Metha Safira Maharani, wanita cantik dan memiliki kesempurnaan fisik, nyatanya tak mampu menahan suaminya untuk tak mendua, Ryan Dewantara, suami yang begitu dia cintai nyatanya selingkuh dan menikahi dengan wanita lain. Jika banyak istri sah yang melabrak dan mempertahankan suaminya yang tak setia. Tidak dengan Metha, dia memilih mengalah dan mengiklaskan suaminya bahagia dengan perempuan lain. Melepaskan adalah jalan yang dia pilih untuk meraih kebahagiannya sendiri. Untuk apa bertahan jika sudah tak ada yang bisa dipertahankan. Tapi sebelum itu, dia memberi suami dan selingkuhannya itu pelajaran.
Metha diam diam menceraikan suaminya dan menikah lagi dengan sahabat lamanya, Evan Anggika, pria tampan dan mapan yang mau menerima dia apa adanya. Saat dia sudah bahagia dengan rumah tangganya bersama Evan, mantan suaminya kembali dan memohon untuk hidup bersama lagi. Dia tak terima Metha menceraikannya secara sepihak. Apa yang akan dilakukan Metha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengelak
Benar, malam harinya mas Ryan pulang. Namun wajahnya terlihat tak bersahabat. Seakan enggan untuk pulang, terlihat sekali dia sangat terpaksa
"kamu pulang mas?" sapa Metha
Mas Ryan tak menjawab, dia berlalu ke kamar, Metha segera mengikuti suaminya. Dia melihat sang suami tengah membuka pakaiannya, Metha bukan wanita bodoh, dia bahkan melihat beberapa tanda merah di punggung suaminya, lebih tepatnya bekas cakaran. Sebenarnya gaya apa yang mereka lakukan? Macan terbang?. Hatinya kembali nyeri, antara kecewa dan jijik bercampur menjadi satu, sekarang dia bukan lagi ratu dihati suaminya. Sudah ada selir sebagai penggantinya.
"mas, mau aku siapkan air hangat?" tawar Metha
"sejak kapan kamu jadi cerewet?" tanya mas Ryan datar
Deg..... Metha membeku, ini kali pertama suaminya mengucapkan kalimat yang membuatnya tersinggung
"mas, kamu mengatai aku?"
"iya, memangnya kenapa? Kamu memang jadi cerewet, dan tadi siang, gara gara kamu, aku dan Fika menjadi bahan gunjingan teman teman, kamu pasti senang sudah membuatku malu, lagipula apa kamu kurang kerjaan hingga harus mengunjungiku ke kantor?"
Bagus, tega sekali kamu mas bahkan kamu menyalahkan aku hanya karena aku berkunjung ke kantormu, kamu bahkan dengan enteng menyebut nama wanita itu, bathin Metha
"itu karena kamu jarang pulang mas, kamu mulai berubah sejak tiga bulan terakhir, sebagai istri tentu aku curiga"
Ryan berbalik
"sejak kapan kamu juga jadi cemburuan, aku ini kerja Met, cari uang buat nafkahi kamu, jangan berfikiran buruk, lagipula aku tak lupa dengan nafkah bulanan kamu"
"memang benar mas, tapi kamu jadi jarang pulang, apa hanya kamu karyawan disana, masa pulang sehari, lemburnya seminggu"
Kamu pikir aku ga tahu apa yang kamu lakukan mas, kamu selalu pulang kerumah wanita itu, ucap Metha dalam hati
"Met, kalau kamu memintaku pulang hanya untuk bertengkar, sebaiknya aku pergi saja"
"oh, kamu mau pergi dan menemui rekan satu team kamu itu?" ucap Metha sinis
"kamu jangan mengada ngada Met, Fika hanya teman kerjaku, tidak lebih, kami tidak memiliki hubungan apa apa" elak Ryan
"Apa kamu tidak sadar jika sejak tadi kamu terus membelanya mas?" wajah Ryan tampak sedikit terkejut, mungkin dia baru menyadarinya
"mak..maksud kamu apa Met?"
"kamu membela wanita itu mas, bahkan tadi siang kalian bergandengan tangan, dia juga dengan lantang mengatakan selalu kemana mana dengan kamu, apa salah jika aku curiga, jaman sekarang banyak pelakor loh, istri sah harus waspada"
"kamu terlalu banyak nonton drama Met, Fika bukan wanita seperti itu" sangkal Ryan
"aku hanya mengatakan faktanya mas, salahkah jika istri curiga pada suaminya apalagi suaminya mulai berubah"
"aku dan Fika tidak memiliki hubungan apapun Met, kami hanya rekan kerja, aku tekankan sekali lagi rekan kerja, aku malah merasa kamu yang berubah"
Rekan kerja diatas kasur maksudmu mas?
"aku masih Metha yang dulu mas, mas, aku minta kamu jujur, apa kamu masih setia dengan pernikahan kita?" Ryan tak berani menatap Metha, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain
"mas, jika salah satu pasangan dalam rumah tangga sudah tidak jujur, itu artinya adalah awal kehancuran rumah tangga itu sendiri, aku selalu berusaha menjadi yang terbaik untuk kamu, mengerti kamu, jika aku memang ada salah dan kekurangan, aku minta kamu bicara, agar masalah kita ada jalan keluarnya, tapi aku merasa kamu sudah berubah, bukan suami yang aku kenal dulu" sambung Metha
"Met, aku masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah padaku, itu hanya perasaanmu saja, jangan banyak berfikir Met, kamu harus selalu rileks agar bisa segera hamil" lagi lagi Ryan menyangkal
"bagaimana mau hamil mas, kamu saja jarang pulang"
"maka dari itu sekarang aku pulang, kita bisa membuat anak sekarang" ucapnya enteng
"aku lagi datang bulan" jawabku asal, aku tahu menolak suami itu dosa, tapi aku sudah terlanjur sakit hati dengan kelakuan mas Ryan,
"bagaimana mau hamil, kalau setiap aku pulang kamu selalu datang bukan Met" jawabnya seolah menyalahkan aku
Hati Metha bagai ditusuk ribuan jarum, bukan dia tak mau hamil anak suaminya, semua wanita tentu ingin hamil dan menjadi seorang ibu, tapi Ryan telah menghancurkan semua kepercayaan Metha hingga membuat wanita itu hancur porak poranda
"mas, tidak bisakah kamu pulang setiap hari seperti dulu? " pancing Metha
"semua yang aku lakukan kan demi kamu juga Met, aku harap kamu mau ngerti, ya sudahaku akan mandi terlebih dahulu lalu tidur" ucap Ryan lalu masuk ke dalam kamar mandi, Metha tersenyum getir, suaminya terlalu banyak berbohong. Menghela nafas, Metha memejamkan mata sejenak, apakah dia harus mengikuti saran Evan, untuk menyerah dan memilih bercerai.