Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sudah Dimulai
"Menurut aku, Tante nggak salah. Tante berhak bahagia, Tante berhak menikmati hidup. Toh, Tante tidak minta dilahirkan. Kedua orang tua Tante yang ingin Tante lahir tapi mereka tidak bisa menjadi orangtua yang baik. Tante, selama ini Tante tidak melawan mereka bukan? Jadi, Tante kalau mau cut off orang tua Tante, it's fine! Tante lebih enteng nanti melangkahnya," ucap Shea panjang lebar.
Iptu Grace menatap Shea. "Menurut Tante Shea begitu?"
Shea mengangguk. "It's your life, Tante. No one has right to take your happiness ( tidak ada yang berhak mengambil kebahagiaan kamu )."
AKP Steven memeluk bahu istrinya. "Aku setuju dengan istriku. Kamu berhak bahagia dik."
Iptu Grace menatap semua anggota tim kasus dingin. "Terima kasih semuanya dan es krim Haagen-Dazs nya. Kalian dibilang divisi miskin tapi kok es krimnya mehong?"
"Miskin itu di permukaan. Aslinya kita itu kaya ... Kaya hati, kaya iman dan kaya bahan perjulidan," sahut Kombes Purn Jarot.
Iptu Grace tertawa. "Yang penting itu ya Pak Jarot. Julid for life."
"Tapi kita julid internal lho Grace. Kita tidak ada julid keluar," senyum Kombes Purn Jarot.
"Sudah enakan? Kalau sudah, kamu bisa membuat laporan kasus dengan enak dik. Bagaimana pun, akhirnya memang harus begini endingnya. Imron harus ditempatkan di rumah sakit." AKBP Atikah menatap lembut ke Iptu Grace.
"Iya mbak. Aku lega karena datang ke kalian karena tim aku sudah malas ketemu keluarganya Imron."
***
Sepeninggal Iptu Grace, tim kasus dingin kembali fokus dengan kasus Theo Tan sementara Seiichi masih menggali kasus ayah dan ibu Sasikirana dengan mencari cloud milik Saida.
"Ponselnya mamamu?" tanya Seiichi.
"Tahu kita diikuti, mama menghancurkan ponselnya karena semua data sudah disimpan di cloud dan itu terenkripsi. Hanya aku yang tahu passwordnya," jawab Sasikirana.
"Ponselnya dihancurkan sampai tidak bisa dibenarkan?"
"Iya mas Ichi."
"Oke. Berikan aku email-nya dan password yang dipakai di cloud mamamu. Aku yakin pasti pakai email baru kan?" tebak Seiichi.
"Kok mas Ichi tahu?" Sasikirana tidak menyangka jika Seiichi bisa memikirkan sejauh itu.
"Dengar Sasi, aku kumpul sama siapa?" senyum Seiichi.
"Iya juga sih ...." Sasikirana tampak senang. "Tidak salah aku ketemu sama mas Ichi."
***
"Mbak Shea ... Ada arwah," ucap pak Sakera membuat Shea, Darusalam, Mbak Lilis dan Longga menoleh. Shea memang meminta Abraham untuk menemani Sheva di rumah AKBP Victor.
"Itu ... Arwahnya membusuk?" tanya Shea sambil menutup hidungnya begitu juga dengan Seiichi.
"Arwah membusuk?" seru AKP Arief dan AKP Steven.
"Lho? Kasus yang poliandri belum ketangkap si cewek?" tanya Shea bingung.
"Belum," jawab AKBP Atikah. "Dia licin macam belut."
"Oke. Kita ke ruangan sebelah." Shea mengajak arwah itu dengan diikuti oleh AKP Steven dan AKP Arief. Bagi tim divisi kasus dingin, kasus pembunuh berantai wanita satu ini, sangatlah menyebalkan karena tiga tahun lebih mereka belum bisa menangkap pelakunya.
***
PRC Hospital Jakarta
Hana mendatangi ruang ICU Sasikirana dan melihat Jumiati yang giliran berjaga disana. Wanita itu tampak duduk dengan santai sambil membaca novel karya mertua Ragil Wibisono, asisten Dewa Hadiyanto.
"Mbak Juminten," panggil Hana ke pengawal andalan Ramadhan Securitas.
"Mbak Hana," senyum Jumiati.
"Aman mbak ?" tanya Hana.
"Alhamdulillah." Hana lalu melihat Sasikirana yang berada di ruang ICU. "Sabar ya Sasi. Semua orang di divisi kasus dingin sedang mengumpulkan bukti-bukti."
Jumiati berdiri dengan sikap waspada karena ada yang datang ke ruang ICU yang belum pernah dia lihat di CCTV yang dipasang Raynard Baskara.
"Mbak Hana, bisa dikaburkan kaca nona Sasikirana?" bisik Jumiati.
Hana memencet tombol rahasia yang langsung membuat jendela itu kabur. Orang luar tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam.
"Pakai baju APD mu mbak. Kita akan bercosplay," ucap Hana.
Jumiati yang memang sudah memakai APD, langsung mengikat dan memakai masker. Begitu juga Hana agar mereka tidak dicurigai.
Dua pria itu pun diijinkan masuk ke pintu ICU oleh resepsionis namun dihadang Hana.
"Bapak - bapak mau melihat pasien siapa?" tanya Hana.
"Kami mau ketemu nona Sasikirana."
"Maaf bapak-bapak, ini ruang ICU. Tidak sembarang orang bisa masuk. Anda siapa? Dan apa hubungannya?" tanya Hana dengan nada profesional khas dokter.
"Saya pamannya. Tapi apa ...."
"Namanya ?" potong Hana. "Bisa ditunjukkan tanda pengenal kalian? KTP atau SIM?"
"Apa? Harus?"
"Ini ruang ICU ya pak. Anda tidak bisa sembarang masuk! Soal pasien disini dalam kondisi baik! Sekarang KTP atau SIM?" Hana menatap galak ke kedua orang itu.
Dua pria itu membaca ID card Hana yang berada di snelinya lalu berbisik dengan bahasa Mandarin.
"Kami pergi dulu." Keduanya pun pergi sementara Hana tersenyum sinis.
"Memangnya aku tidak tahu kalian ngomong apa! Hanya karena namaku Hana Akihiro, kalian tidak mau berurusan dengan ayahku kan?" ucap Hana yang langsung mengambil ponselnya. "Sekiya, ada kecoa datang! Kalau bisa tangkap mereka, aku butuh ginjal segar!"
Jumiati hanya menggelengkan kepalanya. Ya ampun.
***
Ruang IT PRC Group
Seiya langsung melakukan face recognition dengan pengawasan Aizen di belakangnya.
"Ya ampun ... Polisi, Oom Ai," ucap Seiya setelah mendapatkan hasilnya. "Mereka pernah dikirim ke China jadi bisa bahasa Mandarin."
"Dan bodohnya, dia kira Hana tidak bisa!" senyum Aizen. "Jadi mereka tahu Sasi di PRC Hospital dan dibawa perlindungan kita. Oke ...."
"Oom mau apa?" tanya Seiya.
"Yang jelas aku tidak menangkap mereka dulu. Kita lihat, sejauh mana mereka akan melangkah. Oom akan hubungi Dean dan Rayyan, mereka harus berhati-hati karena musuh sebenarnya di rumah mereka sendiri." Aizen lalu menghubungi Irjen Dean Thomas. "Mas Dean, sibuk?"
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
mending sama bu grace aja🤭
mas faris mau jd pekesor????
udh tau pnya pwang,mlah mau nikung ktanya.....🤣🤣🤣
tapi kasihan juga nanti cucunya ustadz Amir