Clara Amanda anak satu satunya dari seorang tuan tanah di pinggiran desa yang jauh dari hiruk pikuk kota.
ayahnya bernama Arman Satya dan ibunya Tari Askara, mereka keluarga yang hangat dan baik pada siapa saja.
tapi semua berubah ketika tanah yang makmur itu mulai tersentuh oleh tangan tangan kotor dari kota.
membawa sejumlah uang untuk menghambakan para penduduk dan mulai menjual tanah mereka.
tentu saja Arman yang merupakan tuan tanah di sana menolak keras dan bahkan dengan berani mengusir orang orang itu.
pada akhirnya keluarga arman di bantai dan di habisi dengan sangat kejam dan brutal, arman yang merupakan jebolan petarung sempat melawan tapi akhirnya tumbang juga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iqbal Pertha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mobil
" baik aku terima, kerjamu sangat bagus kedepannya aku hanya akan mencari mu jika datang lagi. " ucap Clara cukup senang dengan pekerjaan menejer.
" ah terimakasih, ini sebuah keberuntungan untuk saya bisa melayani nona muda.
dan ah ya ini, ini adalah kartu khusus yang hanya di miliki para menejer Bank di Bank sentra utama ini. akan aku berikan kepada nona muda sebagai nasabah vip khusus yang bisa bertemu dengan menejer pemilik kartu tanpa administrasi. " ucap menejer Bank.
tertulis di kartu. Menejer Utama Jindan.
" terimakasih. " ucap Vior menerima kartu pemberian dari menejer Jindan.
" baik lah semua sudah selesai kami juga harus segera pergi mengurusi hal lainnya. jadi terimakasih. " ucap clara menawarkan jabat tangan.
menejer Jindan sebenarnya senang untuk menerima jabat tangan dari Clara tapi bayangan akan pintu besi membuat jabat tangan itu penuh kengerian. Vior hanya bisa senyum tertahan.
" baik baik.... " ucap menejer gugup takut.
" nona mari kita lewat jalan khusus karena jalan utama sudah tidak bisa di lewati untuk saat ini. " ucap Jindan berusaha setenang mungkin, Jindan sudah berhadapan dengan banyak orang tapi belum yang seperti Clara bukan hanya wajah dan auranya saja yang dingin bahkan tangannya saja sangat dingin saat berjabat tangan.
" silahkan pimpin. " ucap vior sopan dan Clara hanya mengangguk.
melewati lorong dengan nuansa putih Clara dan Vior di bawa menuju lift, kemudian memasuki lift yang hanya bisa di akses dengan sebuh kartu, yang tentu di miliki menejer Jindan. dari lift itu akhirnya Clara berakhir di parkiran bawah tanah yang di miliki oleh Bank sentra utama.
menejer membukakan pintu yang menjadi pembatas antara lift dan parkiran.
" silahkan nona, mobilnya di sana. " ucap menejer jindan.

Clara dan Vior ke sebuah mobil hitam yang terparkir tak jauh dari sana.
" ini mobilnya....
apa nona menyukai mobil ini. " ujar menejer Jindan.
vior tidak bisa langsung menjawabnya sedang Clara dia mengitari mobil itu sebentar kemudian.
" aku suka. " jawab Clara.
" maka mobil ini resmi di miliki nona, untuk surat dan tanda kepemilikan akan siap dalam tiga hari, untuk itu kami pihak Bank butuh no ponsel yang bisa dihubungi. " sopan penuh hormat sang menejer.
itu semu langsung di urus oleh Vior Clara tidak mau terlibat sama sekali.
" menejer Jindan....
ada sedikit hal yang aku butuhkan dari pengaruh dan juga pemahamanmu tentang kota ini. " ucap Clara.
pikiran ingin menolak tapi tubuh terlalu takut untuk menolak.
" silahkan katakan jika saya bisa akan saya usahakan. " ucap menejer tidak memastikan.
" seharusnya sih bisa.... " ucap Clara tersenyum miring membuat bulu kuduk berdiri.
" apa menejer Jin mengetahui rumah yang akan dijual, aku ingin membeli sebuah rumah. " ucap Clara.
" jika seperti itu, nona bisa datang ke GRAHA REAL ESTATE. nona bisa memilih rumah seperti apa yang nona ingin kan. " ucap Jindan sedikit lega karena permintaan Clara tidak sulit.
" itu lah mengapa tadi aku mengatakan butuh bantuan menejer, tolong carikan aku sebuah rumah tidak mewah yang penting besar, memiliki halaman luas dan yang penting ada ruang bawah tanah. " ucap Clara.
segera kepalanya berdengung ini lah akhirnya ini lah, pikir menejer Jindan.
" apa bisa.... " tanya Clara.
" akan aku usahakan. " ucap menejer Jindan masih takut untuk memberikan kepastian.
" aku tau tidak salah meminta tolong pada orang.
vior ayo pergi.... " ucap Clara, vior yang diam dan hanya menyaksikan bagaimana Clara dengan mudah memojokkan orang hanya dengan permainan kata hingga orang tidak memiliki pilihan lain, sama halnya dengan dirinya terjebak dengan Clara. berapa lama, jawabannya entah lah.
vior dengan senyum hangatnya mengangkat tangan pada menejer jindan seperti meminta sesuatu. menejer jindan yang masih kalut dalam pikirannya segera tersadar dan dengan cepat memberikan kunci mobil yang di inginkan Vior.
" terimakasih menejer jindan.....
sampai jumpa lagi..... " ucap vior
" iya iya.... " jawab menejer jindan pada vior tapi segera berdigik ngeri ketika melihat ke arah Clara yang tersenyum tipis di sudut bibirnya.
beberapa saat mobil sudah dilajukan denga vior sebagai sopir vior sangat gugup menaiki mobil semewah dan semahal mobil yang di naikinya sekarang.
" vior apa kau baik baik saja... " tanya Clara melihat ekspresi tegang vior dalam mengemudi.
" aku baik baik saja nona....
ini hanya perasaan senang dan gugup ku saja menaiki mobil mahal dan mewah. " ucap vior.
" hem.... ya sudah....
biasakan lah dirimu dengan mobil ini teruslah berjalan kemanapun. " ucap Clara.
" eh... itu tidak perlu nona. " ucap vior.
" lakukan saja, besok kamu segera urus SIM mu. " ucap Clara.
" baik lah nona. " jawab vior.
di Bank kini sudah kembali normal Rafael pergi dengan kemarahan para nasabah yang lain pun mulai melanjutkan transaksi mereka. sedangkan di ruangan lain menejer Jindan dia sedang di tanyai mengenai siapa orang yang telah membuat kehebohan itu.
" jadi maksudmu gadis yang satunya tidak ada pun informasi tentangnya. " ucap direktur utama
" tidak ada pak.... " jawab seorang ahli IT.
" Jindan lalu bagai mana menurutmu. " ucap direktur utama.
" menurutku gadis ini bukan gadis biasa pak, membawa 10 batang emas dan hampir meruntuhkan pintu besi setebal 10 cm, itu sudah di luar logika. " ucap Jindan.
" jika seperti itu ingatkan kepada semua staf tentang jangan pernah menyinggung nya, kapanpun dua orang ini datang berikan kemudahan dan pelayanan extra. karena orang ini akan membawa Bank ini menjadi Bank swasta satu satunya yang memiliki kekayaan melebihi Bank bank lainnya. " ucap direktur utama.
" baik pak. " jawab semua orang yang berkumpul.
sedangkan untuk kepala keamanan masih berdiri di depan pintu di tempat Clara meninggalkan jejak tangannya. kepala keamanan itu juga menyentuh bekas tangan Clara yang masih hangat.
" kekuatan seperti apa sebenarnya yang di miliki gadis ini. " ucap kepala penjaga.
" tuan apakah ada yang spesial dari bekas tangan ini. " ujar tangan kanan kepala keamanan.
" jika dilihat sekilas tidak ada...
tapi jika secara mendalam tentu ada. seperti yang du ketahui pintunya ini terbuat dari campuran besi dan baja yang kokoh dan solid.
jika aku yang melakukannya aku perlu sedikit hentakan dan mungkin juga tidak sedalam ini, dan bahkan lebih hebatnya di balik dari pintu ini juga timbul bekas tangannya. " ucap sang kepala keamanan sangat mendalami.
" tapi jika bertarung aku yakin tuan lah pemenangnya. " ujar si tangan kanan.
" nak itu karena kau selalu melihat ku dengan mudah membuat orang tidak berdaya, tapi jika kau pernah melihatku di buat tidak berdaya oleh orang lain, aku yakin kau tidak akan mengatakan seperti itu. " ucap kepala penjaga.
" aku mengerti tuan maaf.... " ucap si tangan kanan.