NovelToon NovelToon
Mencintai Bos Mantan Suamiku

Mencintai Bos Mantan Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Transmigrasi / Menikah dengan Kerabat Mantan / Agen Wanita
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang istri yang tidak dianggap oleh suaminya. Namanya Nadia. Ia bisa menikah dengan suaminya karena paksaan dari Nadia sendiri, dan Nufus menerimanya karena terpaksa.

Ada suatu hari dimana Nadia berubah tak lagi mencintai suaminya. Dia ingin bercerai, tetapi malah sulit karena Nufus, sang suami, malah berbalik penasaran kepada Nadia.

Dan saat cinta itu hilang sepenuhnya untuk Nufus karena Nadia yang sekarang bukanlah Nadia sesungguhnya, justru ia bertemu dengan cinta sejatinya. Cinta yang diawali dengan seringnya Nadia cari gara-gara dengan pria tersebut yang bernama Xadewa.

Lucunya, Xadewa adalah orang yang ditakuti Nufus.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Mungkin!

Normalnya, kedatangan orang tua, apalagi sampai menginap, akan disambut dengan luapan sukacita dan kehangatan yang meraja. Namun bagi Nadia, saat ini ia sedang berjuang keras membedakan, apakah yang di hadapannya adalah orang tuanya atau mertuanya? Ia tahu, mertua juga adalah orang tua, jadi mungkin tidak masalah jika ia salah mengenali. Tapi tetap saja, ingatannya benar-benar kosong tentang moment ini.

"Senangnya Papa dan Mama bisa menginap di sini!" seru Nadia, berusaha menyembunyikan kebingungannya. "Apa sudah lama datangnya? Kenapa tidak memberi kabar dulu? Biar ada persiapan penyambutan dan jamuan selama Papa dan Mama di sini."

"Enggak apa-apa, Nak," jawab sang ayah. "Lagipula, kalau kami bilang dulu, nanti kamu malah repot menyiapkan ini itu. Kami memang sengaja ingin memberi kejutan. Bagaimana kabarmu?"

"Sehat," jawab Nadia, menatap wajah kedua orang di hadapannya. "Papa dan Mama juga sehat, kan?"

"Kami semua sehat," jawab mereka serempak.

Ibu Nadia, yang tampaknya merasakan ada yang berbeda, langsung bertanya bahkan di depan Nufus, "Tumben kamu memanggilnya Papa dan Mama? Biasanya Bapak dan Ibu."

Nadia terpaku. Buru-buru ia mencari alasan, "Aku terlalu banyak menonton drama yang pakai Papa dan Mama, Bu. Jadi kebawa sampai pas Ibu dan Bapak ke sini, aku manggilnya Mama dan Papa, bukannya Bapak dan Ibu."

Untungnya alasan itu diterima. Mereka tidak menaruh curiga apapun, sehingga Nadia bisa menghela napas lega.

Di tengah kecanggungan yang menggantung di udara, Nufus menyela dengan suara ramah, "Kamar sudah saya siapkan, silakan menaruh barang atau istirahat sejenak."

Ayah Nadia menjawab. "Terima kasih, tidak usah repot-repot. Kami jadi merepotkanmu ya, Nak Nufus."

"Tidak sama sekali. Malah saya senang Bapak dan Ibu berkenan untuk menginap di sini."

Nadia mendengus sebal. Entah mengapa di telinga Nadia, ucapan Nufus itu terasa mengandung makna terselubung.

Nadia bertanya-tanya, apakah Nufus sudah tahu atau belum perihal laptopnya yang rusak dan dibuang? Sungguh tidak habis pikir, lelaki itu justru tampak santai, bahkan menikmati kedatangan tamu di rumah mereka. Nufus memang pandai memanfaatkan situasi, namun Nadia pun tidak mau kalah. Keduanya memiliki misi masing-masing, dan siap melancarkannya dengan cara terbaik yang mereka miliki.

"Bukankah kamar itu sudah diblokade?" Nadia memulai. "Sepertinya aku harus masuk dulu untuk membereskan barang-barangku yang masih ada di sana. Kan, kamar kita berbeda."

Nufus menanggapinya dengan santai, "Iya, itu masalah kecil. Sudah dibereskan. Barang-barangmu sudah dievakuasi ke kamar kita. Semuanya sudah siap digunakan Bapak dan Ibu untuk beristirahat. Lain kali, jangan ngambek terlalu lama ya, sayang."

Dih. Sebuah decihan tertahan keluar dari bibir Nadia. Niatnya ingin menjelaskan bahwa pernikahan mereka bukanlah pernikahan sesungguhnya, malah Nufus memanfaatkan keadaan dengan bilang bahwa ia tengah merajuk. Seharusnya orang tua mereka tahu kebenarannya, jika memang mereka belum mengetahui apa-apa. Atau malah justru dia yang tidak tahu apa-apa di sini?

"Aku tidak ngambek, kan selama ini kita memang--" Belum sempat Nadia menyelesaikan kalimatnya, Nufus buru-buru memotong, mempersilakan orang tua Nadia untuk beristirahat. Setelah Bapak dan Ibu Nadia sepenuhnya masuk ke kamar, Nufus menasihati Nadia pelan-pelan.

Nufus berujar bahwa Nadia tidak seharusnya bersikap demikian, kasihan orang tua kamu jauh-jauh datang kemari hanya untuk disuguhi prahara rumah tangga yang tidak harmonis. Dari kalimat Nufus yang menyebut orang tua kamu, Nadia akhirnya menyadari bahwa yang datang berkunjung adalah orang tuanya sendiri.

...****...

Malam semakin malam. Setelah drama keluarga hangat yang disuguhkan tadi sudah lewat, Nadia dan Nufus kini berada dalam satu kamar. Wanita itu memilih untuk membiarkannya, setidaknya untuk saat ini. Lagipula Nadia merasa cukup kuat menghadapi serangan Nufus.

Di antara mereka, terbaring sebuah bantal guling yang menjadi pemisah di ranjang yang sama. Nadia tidak ingin berlama-lama dalam posisi ini. Ia berencana turun ke lantai atau sofa demi mendapatkan tidur nyenyak nanti. Namun, niatnya belum sempat terlaksana, hawa panas sudah lebih dulu menjalar di tubuhnya. Aneh, padahal ia sudah berusaha keras untuk tidak meminum apa pun yang bukan disiapkannya sendiri, tetapi tetap saja masih kena hal beginian.

Mungkinkah dari camilan yang disuguhkan Ibu tadi? Bisa jadi. Sungguh, di rumah ini tidak ada yang bisa dipercaya.

Bukan hanya Nadia yang merasakan panas menjalar. Rupanya Nufus juga gelisah tidak karuan seperti cacing kepanasan. Ia ternyata korban juga, sebab ide ini berasal dari orang tua Nadia. Awalnya, mereka ingin menjebak Nufus agar bisa sepenuhnya bersatu dengan Nadia. Namun mereka salah perhitungan. Nufus memang sudah sangat menginginkan Nadia, tapi sekarang Nadia-lah yang tidak menginginkan Nufus.

Dengan menahan hasrat yang bergolak, Nadia buru-buru bangkit. Nufus yang juga terpengaruh, dengan cepat menyergapnya, memeluknya dari belakang sambil menciumi tengkuk wanita itu dengan nafas yang memburu. Ada yang tegak tapi bukan keadilan. Nadia sempat terbuai sesaat, tetapi akal sehat yang tersisa dengan cepat memerintahkannya untuk segera sadar.

Nadia kemudian menyikut Nufus hingga lelaki itu melepaskan pelukannya. Tanpa membuang waktu, Nadia bergegas masuk ke dalam kamar mandi, menguncinya serapat mungkin dan mengguyur tubuhnya yang kepanasan. Sementara itu, Nufus yang berada di luar pintu kamar mandi, kondisinya menyedihkan. Ia tersiksa oleh rasa panas yang melandanya, tanpa tahu harus berbuat apa untuk meredam. Nufus bagai musafir yang kehausan di padang pasir.

Merasa cukup dengan kondisi di kamar mandi, Nadia masih memiliki sedikit rasa iba untuk Nufus. Bukan, bukan dengan melayaninya layaknya suami istri, tetapi ia ingin mengguyur lelaki itu dengan air, berharap tubuhnya bisa terbebas dari rasa panas yang menjebak mereka.

Begitu membuka pintu, Nadia segera menarik Nufus ke dalam kamar mandi. Ia mengguyur lelaki itu, lalu melarikan diri dengan cepat-cepat dan mengunci pintu. Nadia bergegas mengganti pakaiannya yang basah kuyup. Setelah beberapa waktu berlalu, ia memberanikan diri memeriksa keadaan Nufus. Lelaki itu memang sudah tidak se-beringas tadi, namun sorot matanya menyiratkan luka yang dalam. Harga dirinya terasa runtuh karena perlakuan Nadia yang begitu dingin.

Kejadian ini berujung pada diadakannya pertemuan antara Nadia, Nufus, dan kedua orang tua mereka di ruang tengah, membahas sesuatu yang sangat penting dalam rapat besar ini. Di tengah keheningan yang mencekam, Nadia akhirnya membuka suara,

"Sebenernya, aku ingin bercerai dengan Mas Nufus. Pernikahan kami sudah tidak bisa diselamatkan karena memang tidak ada cinta di dalamnya. Jadi... mohon sekiranya Bapak dan Ibu memaklumi keputusan ku ini dan berhenti berusaha mempersatukan kami." Begitu lah sekiranya panjang lebar informasi dari Nadia. Sedangkan Nufus hanya dia menyimak apa yang terjadi selanjutnya.

Bapak dan Ibu saling pandang sebentar, sebelum akhirnya Bapak angkat bicara dengan muka serius. "Kamu kalau lagi ngambek jangan lama-lama. Bapak maklumi kamu seperti ini karena mungkin saja masih dikuasai amarah. Tenangkan dirimu, dan jangan lagi bilang kata cerai lagi."

"Benar apa kata Bapakmu, Nak. Nufus, sebaiknya kamu bawa istrimu ini ke dalam kamar, ya."

"Siap Bu."

Nufus tersenyum miring ke Nadia yang ia tebak tengah terhenyak saat ini. Ia berbisik ke sang istri sewaktu memapahnya ke dalam kamar. "Sampai kapanpun, kita tidak akan bercerai, Nadia."

Tidak mungkin! Pasti ada jalan untuk bisa bercerai dengannya.

.

.

Bersambung.

1
Dewi Payang
Nah, benerkan.... tinggal disarang mafia kudu ati² Fus/Joyful/
Dewi Payang
Nufus memang gak layak jadi anaknya Angin sam Licy, dua manusia itu pasti tau makanan itu berbaya apa gak, lah nufus sok jagooooo, ayam jago kali ye/Facepalm/
Dewi Payang
Niatnya Nufus jahat, tapi takdir memgubahnya utk kebaikan Xadewa👍🏻
Dewi Payang
Tak tau dirimu itu akan membakarmu....
〈⎳ FT. Zira
nadia kah?
〈⎳ FT. Zira
nahh kann bener
〈⎳ FT. Zira
kenapa gak pilih yag di pilih angin dan licy coba.. kan bisa aja itu tes dari merka😮‍💨😮‍💨😮‍💨
〈⎳ FT. Zira
biar gak di sangka cowo ya kak??🤭 padahal aku ngeh aja dia ibunya dewa🤭🤭
〈⎳ FT. Zira
bener kok bang bener😅
〈⎳ FT. Zira
iyain aja lah bang🤭
〈⎳ FT. Zira
dia megang apaan sih? yakin amat bisa jatuhin dewa.?🧐
Muliana
ingin cucu /Chuckle/
Muliana
Otakku /Sob//Sob/
Muliana
Pengaruh obat, jangan berharap lebih ya /Facepalm/
Muliana
Benar-benar pengemar bollywood nih, gak disini gak disana, india semua /Facepalm/
Lanjut baca, dari tadi rebutan ponsel sama bocil
Muliana
Eh, apa nih? Kok udah mulai takut kehilangan aja?
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
emang bisa /Blush//Blush/
Zenun: gatau tuh😄
total 1 replies
𓆩❤𓆪✿✧༺°zãnzên°༻✧❀ଘ😇ଓ
/Hammer//Hammer//Joyful//Joyful/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
Xadewa lah... Nufus ko'id🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
Bener bang, aku yang wakilin😂
Dewi Payang: /Joyful/
Zenun: wkwkwk
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!