NovelToon NovelToon
BABYSITTER KESAYANGAN CEO

BABYSITTER KESAYANGAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Pengasuh / Ibu Tiri / Chicklit
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Kiandra Pravira, baru saja kembali ke Jakarta dengan hati yang hancur setelah dikhianati mantan kekasihnya yang menjalin hubungan dengan adiknya sendiri. Saat berusaha bangkit dan mencari pekerjaan, takdir membawanya bertemu dengan Axton Velasco, CEO tampan dari Velasco Group. Alih-alih menjadi sekretaris seperti yang ia lamar, Kiandra justru ditawari pekerjaan sebagai babysitter untuk putra Axton, Kenric, seorang bocah enam tahun yang keras kepala, nakal, dan penuh amarah karena kehilangan Ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Kiandra baru saja keluar dari klinik Dr. Reva. Dokter memberinya resep vitamin setelah memeriksa kondisinya dan mereka sempat berbicara hampir satu jam. Menurut dokter, stres dan beban masalah keluarga membuat depresinya kembali kambuh.

Ia melangkah ke apotek terdekat untuk menebus obat itu. Semoga saja, pikirnya, obat ini bisa membantunya kembali seperti dulu, lebih tenang, lebih kuat. Setelah selesai membeli, ia menunggu taksi online untuk kembali ke mansion.

Sepanjang perjalanan, Kiandra hanya terdiam. Ia berusaha tidak memikirkan hal-hal yang bisa membuat kepalanya makin berat. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. Nama yang tertera di layar membuatnya tertegun, Ayah.

“Halo, Ayah? Ada apa menelepon?”

“Bukan ayahmu ini.” Suara ibunya terdengar dingin dari seberang.

“I-Ibu…? Lalu di mana Ayah? Kenapa ponselnya ada di tangan Ibu?”

“Cerewet sekali. Kami butuh uang. Kehamilannya Anaya bermasalah, uang sekolah Gavin juga hampir jatuh tempo.”

Kiandra menarik napas panjang. “Baik… besok aku transfer.”

“Oke.”

Sambungan langsung terputus. Kiandra menatap layar ponselnya lama, perasaan campur aduk menyesak di dadanya. Ibunya tidak pernah berubah. Selalu dingin, selalu membuatnya merasa tak diinginkan. Kepalanya kembali berdenyut, emosinya meluap antara marah, sedih, dan takut. Untung tadi ia sempat membeli air mineral. Ia buru-buru menelan obat, berharap beban di dadanya sedikit berkurang.

Begitu sampai di mansion, Kiandra langsung menuju kamarnya. Ia tidak melihat Tuan Axton di mana pun. Mungkin pria itu sibuk bekerja. Baguslah. Ia sendiri sedang berusaha keras menjaga jarak. Ia bukan orang bodoh, ia tahu betul kalau perasaannya pada Axton sudah melewati batas sekadar kagum. Dan itu justru menakutkan.

Ketukan di pintu membuatnya terlonjak.

“Masuk!” serunya.

“Kamu ada di sini rupanya. Tuan Axton mencarimu. Dari mana saja?” Helena muncul sambil membuka pintu.

Dia mencariku? Jantung Kiandra berdesir tidak karuan.

“Untuk apa?” tanyanya datar, mencoba menahan gejolak hati.

“Mana aku tahu. Mungkin tiba-tiba rindu sama kamu. Hahaha!” Helena terkekeh menggoda.

“Menyebalkan!” Kiandra melempar bantal ke arahnya.

Helena sigap menghindar. “Hei, aku kan tim kalian berdua! Cepat keluar, Tuan Axton nunggu di taman. Selamat bersenang-senang.” Ia kabur sambil nyengir lebar.

Kiandra merapikan penampilannya sekilas. Apa yang dia inginkan dariku? Ia melangkah ke taman dengan hati berdebar. Bagaimanapun, ia tetap seorang babysitter. Tuan Axton berhak memanggilnya kapan saja.

“Anda mencari saya, Tuan?” tanyanya begitu sampai. Axton sedang duduk santai di bangku taman, penampilannya seperti biasa mempesona.

“Dari mana kamu?” tanyanya tanpa menoleh.

“Dari apotek. Beli obat flu,” Kiandra berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.

“Akhir-akhir ini kamu terlihat tidak fokus. Kalau ada masalah, kamu bisa cerita.”

Kiandra menelan ludah. Benar kan, dia menyadarinya…

“Tidak ada masalah, Tuan. Hanya kurang konsentrasi saja. Mulai besok saya akan bekerja lebih baik. Saya akan merawat Kenric sebaik mungkin.”

Axton akhirnya menoleh, sorot matanya tajam tapi hangat. Tatapan hazel itu seakan mampu menembus benteng hatinya.

“Benarkah? Sepertinya kondisi kamu sudah lebih baik dibanding tadi pagi.” Ia bangkit berdiri, lalu melangkah mendekat.

Kiandra panik. “T-Tuan, tidak perlu mendekat. Saya baik-baik saja, sungguh.”

Axton tidak menghiraukan. Tangannya menyentuh bahu Kiandra, wajahnya kian dekat, hanya beberapa sentimeter dari wajahnya. Jantung Kiandra berdetak liar.

“Hmm… benar. Kondisimu sudah membaik. Wajahmu yang memerah itu tanda normal.” Senyumnya samar, seolah sengaja menggodanya.

Kiandra buru-buru mendorong pelan. “L-lihat, kan? Saya baik-baik saja. Hahaha…” Ia tertawa kaku, tak berani menatap matanya.

Axton menepuk bahunya pelan. “Kuharap mulai besok kamu tidak lagi menghindar dariku. Jangan merasa tidak nyaman. Seperti yang pernah kukatakan, kamu tipeku, Kiandra.”

Dengan santai ia berbalik dan melangkah masuk ke mansion, meninggalkan Kiandra terpaku di tempat.

“Omooo! Kalian berdua memang pasangan sempurna!” suara Helena tiba-tiba membuat Kiandra hampir meloncat.

“Sejak kapan kamu di sana?!” serunya kaget.

“Baru saja. Tapi cukup lama untuk dengar Tuan Axton bilang kamu tipenya! Ya ampun, kamu beruntung banget!” Helena menjerit kecil sambil menutup mulutnya.

“Daripada nguping pembicaraan orang, lebih baik kamu jaga Kenric!” balas Kiandra kesal.

“Dia malah ngusir aku dari kamarnya. Kamu tahu kan, dia cuma nurut sama kamu. Kalau sama kami, balik lagi jadi bocah nakal. Jangan alihin topik! Ayo, akui saja kalau kamu juga suka sama Tuan Axton.”

“Diam, Helena! Tadi dia cuma bilang ‘tipe’, bukan apa-apa. Jangan berasumsi aneh-aneh!”

Helena tertawa geli. “Ah, ujung-ujungnya ke sana juga kok. Kalau aku jadi kamu, aku nggak akan buang waktu. Rebut hatinya sekarang juga, sebelum ada orang lain yang datang.”

“Sudahlah, hentikan fantasi konyolmu itu. Kembali ke dalam!”

“Hahaha, baiklah. Tapi ingat kata-kataku.”

Kiandra hanya bisa menggeleng. Ia duduk di bangku taman, termenung. Kata-kata Axton terus terngiang di telinganya.

Ia tahu pria itu menyukainya. Tapi haruskah ia berharap? Axton begitu dingin pada dunia luar, tenggelam dalam pekerjaannya. Ia pun masih punya beban keluarga yang selalu menuntutnya.

Pikirannya semakin kacau. Hatinya semakin lelah.

Semoga semua ini cepat berakhir. Ia hanya ingin bahagia.

1
Rohana Omar
up date .....up date jgn di gantung seperti baju di jemuran athor
Melon: Update terusss ko tiap harii, 1 hari 3 bab yaa☺️
total 1 replies
kayahhh
lanjut thierr
kayahhh
rame
Anonymous
🩵
Lina ayuu
oke
Silvi
gud
Sania Anugrah
👍👍
Anonymous
lanjut 🤭
Lira
God
Diana sabila
lanjut 😍😍😍
Dewi sartika
bagus
sumiati
la jut
sumiati
bagus
erin
lanjut 😍
Asyatun 1
lanjut
Mira Hastati
bagus
Asyatun 1
lanjut
Sastri Dalila
👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!