh Lucane, karna hasutan dari musuh wanita itu, Lucane perlahan menunjukkan sisi iblisnya di depan Violet, pria itu menghukum Violet dengan menyiksanya di ruang bawah tanah.
Dan saat Violet menghembuskan nafas terkahirnya, dia berjanji jika ada kehidupan kedua dia tidak akan lagi mengusik kehidupan Lucane dan wanita pujaan hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Di teras villa rose garden, entah sudah yang ke berapa kalinya Lucane mencium pucuk kepala Violet, dia seperti tidak rela meninggalkan Violet sendirian selama dua minggu ke depan, untuk menyelesaikan masalah di perusahaan yang berada di negara Swiss.
''Baby, kamu harus jaga kesehatan, jangan sampai telat makan'' ucap Lucane berpesan dan masih banyak lagi, sampai Violet jengah mendengarnya.
''Iya Paman'' Violet menganggukan kepalanya.
Lucane kembali mendaratkan ciumannya di pucuk kepala Violet beberapa kali, lalu dia dengan berat hati melepaskan Violet dari pelukannya.
''Baby, aku berangkat dulu'' pamit Lucane lalu masuk ke dalam mobilnya.
Violet melambaikan tangannya dengan tersenyum. ''Paman, hati hati!''
Perlahan mobil yang di kemudikan oleh Xander melaju meninggalkan villa rose garden.
Violet yang masih berdiri di teras, terus memperhatikan mobil rolls royce milik Lucane hingga tak terlihat lagi dari pandangannya.
"Apakah setelah ini Paman akan jatuh cinta pada Kak Raisa seperti di kehidupan pertama?'' lirih Violet.
Di kehidupan pertamanya kedekatan Lucane dan Raisa di muali dari perjalanan bisnisnya di swiss, dan sejak saat itu Lucane jarang sekali menghubunginya atau membalas pesannya seperti biasanya, entah karna sibuk atau karna tidak ingin di ganggu olehnya, tapi di kehidupan keduanya ini dirinya tidak akan termakan lagi oleh omongan Margaret, dirinya sudah bertekat untuk tidak mengganggu Pamannya.
''Semoga setelah ini semuanya baik baik saja'' gumamnya kembali masuk ke dalam villa, kebetulan hari ini tidak ada jadwal, jadi Violet hanya ingin berdiam diri di villa.
Di bandara Lucane langsung menaiki pesawat jet pribadinya untuk menuju Swiss, Lucane tidak sendiri melainkan bersama Xander dan juga Raisa, dan untuk sementara waktu pemimpin perusahaan di pegang oleh petinggi manager, tapi meskipun begitu para karyawan perusahaan Romanov tidak akan ada yang berani macam macam, karna tahu kalau atasan mereka selalu mengawasi meskipun sedang berada di luar negri.
Lucane juga sengaja membawa Raisa ikut ke Swiss, menurutnya kinerja Raisa cocok untuk membantunya menyelesaikan masalah di Swiss.
Butuh waktu tujuh jam lebih untuk Lucane dan bawahannya sampai di Negara Swiss, dan saat baru keluar dari peswat jet Lucane langsung menghubungi Violet dengan tidak sabar.
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
Violet sama sekali tidak mengangkat telfon darinya, dan akhirnya Lucane hanya bisa mengirimi pesan pada Violet.
Saat baru keluar dari bandara mereka sudah di sambut oleh sopir pribadi Lucane, yang memang di siapkan di setiap negara yang selalu dia kunjungi.
Raisa masih berdiri di luar mobil, dia bingung mau duduk di mana, pasalnya di kursi samping kemudi sudah di tempati oleh Xander, dan satu satunya tempat yang tersisa hanyalah di belakang, tapi dirinya mana berani nyelonong masuk dan duduk di samping atasannya.
''Kenapa masih di luar?, cepat masuk'' cetus Lucane melihat Raisa yang masih berdiri di samping mobil.
Tentu Raisa kebingungan, apa iya dirinya harus duduk di samping atasannya.
''Em, Tuan, saya naik taksi saja'' ucap Raisa menolak masuk ke dalam mobil.
''Apa kamu tahu dimana kita akan menginap?'' tanya Luacane expresinya sangat datar membuat Raisa merasa kikuk di buatnya.
Raisa menggelengkan kepalanya. ''Tidak tahu Tuan''
''Ck, cepat masuk, jangan membuatku menunggu lama'' dengus Lucane.
Raisa akhirnya memberanikan diri masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Lucane.
Selama di perjalanan Raisa duduk dengan perasaan tegang, dia tidak berani begerak sama sekali, karna takut jika bergerak akan menyenggol Lucane, karna posisi duduk keduanya saat ini sangat begitu dekat.
Tiga puluh menit kemudian Raisa bisa bernafas lega, saat mobil yang di naikinya berhenti di halaman sebuah rumah yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil.
Raisa langsung buru buru membuka pintu mobilnya, tanpa menunggu di bukakan pintu oleh sopir pribadi Lucane.
"Huh, akhirnya aku bisa bernafas" batin Raisa sedikit menjauh dari mobil yang di tumpanginya.
''Ayo masuk'' tukas Lucane.
Raisa menganggukkan kepalanya dan segera mengikuti Lucane masuk ke dalam.
''Tuan Xander, ini rumah siapa?'' bisik Raisa yang berjalan di belakang Lucane.
''Ini Villa milik Tuan Lucane'' jawab Xander ikut berbisik.
Raisa menganggukan kepalanya.
Raisa segera merebahkan tubuhnya di atas kasur, Lucane menempatkan Raisa di kamar tamu yang menurutnya lebih besar dari kamarnya sendiri.
''Ini sudah jam berapa?'' gumamnya melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
''Sudah jam empat,hah,, sebentar lagi harus mulai bekerja''
Sedangkan di kota Bore, Violet duduk bersama Tasya di gazebo yang berada di taman Villa, sudah sejak dua jam lalu Tasya datang ke villa setelah di hubungi oleh Violet.
''Kenapa dengamu?, tumbennya murung begitu di tinggal Paman Lucane ke luar Negri'' ujar Tasya.
Violet hanya diam saja, dirinya juga tidak tahu kenapa tiba tiba timbul perasaan tidak nyaman.
''Tas, kamu beneran mau temenin aku di sini kan?'' tanya Violet.
''Hem, iya ya cantik'' balas Tasya.
Violet tersenyum, dan saat melihat jam di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul lima sore, jadi Violet mengajak Tasya untuk jalan jalan.
Saat hendak menaiki anak tangga Violet berpapasan dengan Paman Don, dan mengtakan kalau dirinya akan makan malam di luar dengan Tasya, jadi meminta Paman Don tidak membuat makan malam untuknya.
Setelah berpenampilan rapi Violet segera mengambil ponselnya yang masih di charger, dan saat itu dia mengetahui ada tiga panggilan tak terjawab dari Lucane, dan satu pesan yang menyuruhnya untuk segera menghubunginya.
''Apa aku harus menghubungi balik, Paman'' gumamnya bimbang.
Tasya yang menunggu Violet di ruang tamu akhirnya menyusul ke kamarnya, karan Violet tak kunjung turun.
Ceklek
''Vio, kamu masih belum selesai?'' tanya Tasya menghampiri Violet yang berdiri di samping ranjang.
''Sudah'' jawab Violet.
''Tas, ini ada panggilan tak terjawab dari Paman, apa sebaiknya aku telfon balik dia ya?'' tanya Violet.
Tasya mengerutkan dahinya, ada apa dengan Violet pikirnya, tumben tumbennya gadis di depannya ini perlu meminta pendapat hanya untuk menghubungi Pamannya.
''Telfon aja kali'' ujar Tasya.
''Tapi aku takut dia sibuk'' timpal Violet.
''Coba aja dulu, kalau tidak di angkat berarti Pamanmu sibuk''
Violet menganggukkan kepalanya, dan langsung menghubungi nomor Lucane.
Baru deringan pertama sambungan telfon langsung terhubung.
[ Baby, kemana aja?, kenapa baru menghubungiku?, aku khawatir ]
Violet meringis mendengar Lucane memberondong dirinya dengan pertanyaan dari unjung telfon.
[ Paman maaf, tadi ponselnya lagi aku charger di kamar, terus aku tinggal di gazebo ngobrol sama Tasya ]
Violet bisa mendengar helaan nafas kasar dari sebrang telfon.
[ Ya sudah, tidak apa apa, kamu tidak perlu minta maaf, seharusnya tadi aku juga menghubungi Paman Don ]
[ Paman sudah sampai? ]
[ Iya, sudah dua jam yang lalu ]
[ Ya sudah Paman istirahat, aku mau jalan jalan dulu sama Tasya ]
[ Iya, tapi ingat kamu harus bisa jaga diri kamu selama Paman tidak ada ]
[ Ok, Paman ]
[ Miss you, Baby ]
[ Miss You, Paman ]
Setelah sambungan telfonny terputus, ada perasaan lega yang Violet rasakan.
''Sudah?'' tanya Tasya yang di angguki oleh Violet.
''Ya sudah, ayo kita berangkat''
''Hem, ayo''
Lalu mereka berdua keluar dari villa dan pergi jalan jalan.
Sedangkan di Swiss, Raisa yang mengantarkan kopi untuk Lucane di ruang kerjanya tidak sengaja mendengar obrolan Lucane dengan Violet.
"Sebegitu khawatirnya Tuan saat Nona Vio tidak menjawab telfonnya" batin Raisa.
kl cma d anggap ponakan mh ga mngkn posesif ky gt,boro2 pnya pcar tmnn aja ga bleh....kira2,kluarganya ngsih rstu ga y???
tp biarin aja lh....msa mreka sbuk sndri,trs vio ga bleh pnya tmn yg lain....kn pst dia ksepian.....
btw,tmenan aja sm alex....biar pmanmu kluar tanduknya..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
glirn ga ssuai hrpan,tnggal nangis dehhh..../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
apakh lucane bkln jth cnta sm raisa????
apalgi kk'nya kn emng niat bgt mnjdohkn mreka....