Ternyata cinta yang ia terima hanya semu, ternyata selama ini ia hanya cinta sendirian. lalu...
apa yang harus ia lakukan saat ia telah menyerahkan sagalanya sebagai bukti cintanya justru kenyataannya....
ketulusannya hanya di jadikan bahan taruhan.
Azalina Akira Sadewa,
gadis cantik berusia 17 tahun yang cinta mati kepada kekasihnya yang bernama Alexis Arron Megantara hingga bersedia menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk laki laki itu.
namun ternyata....ia hanyalah bahan taruhan Alex dan teman temannya.
Tidak ada cinta bagi Alex untuk Zalina.
apa yang di lakukan Zalina saat ia tahu kenyataan pahit itu.....?!
sementara ia sudah terlanjur menyerahkan miliknya yang paling berharga untuk Alex.
ikuti kisah baru aku ya .....
" LUKA BERSELIMUT CINTA...."
Semoga suka dan tak pernah bosan selalu ngikuti karya aku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 12 hati yang hancur
Mobil yang di kendarai Alex baru saja keluar dari gerbang sekolah ketika Zalina yang sejak tadi berdiri di balik pilar menundukkan kepalanya kian dalam. Tatapan matanya menatap lurus ke arah lantai.
Sekali lagi,
Bulir bulir bening air mata menetes tanpa pamit membasahi pipinya.
Dalam diam, gadis itu terisak. Hatinya sungguh sakit tak terperih.
Selepas dari perpustakaan tadi ia berlari ke toilet guna membersihkan wajahnya karena air mata yang mengalir begitu saja membasahi wajahnya.
Setelahnya ia segera melangkah ke arah parkiran hendak keluar dan menemui teman temannya.
Tapi naas,
Ia justru di perlihatkan dengan pemandangan yang sungguh mampu semakin melukai hati dan perasaannya.
Zalina segera bersembunyi di balik pilar besar penyangga di gedung itu karena tak mau Alex dan pacar barunya mengetahui keberadaannya di tempat itu.
Akan tetapi,
justru karena itu...
air mata yang baru saja ia bersihkan kembali tumpah tanpa bisa ia bendung lagi.
Karena dari sini,
dari balik pilar besar ini, Ia bisa mendengar dengan jelas kehangatan dan kelembutan juga keromantisan seorang Alexiz Arron Megantara kepada Zoya.
Sungguh hatinya sakit tiada terkira melihat perlakukan Alex kepada Zoya yang berbanding terbalik dengan perlakuan pemuda itu kepadanya dulu.
Lima bulan berpacaran dengan Alex tak pernah sekalipun rasanya ia merasakan kelembutan dan kehangatan apalagi keromantisan sikap pemuda itu kepadanya.
Kini Zalina sadar,
Bukan karena Alex yang dingin karena itu memang sikapnya. Tapi Alex dingin karena sebenarnya pemuda itu memang tak mencintainya sama sekali.
Alex mendekatinya dan menjadikan ia pacarnya hanya untuk sebuah taruhan semata.
Dada Zalina kian terasa sesak mengingat hal itu.
" bodohnya kau Zalina...kau baru sadar sekarang jika kau hanya cinta sendirian kepadanya " ucap gadis itu lirih.
Tangannya meremas kuat rok seragamnya.
Tanpa ia tahu, saat ini seseorang yang adalah Marik terus menatapnya dari balik dinding.
Marik juga sudah sejak tadi berada di sana karena ia memang sengaja mengikuti Zalina yang terlihat berlari ke arah toilet sekolah tadi.
Zalina masih betah berdiri dan menunduk menatap lantai ketika ponselnya berdering.
( ya... Carlo...) terdengar jawaban Zalina lirih.
( maaf....kalian pergi saja dulu nanti kalau bisa aku akan menyusul, aku masih di ruang guru ) lanjut Zalina lagi jelas berbohong.
Sungguh ia tak mau teman temannya melihat kondisinya yang hancur seperti ini.
Zalina menarik nafas dalam dalam, di usapnya wajahnya yang telah basah oleh air mata.
" Alex..." desis Zalina pelan dan nyaris tak terdengar.
" aku tidak akan menyumpahi apalagi berdoa buruk untukmu.
Tapi andai kau tahu...betapa perlakuanmu begitu menyakitkan bagiku.
Aku tulus mencintaimu hingga aku tak sedikitpun pernah berpikir buruk bahkan curiga kepadamu.
Semoga di kemudian hari kau tidak akan pernah mendapat karma buruk atas semua perlakuan dan perbuatanmu padaku " lanjut Zalina masih dengan mendesis lirih.
Zalina perlahan mengangkat kepalanya,
Baru ia sadari kini, mendung bergelayut manja pada langit hingga membuat suasan menjadi kian gelap.
Tak lama rintik hujan mulai turun, Zalina menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia memutuskan untuk melangkah menembus rintik hujan.
Namun,
Baru saja ia akan melangkah seseorang menghentikan langkahnya dengan mencekal lengannya.
Zalina sangat terkejut dan segera menoleh.
" sebentar lagi pasti hujan akan turun dengan deras....
tunggu terang sebentar lagi... " kata seseorang itu yang tak lain adalah Marik.
Zalina menatap penuh tanya kepada Marik.
" aku Marik...anak kelas XII IPS 3 " Marik memperkenalkan diri.
Ia paham...mungkin gadis di hadapannya itu tak mengenalinya.
Zalina mulai mengingat wajah Marik, Zalina menarik pergelangan tangannya yang di genggam oleh Marik.
Tatapan mata Zalina berubah dingin kepada Marik kala ia ingat, Wajah di hadapannya itu juga salah satu teman Alex.
" jangan salah paham padaku...aku memang teman Alex, tapi aku... "
" tidak usah menjelaskan apapun padaku karena aku tidak butuh...."
Zalina memotong ucapan Marik, setelahnya ia membuang pandangannya ke arah luar parkiran.
Pemuda itu benar...
Rintik hujan telah berganti menjadi rinai hujan yang deras.
Sementara Marik hanya bisa menarik nafas dalam mendengar ucapan ketus gadis di sisinya itu.
Namun tak dapat ia pungkiri, saat ini hatinya terasa senang tiada terkira.
Berada di satu tempat yang sama dengan posisi sedekat ini dengan seseorang yang menjadi crushnya selama ini...
Sungguh rasanya sangat luar biasa bagi seorang Marik Aljahir Abraham itu.
Mata Marik terus mencuri curi pandang ke arah Zalina yang nampak gelisah menatap rinai hujan yang deras.
Zalina melingkarkan ke dua tangannya memeluk tubuhnya sendiri ketika hawa dingin mulai menyergapnya.
Marik yang sejak tadi terus mencuri curi pandang dan memperhatikan Zalina mengerti yang di rasakan oleh gadis itu.
Dan tentu saja ia merasa tak tega melihat gadis impiannya ke dinginan.
Marik melepas jaket yang ia kenakan dan kemudian melangkah mendekati Zalina.
Tanpa pamit tiba tiba Marik memakaikan jaketnya pada gadis itu.
Zalina sontak menoleh menatap Marik tajam.
" pakai saja jangan di lepas...udaranya sangat dingin,
nanti kau sakit... " kata Marik dengan wajah lembutnya.
" di sini kita memang tidak kehujanan, tapi angin dingin menerpa kita dengan bebas dari depan kita dan belakang kita " lanjut pemuda itu lagi mencoba memberi pengertian atas sikapnya yang meminjamkan jaketnya untuk gadis itu.
Zalina pun akhirnya menerima dan membiarkan jaket Marik menghangatkan pundak dan punggungnya.
" tidakkah kau ingin sedikit ke mari ?! Sepertinya di situ hembusan rinai hujan menerpamu,
Rambutmu mulai basah " ucap Marik lagi.
Zalina mengusap rambutnya, dan ya...pemuda itu benar.
Rambutnya memang mulai basah karena hembusan derai air hujan yang menerpanya.
Rasa sakit di hatinya karena Alex membuat ia seakan tak menyadari hal itu.
Zalina melangkah agak mundur ke belakang.
Kembali hening,
Marik terdiam tanpa tahu apa lagi yang bisa ia ucapkan untuk bisa berbincang dengan Zalina. Sementara Zalina...
Ia pun hanya diam dan tenggelam dengan pemikirannya sendiri.
Cukup lama Zalina dan Marik sama sama saling terdiam hingga sebuah mobil terdengar mengklakson beberapa kali.
Wajah Zalina seketika nampak sedikit riang, seulas senyum tersungging di bibirnya.
Dan sungguh senyum itu membuat Marik kian terpesona padanya.
Tak lama seorang pria dewasa dengah tubuhnya yang masih gagah dan seragam PNSnya mendekat kearah mereka dengan membawa payung.
" papa..." cicit Zalina dengan sedikit melonjak kecil karena senang dirinya di jemput.
Marik tersenyum melihat tingkah gadis itu.
Tak ia sangka jika Zalina semanja itu kepada orang tuanya.
Bedebah memang Alex yang tega merusak gadis itu.
Rutuk Marik di dalam hati.
" Papa telephon dari tadi gak di angkat sayang..." ucap laki laki dewasa itu sambil menyerahkan tangannya untuk di salami Zalina.
" maaf...gak denger, hujannya deras pa..." jawab Zalina terdengar manja.
" ya sudah ayo...mama sudah nunggu di mobil " ajak laki laki itu dan Zalina menganggukkan kepalanya.
" jaket siapa ini sayang ?! " tanya papa Zalina ketika hendak memeluk pundak sang putri dan ia melihat jaket menyampir di pundak putrinya itu.
Zalina pun baru teringat.
" sebentar pa.." kata Zalina sambil melepaskan jaket Marik dari pundaknya.
" itu jaket saya om...maaf lancang, saya hanya kasihan melihat Zalina kedinginan " Marik segera mendekat sambil tersenyum sopan dan menerima kembali jaketnya yang di berikan Zalina kepadanya.
Tangannya terulur menyalami dan kemudian mencium punggung tangan papa Zalina.
Jelas saja hal itu membuat Zalina dan papa Zalina tertegun sejenak.
" saya Marik om..." Marik memperkenalkan diri.
" ah iya iya nak Marik....terima kasih ya sudah minjami anak om jaket.
e...bawa kendaraan ?! " jawab papa Zalina sekaligus bertanya.
" ah iya om...saya bawa motor " jawab Marik sambil menuding sebuah motor yang ada di parkiran.
Papa Zalina menoleh dan sedikit mengerutkan kening melihat sebuah motor sport terpakir di sana.
Dengan hanya melihat motor itu saja papa Zalina paham jika Marik bukan akan orang sembarangan.
" ya sudah kalau begitu....kami duluan ya " pamit papa Zalina sambil merangkul pundak Zalina dan mulai melangkah meninggalkan tempat itu.
Marik tersenyum lebar sambil menganggukan kepalanya mempersilahkan.
Selepas kepergian mobil Zalina, Marik memeluk dan menciumi jaketnya.
Aroma wangi tubuh Zalina seolah masih tertinggal di sana dan bisa dengan jelas tercium olehnya.
Tak apa tadi Zalina masih bersikap dingin dengannya,
Tapi pengalaman barusannya dengan Zalina dan papanya membuat hati Marik membuncah.
Pemuda itu kemudian melipat jaketnya dan memasukkan jaket itu ke dalam tasnya.
Ia tak akan rela dan tak akan ia biarkan jaket itu basah yang akan membuat aroma wangi Zalina hilang dari sana.
harusnya jika km punya rahasia,ungkapin dan jujurlah..ehh ini malah di sembunyikan.
kasiannya km,jika ini terungkap..di buang Alex,Arthur gak akan Sudi,bahkan Zakia gak akan ngenal km..Mampus!!
sama² egois,yg Alex jg oon.
ternyata yg murah bojo mu Dewe lex,pilihan e papa mu,orang yg ingin km Buat Bangga.
sudah baik Arthur mau tanggung jawab,tapi kembali lagi..mungkin Alex lebih kaya raya di bandingkan Arthur,Cello,dan Marikh.
eeeee tp justru zoya yg sll di prlakukn bak ratu... trnyata parah kelakuannya🤣🤣🤣
pleasee jgn balik k barng bekas
Dan pada akhirnya???Mantan ku jadi guru Anak ku..tapi bukan anak ku🤭🤭🤭
Aihsss..siapa yaa!!Cowoknya Zalinaa,apa jangan² Marik 😍😍 kalau di cermati satu² zalina pernah mengajar di daerah pelosok dan besar kemungkinan Marik yg anak seorang jendral ngikuti jejak bapaknya yg seorang Abdi Negara.
jangan² ketemu pas tugas di pelosok.
lanjut kak,ndk sabar sdh ini,penasaran polll