NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 - Membawa Orangtua

***

Merasa ada yg aneh dari ucapan William. Kimi tergesa keluar kamar kembali keruang tamu yg berisi Jimi dan juga William. Melihat William seakan ingin mengungkapkan kejadian ketika mereka sedang berdua saja di kendaraan milik William beberapa waktu lalu, membuat Kimi panik.

"William!"

"Iya sayang.." Jawab William menoleh tanpa dosa.

Jimi kembali memijit dahi. Ia tidak habis pikir melihat tingkah pola kedua anak muda dihadapan.

"Kamu ada hubungan apa sama William Kim? Dari tadi Papa mendengar dia terus memanggil kamu sayang." Tanya Mira yg mengikuti langkah sang anak keluar dari kamar.

"Kimi tidak ada hubungan apapun Ma, dia saja yg otak nya sudah menggila sejak pengeroyokan tempo hari." Jawab Kimi tetap menatap tajam William.

William mendengar yg di ucapkan Kimi. Ia pun merasa sedikit tersinggung dan juga bingung. Mengapa ia bisa begitu tertarik pada wanita itu. Jelas-jelas mereka baru saja saling kenal. Memang benar, sejak terakhir bertemu, William tidak bisa berhenti memikirkan Kimi. Ia terus saja mengingat moment Kimi menyelamatkan nyawanya.

"Kamu tidak percaya saya mau menikahi kamu? Kamu tidak yakin saya serius? Terus saya harus bagaimana agar kamu menyakini niat saya benar-benar tulus."

"Kamu melamar Kimi?" Tanya Mir bergegas duduk di sebelah Jimi. Ia pun terkejut mendengar hal tersebut.

William mengangguk. "Saya akan membawa Mommy dan Daddy Saya datang kesini nanti malam. Saya mau melamar Kimi untuk menjadi istri saya."

Jimi dan juga Mira semakin melebarkan mata, Mereka saling pandang dan juga menatap Kimi yg masih berdiri.

***

William tidak bisa berhenti tersenyum, ia saat ini sedang berkendara menuju kediaman orangtuanya. Lamaran yg direncanakannya membuahkan hasil. Jimi memberikan izin orantuanya berkunjung malam nanti.

Pagar terbuka lebar saat melihat kendaraan mewah William terlihat dari jauh. William memasuki perkarangan mansion dan langsung bergegas masuk ke dalam rumah, tanpa memperdulikan letak parkir kendaraanya yg sembarang. Ia tahu para bodyguard sang ayah pasti akan mengambil alih. Masih dengan pakaian santai, William berteriak mencari keberadaan kedua orangtuanya.

"Mommy.... Daddy.... ini anak tersayang kalian sudah pulang." Seru William kencang. Ia berlari menuju lantai dua karena disana letak kamar kedua orangtuanya. Mendengar suara William, Vivi keluar dari kamar dan langsung menyambut sang anak.

"Willy! Ya ampun kenapa teriak-teriak. Jangan berlarian seperti itu!" Tegur Vivi sembari memeluk. James menyusul dengan dasi yg masih berada di tangan. Begitu mendengar suara William, Vivi langsung pergi meninggalkan James yg sedang ia pasangi dasi.

"Lupa suami kamu Viv! Minimal selesaikan dulu dasi ini baru kamu keluar." Tegur James mencebik kesal.

"Daddy manja sekali. Pakai sendiri kan bisa. Mommy sedang merindukan aku!" Jawab William masih memeluk wanita yg sangat ia sayangi.

"Kamu kembali keapartemen saja Willy, Daddy baru saja senang, karena Mommy lebih memprioritaskan Daddy selama kamu tidak ada." ketus James sembari terus mencoba memakai dasi dengan benar.

"Sayang!" Tegur Vivi tidak suka. Ia menepuk dada bidang milik James dan kembali masuk didalam pelukan sang anak. William terkekeh karena wajah sang ayah asam se asam jeruk purut.

"Sudah, sudah.. aku membawa kabar bahagia." Lerai William dengan raut cerah ceria. Sangat kontras dengan wajahnya yg penuh lebam, ia seakan tidak merasa terganggu dengan rasa sakit tersebut.

"Kabar apa nak?" Vivi penasaran. Ia tatap sang putra dengan lekat. Begitu pun James ia menunggu sambil memasang dasi sendiri.

"Aku ingin menikah!" Antusias Willy memekakkan telinga James dan Vivi. Mereka terkejut bahkan terlonjak ketika mendengar ucapan William yg terlampau tiba-tiba. Pasalnya yg mereka tahu, sang anak tidak ada pasangan selama ini. Pacaran saja belum pernah, melihat wanita saja tidak mau, dan juga sikapnya yg sudah layak dikatakan seperti kulkas 12 pintu jika diluar rumah, sukses membuat kedua paruh baya itu terkejut sekali.

Vivi dan juga James saling pandang dan kemudian terkekeh. "Kamu ini bicara apa nak? menikah? Nikah sama siapa?" Tanya Vivi masih terus terkikik. Ia membawa William duduk di sofa terdekat.

"Wanita mana yg mau kamu nikahi? Mimpi kamu?" James juga tertawa sambil mengikuti dibelakang sembari terus berusaha memasang dasi dengan benar.

Mendengar itu, William tidak suka. Kenapa semua orang menganggap dirinya tidak serius.

"Kenapa semua orang tidak percaya" Ucap William lirih. Ia menunduk meremas-remas jari jemarinya sendiri.

Vivi menyadari perubahan wajah sang anak langsung mengusap lembut bahu lebar William. Ia kecup puncak kepala sang anak lalu menatap sang suami.

"Siapa wanita nya?" Tanya James setelah melihat tatapan sang istri.

William mendongak, ia menatap sang ayah dengan dasi yg sudah acak-acakan. "Kimi. Namanya Kimi. Dia yg menyelamatkan aku waktu aku mengalami pengeroyokan tempo hari. aku suka sama dia Mommy, dia cantik."

Vivi semakin terkejut, berarti perkenalan sang anak dengan wanita yg di maksud baru satu minggu yg lalu. Kenapa secepat itu sang anak memutuskan untuk menikah.

"Dia hamil?" Tanya Vivi shock. William melebarkan mata. 'Kenapa jadi hamil. Ini mau nikah, bukan malah bahas kehamilan. Kalau mau hamil, ya bisa saja, tapi apa tidak masalah kalau belum menikah sudah aku buat hamil. Ah Mommy ada-ada saja.' Pikir William heran.

"Mommy apa-apaan. Kimi itu ingin aku nikahi bukan dibuat hamil lebih dulu, Bisa saja, tapi apa tidak menjadi masalah."

Vivi dan juga James menepuk dahi bersamaan. Mereka tidak menyangka pikiran sang anak bisa sampai seperti itu.

"aku sudah katakan dengan orangtuanya, malam nanti kita akan berkunjung untuk melamar Kimi. Aku ingin cepat menikahi Kimi sebelum Kimi di ambil oranglain."

"Hah? Nak kamu serius? Mommy... Mommy terkejut sekali, karena selama ini kan kamu belum pernah pacaran, dan sekarang tiba-tiba ingin menikah, Mama jadi shock. Ya walaupun Mama senang karena kamu akhirnya bisa menemukan wanita yg kamu suka. Tapi tetap saja nak, ini terlalu cepat dalam mengambil keputusan."

James pun setuju dengan sang istri. Ia ikut mengangguk dan tidak lagi lanjut memasang dasi, ia sudah kesal dan berakhir mengacak-acak saja dasi tersebut.

"Kalau tidak cepat, nanti Kimi di ambil oranglain Mommy, Tadi pagi saja, aku baru menyelamatkan Kimi dari orang brengsek yg mau menganggunya. Bisa-bisa aku seumur hidup tidak akan menikah kalau tidak dengan Kimi Mommy." Ujar William serius. Membuat kedua orangtuanya menghela panjang.

"Yasudah kita lihat saja dulu nanti malam Viv."

"Sayang, apa tidak terlalu terburu-"

"Mommy tidak setujukah?" William memotong ucapan Vivi. Ia menatap heran, karena selama ini, tidak ada keinginan dirinya yg tidak di dukung oleh sang ibu.

"Bu-bukan seperti itu. Tapi..."

"Tapi apa?" Cecar William mulai kecewa. Vivi menyadari raut wajah sang anak yg berubah. Ia menghela sekali lagi dan berusaha tersenyum.

"Baiklah. Nanti malam kita kerumah orangtua Kimi. Persiapkan dirimu ya."

***

Matahari mulai terbenam, menandakan sang bulan akan mengambil alih penerangan untuk bumi ini. Dan juga waktu berkunjung sudah tiba, di perjalanan menuju kediaman orangtua Kimi. William mendadak gelisah. Ia bukan anak kecil yg tidak menyadari sikap sang ibu. Ia tahu sang ibu meragu, namun ia juga tidak ingin keinginannya tidak terpenuhi. Kimi sudah terlalu meracuni pikiran dirinya. Sehingga apapun yg William kerjakan dan terlihat adalah Kimi yg selalu terbayang.

"Mommy... Mommy setuju kan dengan niat aku?" Ia bertanya dengan nada putus asa. Ia tatap Vivi takut-takut setengah memohon. Vivi yg melihat itu tersenyum teduh. Ia bukan tidak setuju, hanya saja mengingat perkenalan mereka yg masih sangat baru, membuat wanita elegan itu ragu.

"Kita lihat dulu saja Nak. Nanti baru kita tahu jawabannya."

"Baiklah.." Jawab William lesu. Tentu Ia berharap semua berjalan sesuai dengan keinginannya.

***

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!