NovelToon NovelToon
Rantai Kekayaan

Rantai Kekayaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Dikelilingi wanita cantik / Iblis / Mengubah Takdir / Tumbal
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: cucu@suliani

Demi harta Dirja rela melakukan pesugihan, pesugihan yang katanya aman. Tak perlu menumbalkan nyawa, hanya perlu menikah lagi saja. Semakin Dirja menikah dengan banyak wanita, maka harta yang dia dapatkan juga akan melimpah.

"Ingat, Dirja! Kamu harus menikah dengan wanita yang memiliki hari spesial, seperti wanita yang lahir pada malam satu suro. Atau, wanita yang lahir pada hari Selasa Kliwon."

"Siap, Ki! Apa pun akan saya lakukan, yang terpenting kehidupan saya akan jadi lebih baik."

Akan seperti apa kehidupan Dirja setelah melakukan pesugihan?

Benarkah pesugihan itu aman tanpa tumbal?

Gas baca, jangan sampai ketinggalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kata Manis Di Balik Rencana Licik

Sukarta mengerutkan dahinya saat matanya menangkap putrinya yang tak berkedip menatap Dirja. Sorot mata Susi penuh dengan sesuatu yang jarang terlihat, sebuah ketertarikan yang mengendap, bahkan ada sedikit kekaguman dan keinginan yang terpancar jelas. 

Biasanya, Susi akan menghindari pria manapun, tapi kali ini, tubuhnya sedikit condong ke depan, seperti ingin mendekat. Kalau Susi suka dengan pria, terkadang pria itu yang akan menjauhi Susi. Karena memang kelahiran spesial yang dimiliki oleh wanita itu.

Mendekati Susi, apalagi kalau menikah dengan wanita itu, maka akan ada kesialan yang menimpa para pria yang mendekat. Makanya, walaupun Susi cantik dan juga kaya raya, mereka memilih menghindar. 

Satu hal yang membuat Sukarta makin penasaran, pria yang dipandang putrinya itu bukan siapa-siapa, melainkan Dirja, yang sudah beristri dan merupakan pekerjanya sendiri.

"Nak, kok tumben belum berangkat ke perkebunan?" 

Suara Sukarta menyelipkan nada ingin tahu. Susi tercekat sejenak, lalu bibirnya merenggut malu, pipinya langsung memerah seperti terkena sengatan. 

"Eh? Anu, Pak. Bentar lagi," jawabnya pelan, suara sengaja diturunkan agar tidak terlalu terdengar. 

Sukarta menggelengkan kepalanya, matanya tak lepas dari Susi. Dia merupakan seorang pria yang sudah berpengalaman, umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun, tentu saja dia paham dengan apa yang saat ini dirasakan oleh putrinya.

"Biasanya pagi-pagi getol banget udah pergi kerja, sekarang malah asik ngeliatin Dirja? Kenapa?" 

Susi menunduk malu, jari-jari tangannya mulai bermain-main dengan ujung kain baju yang dia pakai. 

"Kalau dipikir-pikir, Kang Dirja itu tampan ya, Pak? Tipe cowok pekerja keras." 

Sukarta menghela napas panjang, senyum kecil yang mengiringi katanya agak hambar, dia semakin paham kemana arah obrolan dari putrinya itu.

"Ya, pekerja keras dan sudah beristri."

Susi menunduk, pipinya memerah seperti tomat matang, dia tak kuasa menatap wajah bapaknya yang semakin mengerut. Susi tahu bapaknya marah, tapi dia entah kenapa ingin terus membujuk.

"Pak," ujar Susi dengan suaranya yang lirih, nyaris berbisik. "Aku tahu Kang Dirja sudah beristri. Tapi aku sungguh menyukai dia, aku belum pernah sesuka ini sama cowok lain. Kali ini beda, aku benar-benar suka dia. Aku mau nikah sama dia, boleh, ya?" 

Hatinya berdebar, dia berharap kata-katanya bisa mencairkan keras hatinya bapaknya. Namun, Sukarta justru mengerutkan dahi, matanya menyala marah. Napasnya berat dan akhirnya dia menegur putrinya itu.

"Susi! Apa kamu sadar? Kita lahir dari keluarga kaya. Kamu mau menikah sama pria miskin? Selain itu, dia sudah beristri? Malu kalau kamu sampai nikah sama dia, mau ditaro di mana muka Bapak kalau sampai hal itu terjadi?" 

 Susi menggigit bibir bawahnya, dia menahan tangis yang nyaris tumpah. Dengan suara serak, dia mengangkat kepala. 

"Pak, Dea kan' juga ingin cepat menikah. Kalau aku dinikahkan sama kang Dirja, mungkin Dea bisa cepat menikah dengan kekasihnya juga. Aku benar-benar ingin, Pak. Tolong, izinkan aku."

"Nggak ada, lebih baik Bapak menjodohkan kamu dengan pria kaya. Daripada harus menikahkan kamu dengan Dirja, lagi pula dia lebih muda dari kamu. Dia belum tentu menikah dengan wanita yang umurnya lebih tua darinya," ujar Sukarta.

"Pak," ujar Susi penuh kekecewaan.

"Sudahlah, lebih baik kamu sekarang pergi ke perkebunan. Cari pria yang setara dengan keluarga kita, jangan meminta untuk dinikahkan dengan Dirja."

"Ya, Pak." Susi menunduk lesu, lalu dia memutuskan untuk pergi ke perkebunan.

Setelah putrinya pergi ke perkebunan, pak lurah menghampiri Dirja. Dirja yang baru saja menutup pintu gerbang cepat-cepat membungkukkan badannya ke arah majikannya.

"Bapak mau keluar juga?" tanya Dirja.

"Belum mau keluar, masih ada waktu. Temenin saya ngobrol bisa?"

Dirja tadi sempat menguping pembicaraan antara pak lurah dan juga Susi, tentu saja dia bisa mendengar dengan pasti kalau pria itu tidak menyukai dirinya. Namun, Dirja sudah memiliki rencana untuk menaklukkan hati pria itu.

"Bisa, Pak. Tapi jangan jauh-jauh, kasihan istri saya."

"Oke, di sini saja."

Pak lurah menepuk bahu Dirja, lalu dia mengajak pria itu untuk duduk bersama di bangku panjang kayu tak jauh dari pos ronda yang dihuni Darmi. Matanya menatap serius ke arah Dirja. 

"Ja, sebenarnya kamu punya niat apa kerja di rumah saya? Apa ada maksud tertentu?" tanyanya pelan tapi penuh perhatian.

Dirja menghela napas panjang, lalu menundukkan kepala. Dalam hati sedikit kesal karena pak lurah peka juga, tetapi Dirja tidak boleh menyerah. Dia harus berpura-pura seperti orang baik yang begitu lemah dan butuh dukungan orang lain.

"Ada, Pak. Saya datang ke sini memang ada tujuannya." 

Suaranya lirih, seperti membawa beban yang begitu besar. Pak lurah mengerutkan dahi, dia begitu penasaran dengan tujuan tertentu yang dikatakan oleh Dirja.

"Tujuan apa itu? Jangan-jangan niatmu buruk? Ingat loh, Ja. Saya ini pamong desa, kalau kamu macam-macam, bisa tamat riwayat kamu."

Dirja menggeleng cepat. Tersungging senyuman tipis di bibirnya, karena pria itu terlalu waspada. Dirja harus hati-hati, dia tidak boleh gegabah dalam melangkah.

"Enggak, Pak. Bukan karena niat buruk. Saya cuma mau dapat uang banyak dari Bapak, supaya bisa segera berobatin istri saya. Biar dia sehat lagi, bisa ngomong lagi." 

Matanya berkaca-kaca penuh harap. Pak lurah tersenyum hangat, sesekali mengangguk. 

"Walaupun kami orang miskin, tetapi kami berdua selalu bahagia dengan keseharian kami. Namun, setelah istri saya sakit dan tidak bisa bicara, dunia saya seakan runtuh, Pak. Makanya saya ingin mencari uang yang banyak, biar istri saya bisa sembuh kembali."

Darmi yang ada di dalam pos tentu mendengar ucapan dari Dirja, dia tersenyum walaupun tidak bisa bicara. Wanita itu merasa bangga terhadap apa yang dikatakan oleh suaminya.

"Masya Allah, kamu pria yang setia banget, ya. Terus, kalau soal nikah lagi, gimana? Ada niat nggak?"

Dirja tertawa getir, lalu menatap tanah. 

"Saya tahu diri, Pak. Mana mungkin saya yang miskin begini mau nikah lagi. Hidupi satu istri saja sudah susah sekali."

Pak lurah menyipitkan mata, lalu nyengir nakal. 

"Kalau ada perempuan yang ngajak kamu nikah lagi, kamu gimana?"

Dirja diam sejenak, lalu tersenyum miris. "Ah, Pak. saya sih nggak berani."

"Gitu ya? Tapi istri kamu itu gak bisa melayani kamu loh, masa sih kamu tidak mau melakukannya sebagai seorang pria yang normal?"

"Hehehe, Bapak bisa aja. Tapi, kalau misalkan ceweknya tajir, terus mau mengobati istri saya sampai sembuh, saya mau."

"Hahaha! Ternyata kamu mata duitan juga," ujar Pak lurah. Tawanya pecah, dia merasa lucu dengan jawaban dari Dirja.

"Terpaksa, Pak. Demi istri, saya ingin istri saya sembuh seperti sedia kala. Kalau misalkan kata Allah jangan kesembuhan istri saya melalui menikah lagi, insya Allah saya siap," jawab Dirja.

Di saat keduanya sedang asik mengobrol, pak lurah dikagetkan dengan kedatangan putrinya yang sudah beberapa bulan ini tak pulang.

"Dea!"

"Iya, Pak. Dea pulang sama Mas Damar," jawab Dea.

Cepat-cepat Dirja membuka pintu gerbang dan mempersilakan anak kedua dari majikannya itu untuk masuk, Dea menghambur ke dalam pelukan pak lurah. Dia menangis sesenggukan. Lalu, dia berbisik tepat di telinga bapaknya itu.

"Pak, Dea hamil."

"Apa?!"

1
Siti Yatmi
apaan tuh....ih..serem...takut deh kalo tidur ranjang nya ada kolong...horor....
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
kan itu ortu nya, gimana ci
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣lebih parah dadi dirja
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mencekik
Cucu Suliani: Typonya gak bisa hilang ya🤣
total 1 replies
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
hiiii serem bngt, pas gitu ayah sama ibu nya palsu🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
mamarahan terus ih Dea😇
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Dea ih jangan ngomong sembarangan🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
aduhh deaaaa
Siti Yatmi
bagi2 Mak....masakan nya .wk2..JD lapar
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
bagus ini lebih keren😈😈😈😈
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
pisahh
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
Yaaa jelas marah lah wong lagi tidur kog dipukul😄,
punya pikiran tidak sih Dea ini.
Egois, judes dan emosian
🍒⃞⃟🦅AmaraGold☆⃝𝗧ꋬꋊ
waduh takut banget kedepannya nanti minta tumbal janin terus tuh makhluk.
iblis kalau di turuti semakin menjadi membawamu makin dalam terperosok dalam kehinaan .
Dirja ,ringkih banget hatimu ,baru di katain begitu kau masukkan ke dalam hati terlalu jauh ,hingga punya pikiran melenyapkan kehidupan insan tidak bersalah yang baru berkembang.



semangat teh Ucu
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
eh emang bisa numbalin orng ta?
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
ih diem sih kamu, hamidun
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
emang🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
sebenernya Darmi sama Dirja ini sama sama baik & tulus, cuma ya gitu gara gara ekonomi..m
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
yeyyy bia ngomong
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
🤣🤣🤣🤣🤣
kaliaa🐈🐈‍⬛👯
Dirja atuh ai kamu gaada basa basi nya🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!