Putri cantik kerajaan yang bernama Khanina itu memiliki kemampuan mengubah batu menjadi emas pada saat ia dalam keadaan bahagia. Kemampuan Putri Khanina tersebut membuat sang ayah ketakutan akan sesuatu yang menimpanya.
Kemudian Khanina menikah dan menjadi Ratu di kerajaan suaminya. Banyak permasalahan yang menimpanya selama berada di Kerajaan itu, sehingga ia harus menolong suaminya dengan kekuatan yang ia miliki. Namun malang menimpanya. Saat ia mengubah bebatuan menjadi emas, ada seorang yang melihatnya. Masalahpun semakin berat, ia dan suaminya dituduh berkhianat dan harus dipenjara, dan ia harus melarikan anaknya Mahiya yang juga memiliki kemampuan yang sama ke hutan gunung dan terus berada disana hingga akhirnya Mahiya menikah dan memiliki anak bernama Rae. Bebatuan di gunung itupun banyak yang berubah menjadi emas. Rae dan gunung emas menjadi incaran para pengkhianat kerajaan. Apa yang terjadi pada mereka selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon atika rizkiyana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kerajaan Seraya
Di pegunungan subur dan indah, terdapat bangunan istana yang sangat megah. Istana ini dikelilingi pohon-pohon yang rindang, banyak taman-taman bunga dan pepohonan buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Udara disini sangat sejuk. Disamping istana terdapat sungai yang jernih dengan bebatuan yang berjajar terhampar disetiap aliran airnya. Air mengalir dengan deras. Sungai ini pula yang menjadi sumber mata air untuk istana kerajaan dan juga penduduk di sekitar istana.
Istana ini milik seorang raja yang sudah sangat lama berkuasa, dan bergelar “Seraya”, yang artinya sungai. Penduduk memahaminya sebagai sebuah istana kerajaan yang berada di tepi sungai.
Kerajaan Seraya adalah sebuah kerajaan sejahtera yang berada di sekitar aliran sungai yang tidak pernah berhenti mengalir airnya. Kerajaan ini memiliki sumber alam yang sangat luar biasa. Penduduk negeri di kerajaan ini sangat makmur dan memiliki kehidupan yang bahagia. Tanah mereka subur dan pertanian tumbuh dengan sangat baik. Hal ini menyebabkan bahan pangan untuk negeri itu sangat melimpah.
Setiap harinya, raja selalu bangun sebelum subuh. Menikmati udara pagi dan melihat terbitnya matahari adalah kegemarannya. Ada energi positif yang dirasakannya tatkala sinar biru pagi menerpa dirinya. Pagi ini begitu indah. Raja yang ditemani sang ratu berjalan di taman bagian depan halaman istana.
Ratu sering memandang wajah sang raja, hanya untuk melihat apa yang sedang dirasakan oleh suaminya. Ratu mengetahui isi hati raja melalui raut wajahnya. Mereka sepasang suami istri yang saling mencintai dengan cinta yang dalam. Pagi ini, ratu mendapati wajah suaminya yang muram, seolah menandakan bahwa suaminya dalam keadaan bersedih.
“Wahai rajaku, apa yang membuatmu tampak bersedih pagi ini ?”..
“istriku.. sungguh aku menginginkan seorang anak darimu.. sudah 12 tahun pernikahan kita, namun belum ada tanda jika engkau akan mengandung”.
Seketika wajah sang ratu berubah dan ia pun ikut bersedih dengan keadaan itu.
“suamiku, maafkan aku.. bersabarlah.. dan tetaplah memohon pada Tuhan yang maha kuasa agar kita diberi seorang anak” jawab ratu.
Raja hanya tersenyum. Sungguh ia adalah raja yang baik dan penyabar.
Kebahagiaan selalu meliputi raja dan seluruh penduduk di kerajaan ini. Hingga pada suatu masa, di negeri ini sudah beberapa bulan tidak turun hujan. Mereka dilanda musim kering dan udara yang panas meskipun mereka berada di pegunungan. Penduduk negeri ini mulai khawatir, mereka terus menunggu hujan, namun hujan tidak juga turun, sampai berbulan-bulan. Sungai yang biasa mengalirkan air dengan deras, kini perlahan semakin menyusut dan sampai akhirnya hampir mengering.
Raja sangat khawatir terhadap keadaan yang menimpa negerinya saat ini. Penduduk kini tidak bisa lagi bertani, lahan telah kering dan tanaman tidak dapat tumbuh. Raja memerintahkan para penduduknya untuk berhemat dalam menggunakan cadangan bahan makanan. Disaat yang genting seperti ini, raja mengeluarkan kebijakan jika cadangan bahan makanan yang ada di kerajaan akan dibagi dua. Sebagian untuk dibagikan kepada rakyat secara bertahap dan sebagian lagi untuk kebutuhan raja dan keluarga serta prajurit istana. Raja Seraya memang dikenal sebagai raja yang bijaksana dan sangat dermawan kepada keluarga, anggota istana, prajurit dan seluruh penduduknya.
Disaat negerinya mengalami kemakmuran, ia tidak pernah mengutip pajak dari rakyatnya. Raja mengandalkan hasil pertanian dan hasil alamnya saja untuk memenuhi kebutuhan kerajaannya. Namun banyak penduduk yang dengan sukarela memberikan sebagian hasil panennya untuk diberikan kepada raja dan keluarganya. Hal ini karena penduduk sangat mencintai rajanya yang baik dan bijaksana. Oleh karena itu, raja tak khawatir jika disaat paceklik saat ini ia harus membagi lagi cadangan bahan pangannya kepada penduduknya.
Pagi itu, Raja Seraya berdiri di depan jendela istana, menatap taman dan sekitar istana yang tampak mengering. Kemudian Ratu datang mendekati, dan memegang pundak kanan sang Raja.
“Hari ini kau tampak gelisah sayang”, ucap sang Ratu. “Ada apa?”..
“Sudah hampir satu tahun kemarau melanda rakyat di kerajaan ini. Rakyatku sedang dalam kesusahan. Cadangan makanan dan harta kerajaan berkurang setiap harinya, tanpa ada penambahan. Aku khawatir, sampai kapan hal ini akan berakhir.”
“Bersabarlah, jangan pernah berhenti meminta datangnya pertolongan pada Tuhan sang penguasa langit dan bumi. dan aku selalu memintakan kesejahteraan kerajaan ini dan rakyat kita padaNya, terutama untuk kebaikanmu dan kehadiran anak kita. Semoga ia segera hadir sekaligus membawa kebaikan untuk kerajaan ini “.
Raja menoleh ke arah sang ratu, menatap wajahnya dan memegang perut sang ratu berharap ia segera mengandung anak mereka. Rajapun tersenyum bahagia mendengar ucapan doa sang Ratu.
Ditengah bencana paceklik yang sedang menimpa Kerajaan Seraya, kesehatan sang ratu menurun. Hal ini membuat raja semakin cemas. Raja pun segera memanggil dokter istana untuk memeriksakan kesehatan sang ratu.
Raja menggenggam kuat tangan istrinya sambil berkata, “bersabarlah sayang, bertahanlah, aku mohon semoga engkau segera pulih. Aku masih ingin selalu bersamamu”. Mendengar ucapan raja, istrinya tersenyum dan berkata “rajaku, tenanglah.. jangan khawatir. aku akan kembali sehat seperti biasanya”. Tak lama, beberapa dokter istana datang dan memeriksa kondisi kesehatan sang ratu yang hanya bisa terbaring di tempat tidurnya. Ternyata, para dokter di istana memberikan kabar baik. Ratu sedang mengandung dan saat ini kandungannya telah berusia 1 (satu) bulan.
Sontak kabar ini menjadi kabar yang benar-benar membahagiakan raja dan seluruh penduduknya. Hal ini dikarenakan raja telah menanti seorang anak dari sang ratu selama bertahun-tahun. Raja sangat bersyukur dan bahagia.
“sungguh aku sangat bahagia mendengar kabar ini, aku selalu memohon kepada Tuhanku agar ia memberikanku seorang anak. Hari ini, Ia mengabulkan do’aku. Terima kasih yaa Tuhanku.” Ucap raja dengan nada yang kuat karena sangat bahagia.
Raja Seraya terus mengingatkan kepada penduduknya untuk terus meminta turunnya hujan dan meminta kemakmuran kembali kepada sang Maha Kuasa. Raja yakin, Tuhan Yang Maha Kuasa akan mengabulkan doa mereka seperti do’anya meminta seorang anak yang baru saja di kabulkan.
Beberapa bulan kemudian..
Ratu melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Putri Khanina, hal ini membuat raja sedikit kecewa karena ia berharap yang lahir adalah seorang bayi laki-laki agar bisa menerima tahta dari kerjaan sebagai seorang raja yang menggantikannya.
Melihat Raja yang sedikit kecewa, sang Ratu kembali berdoa, “wahai Tuhan penguasa langit dan bumi, anugerahkanlah putriku dengan kebaikan yang banyak agar dia bermanfaat bagi kami dan rakyat kami.”
Kemudian ratu bertanya “wahai suamiku, apa engkau kecewa dengan kelahirannya karena seorang bayi perempuan?”
raja menghela napas dan segera mencoba menyembunyikan kekecewaannya.
“tidak sayang... Sungguh rasa syukur dan bahagiaku melebihi itu, meskipun sebenarnya aku berharap ia adalah laki-laki, tapi aku tau, ini adalah pemberian yang terbaik dari Tuhanku”. Mendengar perkataan suaminya, ratu tersenyum dan merasa lega. Raja kemudian menggendong erat Putri Khanina, bayi kecil yang dinantikannya selama bertahun-tahun.
Beberapa hari setelah kelahirannya, turun hujan deras, dan hujan turun dengan intensitas yang rutin. Hal ini menyebabkan tanaman kerajaan dan rakyatnya tumbuh subur. Hasil panen dan ternak melimpah dengan luar biasa. Kerajaan dan seluruh rakyat kembali sejahtera dan kaya raya. Kerajaan Seraya kembali makmur, banyak ditemukan tambang-tambang emas disekitar wilayah kerajaan. Kesejahteraan dan kemakmuran di Kerajaan Seraya melebihi sebelum terjadinya paceklik. Putri Khanina sangat dicintai ayah dan ibunya juga seluruh rakyatnya. Mereka menerima kehadiran Putri Khanina sebagai anugerah dari sang Maha Kuasa yang juga disertai dengan turunnya berkah berupa kebaikan alam dan rejeki yang berlimpah. Sehingga para penduduk menggelarnya dengan sebutan bayi yang diberkahi Tuhan.