NovelToon NovelToon
Satu Malam Dengan Kakaknya

Satu Malam Dengan Kakaknya

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand / Hamil di luar nikah / Tukar Pasangan / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meldy ta

Dikhianati oleh pria yang ia cintai dan sahabat yang ia percaya, Adelia kabur ke Bali membawa luka yang tak bisa disembuhkan kata-kata.

Satu malam dalam pelukan pria asing bernama Reyhan memberi ketenangan ... dan sebuah keajaiban yang tak pernah ia duga: ia mengandung anak dari pria itu.

Namun segalanya berubah ketika ia tahu Reyhan bukan sekadar lelaki asing. Ia adalah kakak kandung dari Reno, mantan kekasih yang menghancurkan hidupnya.

Saat masa lalu kembali datang bersamaan dengan janji cinta yang baru, Adelia terjebak di antara dua hati—dan satu nyawa kecil yang tumbuh dalam rahimnya.

Bisakah cinta tumbuh dari luka? Atau seharusnya ia pergi … sebelum luka lama kembali merobeknya lebih dalam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meldy ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekapan Vierra

Di tengah perjalanan pulang. Reyhan mendapat sebuah pesan masuk dari Leo.

'Dia udah ditangan gue, Rey.'

Reyhan tidak membalas. Hanya tersenyum kecil. Membuat Adelia penasaran.

"Pesan dari siapa, Rey? Sampai senyum begitu."

"Oh ini katanya besok ada klien asing mau investasi di perusahaan kita. Jadi ... aku senang aja."

Adelia sama sekali tidak curiga. Ia kembali menikmati alunan musik di perjalanan.

Di sisi lain, apartemen Leo. Suara langkah kaki terdengar berderap pelan di koridor apartemen mewah itu.

Leo membuka pintu dengan satu tangan sambil menenteng kantong kertas berisi makanan. Udara dingin AC langsung menyapa kulitnya saat ia melangkah masuk.

Di sudut ruangan, Vierra duduk bersila di sofa. Mata gadis itu menatap kosong ke arah jendela dengan kedua pergelangan tangan masih terikat pita panjang. Rambut hitamnya terurai kusut, namun wajahnya tetap cantik meski pucat.

"Gue bawa makanan," ujar Leo singkat, meletakkan kantong kertas di meja.

Ia berjalan mendekat, menatap Vierra dengan tatapan datar. "Lo mau makan?"

Vierra mendengus, kepalanya menoleh ke arah lain. "Gue nggak lapar."

Leo menghela napas panjang. Ia jongkok, menatap mata Vierra dari jarak dekat. "Lo pikir ini semua buat nyiksa lo? Gue cuma ngejaga supaya Reyhan nggak datang dengan cara yang jauh lebih kejam."

"Kejam?" Mata Vierra menyipit penuh ejekan. "Terus ngekurung gue di sini nggak kejam? Gue bukan anak kecil yang harus lo ikat dan disuruh diem."

Leo tersenyum miring, lalu mendekat hingga wajah mereka hanya berjarak beberapa senti.

"Justru karena lo bukan anak kecil, makanya gue harus pake cara begini. Lo udah bikin keluarga kecil Reyhan kehilangan bayi yang mereka tunggu-tunggu. Kalau gue nggak sekap lo di sini, lo udah tinggal nama."

Vierra terdiam. Kata-kata Leo seperti cambuk yang menghantam telinga dan dadanya sekaligus. Namun, ia tak mau menunjukkan sisi rapuhnya.

"Kalau gue minta maaf sekarang, lo pikir Reyhan bakal berhenti dendam?"

"Gue nggak tahu," sahut Leo pelan, tapi tatapannya menusuk. "Tapi kalau gue yang jadi Reyhan, gue nggak akan cukup dengan minta maaf."

"Jadi, suka nggak suka. Di sini tempat lo sekarang. Gue masih berhati baik." Leo pun melangkah pergi, meninggalkan Vierra dengan makanan di dekatnya.

Gadis itu menelan ludah. Melihat makanan lezat di dekatnya. Ia memang sangat lapar, apalagi setelah drama saling kejar-kejaran saat Leo sedang memburunya.

"Hei. Tunggu dulu!" Vierra berteriak. Leo kembali ke arahnya.

"Apalagi?"

"Gue mau makan. Tapi kan nggak bisa makan sendiri. Tangan gue, lo iket begini."

"Tadi katanya nggak laper. Ya udah gue suapin." Leo menghela napas panjang. Lalu duduk di dekatnya sambil pelan-pelan menyuapi Vierra.

Membuat Leo terus menatap wajah sendu itu. Terlebih saat ia menyibak rambut Vierra yang terjatuh ke dekat bibirnya. Wajah imutnya terlihat sempurna dengan bibir ranum tipis yang mengunggah selera.

Tatapan tajam ke arah bibir Vierra, membuat Leo memejamkan mata perlahan. Namun batinnya berbisik. 'Sadar, Leo, sadar ... dia cuma pion, bukan cewek yang bisa gue pikirin ke arah lebih jauh.'

Malam itu, Leo ketiduran di sofa dengan tangan menyilang di dada. Vierra yang sudah melepaskan ikatan pita dengan usaha diam-diam, berjalan pelan ke arah pintu. Tangannya gemetar saat menggenggam handle pintu.

Klik.

Pintu terbuka sedikit, tapi sebelum ia sempat melangkah keluar, sebuah tangan besar menahan daun pintu dengan kuat.

"Lo pikir gue nggak bakal sadar?" Suara Leo berat dan dingin di belakangnya.

Vierra membeku. Dalam sekejap, tubuhnya ditarik hingga punggungnya membentur dada bidang Leo. Nafas panas Leo terasa di dekat telinganya.

"Lo mau keluar? Hah? Mau kabur biar Reyhan nggak bisa ketemu lo?" bisik Leo penuh tekanan.

"Gue nggak mau disekap kayak gini, Leo. Lo nggak ngerti—"

"Gue ngerti!" Leo berbalik, memutar tubuh Vierra hingga kini gadis itu menghadapnya. Tangan besar Leo mencengkeram kedua bahu Vierra dengan kuat.

"Gue ngerti banget rasanya jadi lo. Gue ngerti rasanya dikhianatin sama orang yang lo percaya. Tapi lo bukan satu-satunya korban di dunia ini, Vierra! Di luar sana, ada orang yang lebih hancur gara-gara lo. Itu Adelia."

Vierra terisak kecil. Matanya berkaca-kaca tapi ia cepat-cepat menunduk agar air matanya tak terlihat.

"Lo pikir gue nggak nyesel atas kecelakaan itu?" bisiknya pelan. "Lo pikir setiap malam gue nggak nangis gara-gara kejadian itu?"

Leo menghela napas panjang, melepas cengkeramannya dengan kasar. "Kalau lo beneran nyesel, nurut sama gue. Gue nggak minta banyak. Cuma diem di sini sampai gue dapet instruksi Reyhan."

Vierra hanya bisa mengangguk lemah. Meskipun rasanya ia ingin kabur. Namun ia sadar, kesalahannya cukup fatal.

Keesokan malamnya, Leo berdiri di balkon sambil menyalakan rokok. Ponselnya berdering, nama Reyhan tertera di layar.

"Bro, cewek itu udah gue sekap. Lo mau gue apain?" suara Leo pelan namun tegas.

"Aku datang sendiri ke apartemen. Jangan apa-apain dia sebelum aku tiba," jawab Reyhan dingin.

"Siap!"

Beberapa jam kemudian, suara ketukan pintu menggema di apartemen itu. Leo membuka pintu dan mendapati Reyhan berdiri di sana dengan setelan hitam rapi, wajahnya datar tapi matanya menyala penuh kemarahan yang ditahan.

"Mana dia?"

Leo mengangguk ke arah kamar. Reyhan berjalan pelan, setiap langkahnya seperti membawa beban ribuan kilo.

Di kamar, Vierra terduduk di tepi ranjang. Begitu melihat Reyhan, matanya melebar penuh ketakutan. Ia refleks berdiri, mundur beberapa langkah hingga punggungnya menempel ke dinding.

"K-kamu ... Reyhan?" suaranya bergetar.

Reyhan mendekat, langkahnya pelan tapi pasti. Ia berhenti hanya satu meter dari Vierra, matanya tajam menusuk seperti pedang.

"Kamu udah ngehilangin bayi yang aku tunggu sejak dulu dengan istriku." Suara Reyhan pelan namun menggema dingin.

"Kalau seandainya yang hilang itu bukan bayi kami, tapi istriku sendiri karena keteledoranmu itu. Aku nggak tahu apa aku masih bisa berdiri di sini dengan waras." Reyhan mengertakan giginya.

Vierra menangis, lututnya melemas hingga ia terduduk di lantai. "Aku nggak sengaja. Aku benar-benar nggak mau itu terjadi."

Reyhan menatap ke bawah, matanya gelap namun tak ada sedikitpun air mata di sana. "Doakan saja aku masih punya nurani. Kalau tidak…" Ia menarik napas panjang, kemudian melirik Leo.

"Gue nggak mau Delia tahu masalah ini. Gue nggak mau dia ngeliat satu tetes pun darah lo kalau sampai gue kehilangan kontrol."

Leo mengangguk tegas. "Gue jaga rahasia ini."

Reyhan berjongkok, menatap Vierra yang menangis di lantai.

"Kamu punya waktu untuk menebus semua ini. Tapi kalau aku dengar istriku menangis sekali lagi gara-gara kamu, Vierra..." Reyhan meremas rahangnya kuat-kuat. "Aku nggak akan pernah segan melupakan sisi baikku."

"A-aku bakal nurut sama Leo." Suaranya bergetar sambil terus menunduk. Tanpa berani menatap.

1
Adinda
bodoh si adel ini lakinya selingkuh sampai menghamili wanita lain bukannya marah
Adinda
lanjut thor
Adinda
sudah del lebih baik cerai saja
NurAzizah504
seromantis ini dibilang datar?! /Sob/
NurAzizah504
mantapppp
NurAzizah504
dan kamu termasuk salah satunya
NurAzizah504
kali aja reyhan memiliki firasat kalo adel hamil
NurAzizah504
hai, Thor. aku mampir nih. jgn lupa mampir di lapakku juga, ya. 'Istri Kontrak Sang Duda Kaya'. terima kasih ^^
NurAzizah504
hayo, Del. tanggungjawab tuh /Facepalm/
NurAzizah504
ya ampun /Sob/
NurAzizah504
wah, ada juga ya kasus begini. hubungan hambar lah istilahnya
NurAzizah504
ini bukan lagi ditusuk. tp ditikam berkali2
Adinda
cerai Saja del suami kamu gak perduli sama kamu,kamu keguguran saja dia tidak tau karena asyik dengan jalangnya
Adinda
cerai saja adelia untuk apa sama suamimu tukang selingkuh
Cindy
lanjut kak
Adinda
cerai aja del tinggalin reyhan buat apa bertahan kalau dia bersama dengan jalangnya terus
Adinda
pergi adelia tinggalin reyhan buat apa bertahan sama pria yang tidak bisa lepas dari masalalu
Cindy
lanjut kak
Adinda
lebih baik adel tinggalin reyhan dan cerai tak usah punya urusan sama keluarga itu lagi
Cindy
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!