NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TAKDIR PRAM

Ternyata, takdir kembali memainkan perannya. Pram selamat dari maut, namun dengan luka bakar yang cukup parah di sekujur tubuhnya.

Lebih buruk lagi, ia mengalami hilang ingatan akibat benturan keras saat kecelakaan. Ia tidak ingat siapa dirinya, siapa Maya, bahkan pada Riko yang merupakan darah dagingnya sendiri, ia tak ingat sama sekali.

Dalam kondisi linglung dan kesakitan, Pram merangkak keluar dari jurang dan berjalan tanpa arah. Ia tersesat di tengah hutan, hingga akhirnya menemukan sebuah gubuk reyot.

"Aku ada dimana?.. Rumah siapa itu?.. Ya Allah, aku pusing!" pandangan Pram tiba-tiba gelap, beberapa detik kemudian ia pingsan.

Selang beberapa menit kemudian, seorang gadis yang tengah berjalan melihat Pram sedang tergeletak tak jauh dari tempatnya berjalan. Rasa kemanusiaannya muncul, ia bergegas mendekati Pram.

Untuk sesaat ia terpaku melihat Pram, ia ragu untuk menolong karena takut kalau Pram orang jahat.

"Astaghfirullah.. Dia siapa? Kenapa ada disini? Dilihat dari postur tubuh dan pakaiannya, dia kelihatan seperti orang berada. Tapi kenapa tubuhnya penuh luka bakar ya?.. Aku ingin tolong dia, tapi takut dia orang jahat," pikir gadis itu ragu. Ia hendak mengayunkan langkahnya untuk menolong Pram, tapi segera niatnya itu ia urungkan.

Tiba-tiba tangan Pram bergerak, matanya terbuka dan ia melihat kearah gadis itu. "Mba.. Tolong aku!.." Pram menggapai gadis itu, ia berusaha bangkit tapi terjatuh.

Melihat hal itu, gadis itu merasa iba. Tanpa pikir panjang akhirnya ia menepis pikiran buruknya dan berlari mendekati Pram.

"Iya Mas.. Tunggu sebentar," sahut gadis tersebut.

"Ayo Mas, pegang pundakku! Kamu kuatkan berjalan? Aku akan bantu kamu," jawab gadis tersebut.

Ia melingkarkan sebelah tangan Pram ke pundaknya. Sementara sebelah tangan gadis tersebut melingkar ke pinggang Pram, sebelah tangannya lagi memegang erat tangan Pram yang melingkar di pundaknya.

"Iya Mba, aku sanggup berjalan jika kamu bantu, makasih Mba.." suara Pram bergetar menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Ayo Mas, kita jalan." Gadis itu membopong Pram berjalan dengan pelan untuk masuk ke dalam rumah gubuk miliknya.

Dengan bersusah payah akhirnya gadis itu berhasil membaringkan Pram dalam rumahnya.

"Kamu siapa Mba?.. Penduduk asli sini?" tanya Pram. Suaranya masih bergetar menahan sakit.

Gadis itu tersenyum, "Jangan takut Mas, saya orang baik. Nama saya Murni. Saya tinggal dengan ibu saya bernama mak Eroh di gubuk ini. ibuku sedang bekerja di ladang sekarang. Oh ya, tunggu ya Mas, aku mau ambil dulu handuk, ramuan dan air hangat untuk bersihkan luka Mas." Murni berjalan ke arah pintu yang hanya disekat kain gorden lusuh.

Tak lama kemudian ia keluar dengan membawa baskom berisi air hangat dan ember kecil penuh dengan ramuan beserta handuk kecil.

Murni dengan telaten membersihkan luka bakar di tubuh Pram. Ledakan dari mobil taksi yang ditumpangi Pram meninggalkan bekas yang cukup parah.

Dengan hati-hati, Murni mengoleskan salep tradisional yang ia buat sendiri dari ramuan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh di sekitar gubuknya.

"Pelan-pelan ya, Mas," ucap Murni lembut. "Maaf kalau agak perih." Wajahnya meringis ikut merasakan kepedihan yang dirasakan Pram.

Pram hanya bisa meringis menahan sakit. Luka bakar itu terasa panas dan nyeri. Namun, ia berusaha untuk tidak mengeluh. Ia tahu Murni sudah berusaha sekuat tenaga untuk merawatnya.

"Perih Mba.."

"Tahan ya Mas.."

Setelah selesai mengobati luka bakar, Murni membantu Pram mengganti pakaiannya. Kemeja yang dikenakan Pram saat kejadian sudah robek dan penuh jelaga.

Murni meminjamkan Pram kemeja batik milik ayahnya yang sudah lama meninggal. Kemeja itu tampak kebesaran di tubuh Pram. Setidaknya bisa menutupi tubuhnya walau untuk sementara.

"Ini kemeja almarhum bapak saya, Mas," kata Murni sambil menyerahkan kemeja itu. "Maaf kalau kebesaran ya Mas."

"Tidak apa-apa, Murni, terima kasih banyak."

Setelah Pram mengenakan kemeja itu, Murni menyuapi Pram makan siang. Tangan Pram masih terasa sakit untuk digerakkan, sehingga ia kesulitan untuk makan sendiri. Murni dengan sabar menyuapi Pram sesendok demi sesendok nasi dan sayur.

"Pelan-pelan ya, Mas, jangan sampai keselek," kata Murni sambil tersenyum.

"Iya, Murni. Terima kasih sudah repot-repot," jawab Pram.

" Iya Mas, sama-sama. Maaf jika lauknya cuma ini aja. Seadanya.." Murni tertunduk, mengorak-arik lauk diatas nasi untuk Pram. Hanya orek tempe dan ikan asin. Dirinya merasa malu akan keadaannya yang serba pas-pas an.

"Ini sudah lebih dari cukup, Mba. Maaf aku udah ngerepotin Mba," Ujar Pram.

Murni hanya tersenyum. Ia tak berani menatap terus wajah tampan di hadapannya. Rasa gugup itu datang tiba-tiba. Wajar, karena ia baru anak yang baru menginjak remaja. Usia 18 tahun. Masanya puber pertama.

Sambil menyuapi Pram, Murni mulai mengajak Pram berbicara walau ia lebih sering tertunduk, hanya sekali-sekali ia memberanikan diri melihat Pram. Itupun hanya beberapa detik. Ia takut groginya kelihatan.

Walau grogi dan salah tingkah, tapi Murni sebisa mungkin menutupinya. Murni memberanikan diri bertanya tentang asal-usul Pram, pekerjaannya, dan mengapa ia bisa sampai berada di tempat yang terpencil seperti ini.

"Maaf Mas, namanya siapa ya? Mas darimana dan kenapa Mas bisa sampai terdampar ditempat ini dalam keadaan luka bakar seperti ini?"

Mendengar Murni mengatakan itu, Pram menggelengkan kepalanya, "Saya tidak tahu siapa nama saya, latar belakang saya. Dan saya tidak ingat kenapa saya bisa sampai ditempat ini, dalam keadaan luka bakar," jawab Pram. Ia menatap Murni. Ada rasa kagum Pram terhadap ketulusan Murni menolongnya.

Pram menarik nafas dalam - dalam, untuk kemudian ia hembuskan dengan pelan, seakan sedang meratapi keadaannya.

Pram menundukkan kepalanya. Merasa bingung akan nasib yang dialaminya sekarang.

"Ya udah Mas, gak usah terlalu dipaksakan mengingat. Mungkin Mas terkena amnesia.. Mudah-mudahan nanti Mas bisa mengingat kembali. Cepat atau lambat," jawab Murni dengan perasaan iba.

" Makasih," jawab Pram. Ia menatap lekat gadis manis yang kini berada dihadapannya.

"Gadis ini terlihat sangat manis. Walau ia sederhana, bertubuh kecil dan pendek, hidung juga gak mancung, tapi dia terlihat menarik dengan senyumnya. Ia gadis imut. Masih muda, tapi hatinya tulus dan baik. Beruntung aku bertemu dia," pikir Pram. Ia terus memandangi Murni dengan rasa kagum.

Murni yang memang gadis kecil mungil dan berpenampilan seadanya, dengan baju kemeja agak lusuh dan mengenakan rok panjang, terlihat amat sederhana. Rambut panjangnya yang selalu dikepang satu, menambah aura kesederhanaannya.

 Ketika dua mata itu saling memandang, jantung Murni berdebar, dia langsung tertunduk malu, " Masyaallah, jantungku kenapa berdegup?.. Ia terlalu tampan untuk aku sukai. Apa aku jatuh cinta pada pandangan pertama? "

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!