Tang Qiyue adalah seorang pembunuh bayaran nomer satu, dijuluki "Bayangan Merah" di dunia gelap. Di puncak kariernya, dia dikhianati oleh orang yang paling dia percayai dan tewas dalam sebuah misi. Saat membuka mata, dia terbangun dalam tubuh seorang gadis desa lemah bernama Lin Yue di Tiongkok tahun 1980.
Lin Yue dikenal sebagai gadis bodoh dan lemah yang sering menjadi bulan-bulanan penduduk desa. Namun setelah arwah Tang Qiyue masuk ke tubuhnya, semuanya berubah. Dengan kecerdasannya,kemampuan bertarungnya, dan insting tajamnya, dia mulai membalikkan hidup Lin Yue.
Namun, desa tempat Lin Yue tinggal tidak sesederhana yang dia bayangkan. Di balik kehidupan sederhana dan era yang tertinggal, ada rahasia besar yang melibatkan keluarga militer, penyelundundupan barang, hingga identitas Lin Yue yang ternyata bukan gadis biasa.
Saat Tang Qiyue mulai membuka tabir masalalu Lin Yue, dia tanpa sadar menarik perhatian seorang pria dingin seorang komandan militer muda, Shen Liuhan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayucanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11: Jejak Darah yang Tersembunyi
Semakin dalam mereka menyelidiki, semakin luas jaringan yang mereka temukan. Lin Yue dan Shen Liuhan sadar bahwa Wen Sanli hanyalah pion kecil. Ada sosok bayangan yang jauh lebih berbahaya mengendalikan semuanya dari balik layar.
Malam itu, Shen Liuhan memandangi dokumen di tangannya dengan wajah gelap. "Orang yang kita cari....adalah Jenderal Gao. Kepala komando provinsi."
Xu Ming yang berdiri di sampingnya menegang. "Apa anda yakin, komandan?"
"Bukti yang dikumpulkan Lin Yue tidak bisa salah" Ucap Shen Liuhan mantap.
Lin Yue menyilangkan tangan, wajahnya tanpa emosi. "Jenderal Gao menyuplai senjata ke pihak asing, dan dia menggunakan Wei Sanli untuk mengalihkan perhatian. Semua ini sudah dia rancang sejak lama."
Shen Liuhan mengangguk. "Tapi masalahnya, dia orang yang sangat berpengaruh. Jika kita salah langkah, bukan hanya nyawa kita yang hilang. Seluruh markas ini bisa disapu bersih."
Xu Ming menunduk. " Apa yang akan kita lakukan, komandan?"
Shen Liuhan menatap Lin Yue. "Kita serang pusatnya."
Beberapa hari kemudian, Lin Yue dan Shen Liuhan menyusun rencana penyusupan ke Vila rahasia milik Jenderal Gao. Lokasi itu dijaga ketat oleh pasukan elit yang setia padanya.
"Tempat ini adalah gudang penyimpanan dokumen rahasia dan catatan transaksi. Jika kita berhasil mendapatkan dokumen itu, kita bisa menjatuhkannya," jelas Shen Liuhan
Lin Yue tersenyum tipis."Aku akan masuk lebih dulu. Seperti biasa, jangan ikut campur."
Shen Liuhan memandangnya serius. "Kau bukan lagi seorang diri, Lin Yue."
"Tapi aku yang paling cepat."
Shen Liuhan akhirnya mengalah. "Baik. Tapi aku akan menunggumu tak jauh dari lokasi. Kalau kau tidak kembali dalam satu jam, aku yang akan masuk dan mengacaukan semuanya."
Lin Yue tersenyum."Kalau aku belum kembali, itu berarti aku sedang bermain-main."
"Jangan main-main dengan nyawamu," kata Shen Liuhan dingin. Namun sorot matanya tidak bisa mengkhianati Ada kekhawatirannya
Malam itu, dengan gesit Lin Yue menyusup ke dalam Vila. Ia menghindari penjaga, memanjat pagar, dan masuk melalui ventilasi kecil di sisi bangunan.
Di dalam, ia bergerak seperti bayangan. Suara langkahnya nyaris tak terdengar. Ia menemukan ruang penyimpanan dokumen, dan mulai memindai satu per satu file yang ada.
Namun, saat ia hendak mengambil dokumen terakhir, tiba-tiba pintu di belakangnya terbuka .
Seseorang menodongkan pistol ke arah kepalanya. "Berhenti di situ."
Lin Yue berbalik perlahan. Ia mengenali pria itu. Jenderal Gao.
"Jadi ini orang yang selama ini mengacaukan rencanaku." Ujar Jenderal Gao sambil tersenyum sinis.
Lin Yue menatapnya dingin. "Kau membangun kerajaanmu di atas darah rakyat sendiri. Kau pantas jatuh."
"Sayangnya, kau tidak akan keluar dari sini hidup-hidup."
Dalam sekejap, Lin Yue melemparkan pisau kecil dari lengan bajunya, mengenai tangan Jendral Gao hingga pistolnya terjatuh. Ia berlari menerobos jendela, memicu alarm di seluruh Vila.
Penjaga-penjaga bersenjata mulai mengejarnya.
Di luar pagar, Shen Liuhan sudah mendengar suara tembakan. Wajahnya langsung menegang. "Lin Yue!"
Ia segera memimpin pasukannya untuk menyerbu masuk.
Sementara itu, Lin Yue bertarung mati-matian di lorong sempit, mengandalkan kecepatan dan kelincahannya untuk menghindari peluru. Ia berhasil membawa dokumen yang mereka butuhkan, tapi luka tembak di lengan kirinya membuatnya kehilangan banyak darah.
Ketika ia mulai kehilangan keseimbangan, tiba-tiba sebuah tangan kuat menariknya dari belakang.
"bodoh! Kau terluka lagi!" bentak Shen Liuhan dengan nada cemas.
"Bukankah aku sudah bilang... aku sedang bermain-main...." bisik Lin Yue, suaranya lemah.
Shen Liuhan mengangkat tubuh Lin Yue dan membawanya keluar dari baku tembak. Pasukan Xu Ming menahan pengejaran dari dalam Vila.
Setelah berhasil melarikan diri, Shen Liuhan meletakkan Lin Yue di dalam truk militer dan memeriksa lukanya dengan panik.
"Kau gila!" katanya sambil membalut luka itu secepat mungkin.
Lin Yue menatapnya dengan berkaca-kaca. "Tapi kau datang."
"Tentu saja aku datang! " bentak Shen Liuhan. "kau pikir aku akan membiarkanmu mati sendirian?"
Lin Yue tersenyum lemah. Untuk pertama kalinya, ia merasa betul-betul... aman.
"Mungkin ini yang disebut rumah."
Setelah pertempuran itu, mereka berhasil menyeret Jenderal Gao ke pengadilan militer. Skandal besar terbongkar, dan jaringan penyelundupan itu runtuh.
Namun, Lin Yue tahu... ancaman tidak berhenti sampai di situ.
Di balik semua ini, masih ada musuh yang lebih gelap lagi. Mungkin orang-orang yang juga berasal dari masa depan seperti dirinya.
Dan petualangan mereka... baru saja dimulai.
