NovelToon NovelToon
My Boss Duda Anak Dua

My Boss Duda Anak Dua

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Cerai / Ibu Tiri
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Demar

Nesa Callista Gambaran seorang perawat cantik, pintar dan realistis yang masuk kedalam kehidupan keluarga Wijaksono secara tidak sengaja setelah resign dari rumah sakit tempatnya bekerja selama tiga tahun terakhir. Bukan main, Nesa harus dihadapkan pada anak asuhnya Aron yang krisis kepercayaan terhadap orang lain serta kesulitan dalam mengontrol emosional akibat trauma masa lalu. Tak hanya mengalami kesulitan mengasuh anak, Nesa juga dihadapkan dengan papanya anak-anak yang sejak awal selalu bertentangan dengannya. Kompensasi yang sesuai dan gemasnya anak-anak membuat lelah Nesa terbayar, rugi kalau harus resign lagi dengan pendapatan hampir empat kali lipat dari gaji sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Demar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memasak Bersama

“Nah sudah. Nanti kalau semakin nyeri atau ada bagian tubuh lain yang nyeri jangan ragu untuk mengatakannya kak. Jangan takut oke?” Nesa menutup salep lalu mengembalikannya ke tempat penyimpanan obat.

“Terimakasih” Nesa menoleh melihat Aron, Aron mengalihkan pandangannya kearah lain. Daun telinganya sedikit merah, untuk pertama kalinya Aron berbicara dengan nada yang lembut padanya. Hampir saja mau menangis, tapi Nesa tahan tahan. Malu dong menangis didepan anak anak.

“Sama sama Aron. Mau memasak bersama?”

Aron melihat dengan ragu dan juga tatapan penasaran.

‘Sepertinya dia tertarik dengan ajakanku’

“Nanti Aron bisa belajar juga membuat susu adik. Mau tidak?” Aron mengangguk.

Aron sepertinya kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang baru, Nesa harus lebih ekstra untuk menggali perasaannya kedepan. Apa yang Aron tunjukkan saat ini pasti ada penyebabnya entah apapun itu. Meski tidak banyak bicara, tapi respon seperti ini cukup membuat Nesa senang. Setidaknya Aron mau membuka diri untuk dirinya masuk lebih jauh ke dalam kehidupan mereka.

“Good job KakAron, untuk pengalaman pertama kakak sudah hebat.”

Aron sedang membuat bola bola dari daging dan sayur yang sudah dihaluskan. Anak ini terlihat berusaha keras membuatnya sesuai istruksi Nesa. Nesa tetap mengawasi, dan membantunya saat terlihat kesusahan. Sementara Arav sedang duduk di baby chair, bayi itu cukup anteng setelah menikmati snack sepotong kecil buah naga yang dihaluskan. Tidak terlalu banyak, Nesa hanya ingin Arav bisa mengeksplorasi rasa dan tekstur pada masa moment mpasi supaya kelak saat dia tumbuh tidak picky eater. Entah mulai dari mana, Nesa juga mulai membiasakan untuk memanggil Aron dengan sebutan kakak, Aron juga tidak menunjukkan tanda tanda protes pada panggilannya. Nampaknya Anak itu malah terlihat senang.

“Nah selanjutnya kita goreng. Pada tahap ini harus sangat hati hati, jika tidak maka percikan minyak goreng akan mengenai tubuhmu. Ini sangat panas…Mau mencoba?”

Aron terlihat takut dan ragu.

“Baiklah, kali ini biar sus yang lakukan. Jika Kak Aron mau lain kali kita akan memasak bersama lagi dan kakak bisa melakukannya. Sekarang kakak lihat dari jauh dan cukup perhatikan saja oke?” Aron mengangguk dengan semangat.

Nesa melanjutkan pekerjaannya menggoreng bola bola nuget dan menyimpan sisanya di kulkas. Nuget home made akan lebih sehat untuk dikonsumsi anak anak.

“Aron ambil satu sendok full lalu gesek ke pinggir kaleng. Setelah pas satu sendok masukkan kedalam botol Arav yang sudah diisi air hangat. Dua sendok susu untuk 60 ml. Sampai angka yang merah ini kak. Coba Kak Aron lihat angkanya. Angka 60 yang mana yaaa?”

“Ini” Tak butuh waktu lama Aron menunjuk angka 60 dengan tepat. Anak ini memang pintar, pasti papa mamanya juga pintar.

“Good, benar sekali kakak memang pintar. Sekarang kamu ambil satu sendok lagi, dan masukkan kedalam botol susu adik”

Saat mengambil bubuk susu, sedikit sedikit ada yang tumpah. Nesa tidak menginterupsi, untuk anak berusia lima tahun yang baru pertama kali membuat susu anak ini sangat cerdas dan berhati hati.

Tak lupa dalam setiap keberhasilan Aron, Nesa menyisipkan afirmasi afirmasi positif dalam setiap kalimatnya. Selain sebagai bantuan pendekatan, afirmasi positif dapat membuat anak lebih percaya diri dan mau terbuka tentang apa yang ia pikirkan dan rasakan.

“Setelah itu Kakak Aron tutup botolnya trus kocok seperti ini deh”

Nesa menuntun tangan Aron untuk menutup botol susu lalu mengocok ke samping horizontal.

“Finish, sekarang susunya sudah boleh diberikan pada adik. Thank you kak. Kakak hebat!” Nesa menguras kepala Aron dengan lembut. Anak itu terlihat malu namun raut bangga terpancar dari wajahnya.

Setelah makan malam, Nesa memandikan anak anak dengan air hangat secara bergantian. Tidak lupa Nesa mengecek seluruh badan Aron apakah ada yang luka tak terlihat saat terjatuh tadi, untungnya semuanya aman. Sebenarnya Aron sempat menolak untuk dimandikan, tapi Nesa memberi penawaran untuk mengawasi saja meski pada akhirnya tetap membantu, anak itu belum bisa mandi sendiri tapi gengsi untuk meminta bantuan orang lain. Supaya Aron tidak terlalu malu, Nesa sedikit sedikit menjelaskan cara mandi sendiri dengan benar supaya lain kali Aron bisa mandi sendiri. Kali ini Anak itu cukup patuh dan tidak banyak membantah. Sedikit kemajuan.

Nesa menepuk nepuk punggung Arav untuk memastikan bayi itu bersendawa sebelum ditidurkan. Setelah ini ia akan beralih untuk menidurkan Aron dikamarnya sendiri. Anak itu sedang sibuk dengan buku mewarnai miliknya. Melihat Arav sudah tertidur, Nesa menidurkannya ke dalam boxnya sendiri. Tak sesuai harapan, bayinya terbangun dan menjadi rewel saat ditidurkan.

“Ssssh, shhhh, shhh. It’s okay, bobo lagi yuk sayang”

Malam ini Arav sedikit rewel, berbeda dari malam malam sebelumnya. Sudah berulangkali dia terbangun dan merengek saat diletakkan di box baby. Akhirnya Nesa memilih untuk menggendong Arav saja, dan bayi itu kembali tertidur dengan lelap didadanya.

“Wah, Kakak Aron ternyata sangat pintar menggambar dan mewarnai ya. Ini bagus sekali” Puji Nesa saat melihat hasil gambar yang diwarnai oleh Aron.

“Biasa saja!” Aron kembali acuh dan menutupi gambarnya supaya Nesa tidak bisa melihat.

‘Ya elah Aron, baru juga dipuji tadi hufftt, sedih deh’

“Bagaimana kalau gambar gambar Kak Aron kita tempel di dinding kamar. Ya ampun pasti akan bagus sekali, sus saja suka loh melihatnya”

“Memang, ini bisa ditempel di dinding?” Aron menatap dengan ragu.

“Ya bisa dong, apa sih yang sus tidak bisa lakukan hehe. Pokoknya nanti kita hias sebagus mungkin. Kak Aron mau di tempel disini atau dikamar kakak sendiri.”

“Mau dikamar sendiri saja”

“Baiklah, besok kita tempel di kamar Aron oke?”

Aron mengangguk dengan semangat lalu melanjutkan pekerjaannya sendiri. Nesa hampir lupa menanyakan mengenai sekolah Aron. Sudah hampir satu minggu Nesa disini, Aron belum pernah terlihat sekolah sama sekali padahal seingatnya Aron sudah berusia lima tahun. Paling tidak harusnya Aron sudah TK sekarang.

‘Lebih baik aku tanyakan pada Oma besok saja, ini sudah malam pasti Oma sudah beristirahat sekarang’

Nesa mencoba menidurkan Arav kembali, namun sama saja tetap merengek saat ditidurkan. Aron tampak menguap, jam sudah menunjukkan angka 21.00 Wib, ini sudah jam tidurnya seharusnya.

“Kak, Adik Arav sedang rewel. Dari tadi menolak tidur di box baby. Bagaimana kalau malam ini Kak Aron dan Adik Arav tidur bersama saja disini?”

“Baiklah”

Syukurlah tidak perlu ada drama sebelum tidur. Arav dengan patuh naik keatas tempat tidur. Nesa menidurkan Arav ditengah tengah dan segera menepuk nepuk pantatnya saat akan terbangun.

“Sssst anak baik, tidur ya nak…” Nesa memeluk Arav dan mengelus punggungnya dengan lembut. Anak itu sudah tertidur kembali.

Nesa memperbaiki bantal dan selimut Aron. Mengelus kepalanya berbisik “Selamat tidur kak” lalu melakukan hal yang sama pada Arav “Selamat tidur adik”

Malam ini mereka tidur bersama, suasana menjadi hangat dan menenangkan didalam hati dan pikiran kedua anak itu.

“Malam ini mengapa aku tidak takut?”\~ Aron

1
Putu Suciptawati
aku baru lihat cerita ini dan baca secara maraton, aku suka ceitanya bagus
Demar: Halo Putu, thanks sudah ikutin karyaku ya. Support terus dengan follow, like dan komen supaya aku semakin semangat update.
total 1 replies
Elen Gunarti
double up Thor 👍
Demar: Thank you Elen, jangan lupa follow like dan komen karyaku supaya aku semakin semangat update. Ikutin terus ceritaku ya...
total 1 replies
Hesi Hesi
semangat thor
Demar: Thank you Hesi
Ikutin terus karyaku ya
total 1 replies
Nur Cahyani
Luar biasa
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Elen Gunarti
lanjut thor
Demar: Halo, episode baru sudah ku upload.
Like dan komen terus ceritaku supaya aku mengupload beberapa episode dalam satu hari ya. Terimakasih
total 1 replies
Demar
Tujuh
Demar
Good
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!