NovelToon NovelToon
Black Division

Black Division

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Sistem / Mafia
Popularitas:221
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Di tengah kekacauan ini, muncullah Black Division—bukan pahlawan, melainkan badai yang harus disaksikan dunia. Dipimpin oleh Adharma, si Hantu Tengkorak yang memegang prinsip 'hukum mati', tim ini adalah kumpulan anti-hero, anti-villain, dan mutan terbuang yang menolak dogma moral.
​Ada Harlottica, si Dewi Pelacur berkulit kristal yang menggunakan traumanya dan daya tarik mematikan untuk menjerat pemangsa; Gunslingers, cyborg dengan senjata hidup yang menjalankan penebusan dosa berdarah; The Chemist, yang mengubah dendam menjadi racun mematikan; Symphony Reaper, konduktor yang meracik keadilan dari dentuman sonik yang menghancurkan jiwa; dan Torque Queen, ratu montir yang mengubah rongsokan menjadi mesin kematian massal.
​Misi mereka sederhana: menghancurkan sistem.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meluncur Ke Medan Perang

Ini bukan lompatan biasa. Ini adalah penerjunan enam anti-hero dari sebuah pesawat kargo modifikasi berlabel samar, DARMASAKTI FORCE.

Adharma adalah yang pertama.

Ia meluncur dari palka, jubah trench coat hitamnya berkibar liar, topeng tengkoraknya membelah udara. Di belakangnya, The Chemist (Yama) terjun dengan postur ilmuwan yang dingin, tubuhnya bergerak presisi saat ia menyesuaikan harness berisi vial-vial kimia berbahaya. Kemudian Harlottica (Tika), melompat dengan anggun namun brutal, kristal di kulitnya tampak berkilauan samar memantulkan cahaya bulan di tengah kegelapan total.

Mereka bertiga mengandalkan wingsuit taktis yang tersembunyi di baju mereka untuk mengatur luncuran.

Detik berikutnya, giliran tiga yang lain. Symphony Reaper (Nadira) meluncur tenang, biola portabelnya terikat erat. Di sampingnya, Gunslingers (Edy) dan Torque Queen (Melly) meluncur dengan dorongan Jet Pack yang terpasang di punggung mereka.

Melly, si Ratu Otomotif, mengontrol thruster jet pack-nya dengan presisi yang hanya dimiliki oleh teknisi balap.

"Aku selalu suka suara mesin yang baru diuji," bisik Melly, goggle-nya memantulkan cahaya indikator Jet Pack. "Dengar, Edy? Turbo-thrust jet pack ini adalah upgrade dari sistem hidrolikku. Jauh lebih baik dari rongsokan drone yang biasa kau curi."

Gunslingers tidak menjawab dengan kata-kata, tapi Edy mengaktifkan visor merahnya, memindai kecepatan dan arah angin. Ia merasakan aliran daya dari GearSpine di punggungnya, yang kini terhubung sempurna ke Jet Pack. Ini adalah kekuatan yang melampaui kemampuan cyborg lamanya.

Neuro-link komunikasi internal berdering di telinga keenam anggota tim. Suara Gunslingers terdengar dingin dan tegang, seperti peluru yang ditarik dari magazin.

"Jarak ke zona pendaratan: 900 meter," komando Gunslingers. "Perbatasan ini ramai. Aku mendeteksi drone militer dan setidaknya empat titik pemeriksaan tidak resmi yang disamarkan sebagai pos pengungsi."

Tika membalas dengan napas terengah-engah melawan angin, sarkasmenya menjadi perisai. "Tentu saja ramai, Edy. Kita mau menghentikan perang. Tempat ini pasti seperti Grand Bazaar kematian."

Adharma menimpali, suaranya tenang, menjaga irama tim. "Fokus pendaratan. Zona D-12. Sejajar dengan gurun, di luar pandangan sensor termal utama. Jangan sampai ada percikan api."

Edy mengangguk, atau setidaknya Adharma bisa merasakannya melalui suara di headset.

"Dengar, aku akan jujur," suara Gunslingers tiba-tiba menjadi sedikit lebih manusiawi, sedikit goyah di tengah bising angin. "Aku tidak punya pengalaman militer. Aku adalah mafia senjata, bukan Jenderal. Aku tahu cara membunuh, bukan cara memimpin operasi stealth tingkat tinggi seperti ini."

Keheningan sesaat menyelimuti neuro-link. Pengakuan Gunslingers, si senjata hidup yang selalu stoic, sungguh mengejutkan.

"Tapi aku percaya pada data GearSpine dan Melly. Aku percaya pada formula Yama. Aku percaya pada pertahanan Tika. Aku percaya pada mata Adharma. Dan aku percaya pada nada sumbang Nadira," lanjut Edy, kini suaranya kembali tegas. "Kita tidak punya pilihan selain berhasil. Tidak ada yang mati dalam misi ini. Kita terikat pada borgol ini, ingat? Kita bergerak sebagai satu."

Mereka meluncur turun, Jet Pack Melly dan Edy menembakkan dorongan akhir yang teredam. Mereka mendarat dengan nyaris tanpa suara di sebuah area gurun yang terlantar, jauh dari jalan utama.

Tim segera memecah formasi sesuai rencana Gunslingers:

* Adharma & Harlottica: Infiltrasi Jarak Dekat dan Pertahanan Garis Depan.

* The Chemist & Symphony Reaper: Sabotase Kargo dan Gangguan Elektronik.

* Gunslingers & Torque Queen: Dukungan Taktis Jarak Jauh dan Perlindungan Mekanis.

Di balik kacamata lasnya, Melly memandang Edy. "Kau terdengar seperti seorang Kapten, Edy. Bukan Raja Mafia. Aku suka. Tapi jangan ulangi pidato emosional itu, itu membuat GearSpine kita berkarat."

Edy mengabaikan Melly, segera menyebar perimeter keamanan dan mengaktifkan sensor. Ia menunjuk ke arah jalan raya yang diselimuti debu.

"The Chemist, Nadira," komando Edy, suaranya kembali dingin. "Kalian bergerak 300 meter ke timur. Kalian harus menanamkan Sound Nullifier milik Nadira di setiap menara komunikasi di sepanjang jalur. Yama, setelah itu, kau tanam Vial 17-C di titik masuk kargo. Kita butuh waktu 5 menit penuh untuk membuat bahan bakar mereka menguap."

The Chemist memasukkan sebuah tabung reaksi ke dalam tasnya. "Vial 17-C bukan untuk menguapkan bahan bakar, Edy. Itu untuk mengubahnya menjadi bubuk peledak yang sangat sensitif," koreksi Yama, ekspresinya tenang. "Seni Sains adalah presisi. Jika mereka mengaktifkan mesin, kargo akan meledak sebelum mereka mencapai garis depan."

"Bunuh diri," balas Nadira, yang berjalan cepat di samping Yama. "Aku akan melakukan tugas saya. Gangguan frekuensi saya akan membuat radar dan sonar kapal kargo menjadi gila. Saya akan membuat mereka mendengar simfoni neraka di kepala mereka, cukup untuk menunda mereka selama 15 menit."

"15 menit adalah seumur hidup dalam operasi ini," potong Gunslingers, ketegasan kembali ke suaranya. "Adharma, Tika, kalian ambil posisi di bukit pasir 100 meter dari sini. Kalian adalah mata dan tameng kami."

"Aku sudah di posisi, Edy," balas Adharma, suaranya tenang. "Kau dengar itu, Tika? Kita adalah mata. Jangan sampai ada yang menyentuh anak buahku."

Harlottica merespons dengan sedikit menggerutu. "Mata dan tameng. Aku lebih suka jadi pisau, Darma. Aku tidak suka menunggu."

"Kau harus belajar bersabar, Pemanis," canda Adharma, menggunakan julukan lamanya untuk Tika.

"Kesabaran akan membunuh kita semua," bantah Harlottica. "Kita punya Torque Cuffs yang bisa menghentikan jantung kita kapan saja jika Puja salah menekan tombol! Mengapa kita harus bermain stealth? Kenapa tidak kita hajar saja mereka sekarang sebelum GATRA datang?"

Melly (Torque Queen) menyela perdebatan itu. "Egonya terlalu besar, Tika. Kita di sini untuk sabotase yang bersih. Puja ingin kita menghancurkan Rhausfeld, bukan memicu Perang Dunia III. Kita harus efisien."

"Efisiensi adalah kebosanan," balas Tika dengan ego yang tajam.

Gunslingers, yang melihat perdebatan kecil ini mulai mengancam ritme tim, meningkatkan volume suaranya. "Hentikan."

"Kita melakukan ini dengan cara ini," tegas Edy, suaranya kini dingin seperti baja. "Kita adalah senjata tersembunyi dari negara yang lelah perang. Jika kita meledakkan jalanan ini secara frontal, kita membuktikan PBB benar—kita adalah teroris. Kita harus bekerja dalam bayangan. Sekarang, kembali ke posisi, semua!"

Keheningan kembali menyelimuti headset. Kekuatan cyborg Edy, dipadukan dengan kepastian logistik, berhasil meredam ego mereka.

"Baik, Kapten," gumam Tika, kembali tenang, meskipun ketidakpuasan terlihat jelas.

Adharma menghela napas, "Rencananya diterima, Edy. Berhati-hatilah."

The Chemist dan Symphony Reaper meluncur ke timur, bayangan mereka ditelan kegelapan gurun. Adharma dan Harlottica menghilang ke balik gundukan pasir.

Gunslingers dan Torque Queen mengambil posisi di sebuah tebing batu yang menawarkan pandangan luas ke jalan utama. Melly mengeluarkan drone kecil yang dimodifikasi, dan Edy mengaktifkan sensor thermal di mata kirinya.

"Aku melihat sesuatu," bisik Edy. "Jauh di sana. Di jalan utama. Sekitar 5 kilometer jauhnya."

Melly memiringkan kepalanya, menyesuaikan zoom optik pada drone-nya.

Di kejauhan, di tengah gurun yang gelap, nampak cahaya lampu yang samar. Cahaya itu datang dari sesuatu yang bergerak lambat, panjang, dan sangat besar. Itu adalah konvoi.

"Itu kapal kargo darat, Edy," lapor Melly, nadanya berubah serius. "Kontainer lapis baja yang sangat panjang. Aku tidak pernah melihat trailer sepanjang itu, bahkan di Batara Raya. Kontainer itu mungkin seukuran kargo kapal laut, tapi dibawa di darat."

"Bukan itu saja," kata Gunslingers, visornya menyala merah terang saat ia mengaktifkan thermal scope. "Aku mendeteksi pengawal. Bukan hanya tentara bayaran biasa. Aku melihat enam kendaraan tempur lapis baja, dan satu trailer besar... dan di atas trailer utama itu... ada sesuatu yang berdiri. Sensor thermalku mendeteksi heat signature yang sangat aneh. Dingin di permukaan, tapi inti energinya panas. Itu bukan manusia biasa."

Edy tahu. Dia pernah melihat energi panas yang aneh itu di laporan intelijen sebelum ia bertemu dengan The Chemist. Energi biomekanik yang dimodifikasi.

Jantung Gunslingers berpacu. Ia menelan ludah, mengabaikan rasa dingin dan mekanis di tubuhnya. Ancaman itu nyata.

"Adharma, Tika," desis Gunslingers ke dalam komunikasi. "The Kingpin sudah datang. Ini bukan hanya kargo biasa."

Jauh di depan, di atas kontainer lapis baja yang masif itu, sosok lapis baja Kaiser Jatindra, yang seharusnya berada dalam isolasi GATRA di Asia Timur, berdiri tegak, memotong siluet cakrawala gurun yang gelap.

Bersambung.....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!