Xiao Mei Ling, gadis muda berbakat dialam Surgawi, terlempar kedunia bawah saat tanpa sengaja terperosok kedalam lubang pusara dihutan kematian ketika mencari tanaman herbal.
Dunia bawah yang hampir sama dengan alam Surgawi, namun tak ia ketahui seluk-beluknnya. Jelas membuat Xioa Mei Ling kebingungan.
Namun ditengah keputus-asaan itu, tanpa sengaja ia menemukan kerangka manusia ditempatnya terlempar. Saat ia akan menguburkan kerangka itu dengan layak, kilasan ingatan milik kerangka itu memasuki fikiran, ketika ia menyentuh bagian tengkorak.
"Hah, namanya sama denganku dan wajahnya..?"
"Baik, aku akan menggantikanmu menjaga keluargamu. Terimakasih Xiao Mei Ling, maaf aku memanfaatkanmu untuk bisa hidup didunia ini."
Bagaimana perjalanan hidup Xiao Mei Ling didunia bawah ini bersama dengan ruang dimensi Long yang ia miliki.
Apa ia akan hidup seperti dialam Surgawi.?
Atau malah menjadi seseorang yang jauh lebih berkuasa...?
Mari ikuti kisahnya dalam cerita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Renovasi penginapan dan restoran
Dengan menggunakan jurus pengendali angin, Xiao Mei Ling mengaplikasikan cat berwarna putih gading ketembok bangunan restoran dilantai satu.
Semua furniture lama masuk keruang dimensi jiwa, lalu diganti dengan yang baru.
Lampu gantung bercabang lima berbahan tembaga, lengkap dengan lilin merah. Terpasang indah dilangit-langit ruangan.
Meja cendana berukiran akar sulur dilengkapi kursi rotan berbantal kapas dan bulu empuk, berderet rapi diruangan seluas tiga ribu meter itu.
Lantai satu itu bisa menampung dua puluh lima table dengan sepuluh meja berkursi enam dan lima belas berkursi empat.
Lukisan juga pajangan kristal dan guci porselen berharga mahal, Mei Ling susun dibeberapa bagian dinding dan sudut ruangan.
Aneka macam rangkaian bunga serta dupa wewangian nan menenangkan, menjadi pelengkap dalam memperindah restoran.
Sementara bagian toilet dibongkar habis. Mei Ling menaburkan batu kerikil natural dibagian lantai agar tidak licin, lalu memasang wastafel batu antik dilengkapi sabun pencuci tangan serta bak batu penampung air.
Untuk WC Mei Ling menggali tanah sedalam sepuluh meter, lalu membuat dudukan berbahan batu yang disusun rapi.
Gadis itu menjelaskan fungsi sabun dan cara menggunakan wastafel juga WC pada para pelayan dan anggota keluarganya.
"Adik, bagaimana kalau jamban ini juga dibuat dirumah..?" kata Fang Lee menatap kagum WC yang baru dilihat.
Mei Ling tersenyum "besok kita akan membuatnya."
Dimasa ini, orang-orang membuang kotoran ditampung dalam sebuah baskom tanah liat.
Nantinya setiap pagi akan dibersihkan oleh pelayan, lalu dibuang pada sebuah lubang yang dibuat jauh dibelakang rumah atau kehutan.
Untuk private room dilantai dua, dindingnya memakai warna putih salju dan gading, hijau pupus daun pisang, serta merah muda.
Konsep lesehan dengan bantalan empuk berbulu untuk dudukan, menjadi pilihan Mei Ling.
Lentera lilin berbahan perak, menempel apik didinding. lima lampion merah dengan lilin putih, menggantung manis diplafon.
Vas kristal dengan rangkaian bunga mawar aneka warna, sedap malam, krisan, Lily dan tulip serta dupa aroma terapi, diletakkan diatas meja hias disudut ruangan dekat jendela.
Ada dua puluh lima private room yang bisa menampung lima belas orang, semua dekorasinya Mei Ling buat berbeda.
Cuma bagian toilet saja dibuat sama.
Untuk dua puluh kamar penginapan dilantai tiga, warna tembok sama seperti dilantai satu.
Ranjang berukuran Queen dengan kasur busa yang empuk, Mei Ling keluarkan setelah mengosongkan semua kamar.
Dua bantal dan guling, seprei sutra, selimut bulu tebal, menjadi pelengkap yang akan membuat tidur para penyewa kamar nyenyak.
Lemari pakaian dua pintu, rak serba guna, dua kursi single dengan dudukan dan sandaran empuk dilengkapi meja. Mei Ling tata dengan apik dan manis.
Lampu gantung cabang lima lengkap dengan lilin, tirai jendela, sandal khusus kamar, tak luput Mei Ling keluarkan.
Untuk toilet konsepnya juga dibuat sama dengan lantai satu dan dua. Cuma bedanya dikamar mandi penginapan ada bak berendam.
Handuk ala moderen, sabun, shampo, dupa wewangian, cermin perunggu, sisir, serbuk dan sikat pembersih gigi.
Semua menjadi fasilitas tambahan yang jelas tak akan ditemukan dipenginapan lain.
"Kalau tamunya sudah meninggalkan kamar, langsung dibersihkan dan ganti semua dengan yang baru."
"Baik nona muda...!"
Gudang perlengkapan kamar inap dan restoran diisi penuh, disusun rapi pada rak dan lemari setinggi lima meter.
Pohon palem hias dengan pot batu, ditaruh didekat tangga. Menambah kesan asri nan teduh disana.
Peralatan masak baru yang belum ada juga oven batu kayu bakar, panggangan, Mei Ling sediakan.
Alat-alat makan diganti dengan yang lebih bagus dan anti pecah. Bahkan sumpit dan sendok Mei Ling berikan yang berbahan perak.
"Ling'er..! tempat ini sekarang menjadi sangat cantik dan nyaman. Bibi yakin kelak pasti ramai pengunjung, semua pelanggan lama kita akan kembali." ucup istri Xiao Yan bersemangat.
"Iya benar, ini sangat bagus. Ling'er hebat..!" timpal istri Heng.
"Adikku memang luar biasa, terbaik..!" Xiao Fang Lee ikut memberi pujian tulus.
Xiao Mei Ling mengangkat hidungnya tinggi sembari membusungkan dadanya. "Aku...!" ucapnya menoel konyol hidung bangirnya.
Semua terbahak, saling merangkul dengan netra berembun haru bahagia.
Lima belas lampion dipasang berjejer diplafon balkon lantai dua dan tiga.
Untuk bagian luar lantai satu. Mei Ling memasang sepuluh tiang lentera dua cabang berbahan logam campuran yang kokoh dan anti karat, agar jalanan serta teras depan bangunan terang.
Menjelang petang kegiatan merenovasi tempat itu baru selesai.
Semua lampion dan lentera lilin dinyalakan, yang langsung memantik kehebohan para pengguna jalan dan penduduk Ibukota yang masih sibuk beraktifitas.
Bangunan paviliun Hei'hu, penginapan dan restoran Xiao sontak menjadi perhatian. Karena paling terang dengan banyaknya barang-barang unik terpajang.
Xiao Mei Ling memuji para koki, karena makanan yang ia minta benar-benar lezat. Ternyata mereka memang ahli dan terlatih dalam bidang itu.
Cincin penyimpanan tingkat sedang Mei Ling berikan pada kepala koki, guna menyimpan daging, ikan atau bahan-bahan yang nantinya tidak habis agar tetap segar.
"Ada yang mau berkerja dari pagi sampai malam atau mau menambah pelayan untuk membagi waktu..?"
Mei Ling memberi pilihan, karena mulai besok restoran akan dibuka mulai pukul tujuh pagi hingga sebelas malam.
Sementara pelayanan untuk penginapan dua puluh empat jam.
"Aku mau bekerja sampai malam nona muda..!"
"Aku tidak bisa jika bekerja seharian penuh nona...!"
Keputusan pun dibuat, dua puluh karyawan tambahan akan direkrut.
Yang siap bekerja seharian hingga malam, akan mendapat upah dua koin emas perbulan.
Sementara yang sistem shift, akan menerima gaji satu koin emas.
Untuk koki dua koin emas sistem shift, karena tidak ada yang sanggup untuk kerja hingga malam.
Semua karyawan mendapat jatah makan sekali sehari atau diganti dengan dua koin perak. Mereka juga mendapat libur empat kali dalam satu bulan.
Pukul tujuh malam mereka semua baru meninggalkan bangunan yang diberi nama penginapan Hei'hu itu.
Para bibi langsung pulang kerumah bersama saudara sepupu yang bertugas mengawasi paviliun Hei'hu.
Sedangkan Mei Ling dan Fang Lee, mampir kekediaman klan Gu.
⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
.masih banyak typo..