Ayunda Maharani seorang Siswi yang baru saja lulus sekolah SMU, telah di jebak oleh Ibu dan juga kakak tirinya, dan Ayunda di paksa menyerahkan malam pertamanya dengan seorang Duda kaya.
Demi membiayai Ayahnya yang terbaring lemah di Rumah Sakit, kini Ayunda terpaksa dan rela melakukan semua itu
Seorang duda yang telah di vonis mandul ini akhirnya nekat mengikuti rencana dari Neneknya. Dengan meminum ramuan dari sahabatnya sang Nenek, akhirnya Leon mencobanya dengan seorang wanita bayaran yang sudah dipersiapkan oleh Neneknya.
Akan kah ramuan tersebut berhasil membuat cucu satu-satunya dari generasi terakhir keluarga Argantara memiliki seorang keturunan? Padahal sebelumnya Leon pernah menikah dengan wanita yang dicintainya selama lima tahun lamanya dan pernikahannya harus kandas karena sang istri telah berselingkuh di belakangnya.
Mampukah Ayunda menjadi obat penawar luka hatinya Leon, dan memberikan kebahagiaan untuknya dan juga keluarga Argantara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan dari Rian
Ayunda tak menyangka bahwa suaminya menyukai bubur Ayam yang sengaja ia masukan ke dalam mulutnya.
"Yu, kenapa bisa seenak ini? Restoran level bintang lima pun kalah!" cakapnya seolah menelan ludahnya sendiri, padahal tadi ia menolak keras makan pinggir jalan yang ia anggap menjijikan. Pada akhirnya Leon ikut memesan satu porsi bubur ayam sama persis seperti yang di pesan oleh istrinya.
Leon begitu lahap memakannya, sampai Ayunda dibuat tercengang karena tak percaya melihat suaminya seperti pria yang sangat kelaparan.
Selesai menyantap bubur ayam, kini keduanya bergegas pergi menuju Mansion.
Nyonya Sandra sudah tak sabar menyambut pengantin baru dan juga calon cicitnya.
"Jey, coba kau hubungi lagi Leon, dia sudah ada dimana? Kok lama sekali sampai sini, tadi bilangnya sudah Otw tapi mana?"
"Sabarlah Nyonya, di jam segini biasanya arus lalu lintas kota Jakarta padat merayap, bisa juga macet!" jawabannya sambil membungkuk.
"Kenapa tadi tidak kau jemput saja pakai helikopter? Biar mereka bisa segera sampai di Mansion!" Nyonya Sandra tampak khawatir.
Jerry sampai menghela napas atas usul dari Nyonya besarnya.
'Jarak dari Hotel ke Mansion kan tidak begitu jauh, ngapain juga mesti pakai helikopter segala, anda ini terlalu lebay Nyonya, lagian mereka berdua sudah besar, mungkin saja sedang menikmati masa-masa indah bersama!' batinnya cukup jengkel.
Tak lama yang di bicarakan tiba, bunyi klakson mobil milik Leon sudah terdengar di depan halaman Mansion.
Nyonya Sandra bergegas menuju ruang utama dan menyambutnya.
Kini mobil milik Leon sudah terparkir di sekitar halaman Mansion, tak lupa ia meraih tangan Ayunda dan Ayunda pun menggandengnya, saat netranya beralih ke arah Nyonya Sandra yang melempar senyum dari jarak kejauhan, Ayunda di kejutkan dengan sosok Rian yang berada di sebelah Nyonya Sandra.
Langkahnya sempat terhenti sejenak saat keduanya berada di atas anak tangga, Leon menoleh sejenak ke arah istrinya.
"Kami kenapa Yu? Ayo kita segera masuk ke dalam, tuh sudah ada Nenek dan juga Rian!"
Mendengar nama Rian, Ayunda menjadi gugup, ia sempat berpikir akan tinggal satu atap dengannya, tapi ia kembali teringat bahwa Rian adalah seorang mahasiswa universitas luar Negeri. Akhirnya Ayunda pun merasa sedikit lega, dan ia kembali melanjutkan langkahnya menuju pintu utama.
"Akhirnya Cucu menantuku pulang juga, bagaimana malam pengantin kalian? Pasti sangat menyenangkan!" Nyonya Sandra sampai menaikan alis saat bertanya seperti itu.
'Boro-boro menyenangkan, yang ada Ayunda malah sakit, ck...dasar nasib!' keluhnya dalam hati.
"Tentunya sangat menyenangkan dong Nenek, iya kan istriku? Tadinya sih aku dan Ayunda masih betah menginap di Hotel, namun berhubung besok aku harus kembali bekerja, terpaksa hari ini aku pulang ke mansion, tidak mungkin kan aku membiarkan istri kecilku yang cantik ini tinggal seorang diri di kantor?" ujar Leon sambil merangkul sang istri tercinta, sedangkan Rian yang melihatnya langsung, ia sangat muak dan tidak suka.
"Mending Ayunda di Mansion saja, kalau di sini kan ada Nenek dan juga Rian, betul begitu Nak?" tanya sang Nenek kepada Rian.
"Tentu saja Oma, sekarang kan aku tinggal lagi di sini, dan Mommy meminta Om Leon untuk mencarikan Universitas yang bagus dan terbaik di kota ini!" ucapnya sambil melirik ke arah Ayunda.
Deg!
Ayunda sampai terpaku dan tak percaya dengan apa yang sudah ia dengar, dan akhirnya mereka semua memutuskan masuk ke dalam Mansion dan melanjutkan percakapan mereka di dalam.
Kini mereka semua sudah berkumpul di Ruangan keluarga, dimana Leon dan Ayunda duduk saling berdekatan sedangkan Rian Duduk di samping Oma Sandra.
"Jadi begini Leon, kemarin saat kakakmu pergi kembali ke Paris bersama dengan Mark, ia menitipkan Rian sama kamu dan memintamu untuk mencarikannya Universitas yang bagus, kata Joana pergaulan Rian di kampusnya kurang bagus dan takut berdampak buruk terhadap Rian, apalagi Joana dan Mark sama-sama sibuk mengelola perusahaan mereka, sehingga tak ada yang mengawasi Rian." ujar Nyonya Sandra berusaha menjelaskan kebenarannya terhadap Leon.
Sedangkan Ayunda, ia serasa ingin kabur saja dari tempat ini, pikirnya mana sanggup ia tinggal satu atap dengan pria yang sampai saat ini belum bisa ia lupakan.
"Oh begitu, baiklah Nenek! Soal itu sih gampang! Kebetulan aku memiliki seorang teman di Universitas terkemuka di negeri ini, yakni Universitas Nusantara!"
Mendengar nama Universitas Nusantara, Ayunda jadi teringat akan beasiswanya yang ia tolak, padahal ia mati-matian untuk bisa mendapatkan beasiswa itu, tapi apa mau dikata, takdir telah berkata lain, dirinya harus menjalani semuanya dengan ikhlas.
"Universitas Nusantara Om? Waw...itu sih aku juga mau, tapi kan masuk ke Universitas sana itu tidak mudah loh, bukankah begitu tante Ayunda?" tanya Rian kepada Ayunda.
Leon sampai mengernyitkan dahi atas pertanyaan Rian terhadap Ayunda.
"Kau sudah kenal sebelumnya dengan istriku, Rian?" tanyanya tak percaya.
Rian malah tersenyum tipis."Om tanya saja sama istri Om sendiri, kenal tidak sebelumnya dengan aku?" Rian malah bertanya balik.
Sedangkan Nyonya Sandra masih tak menyangka dengan perkataan dari Rian.
"Kau jangan bercanda Rian, sekolah mu itu kan sekolah khusus kalangan elit, maaf Ayunda, Oma tidak bermaksud merendahkan status sosial mu, hanya saja Oma menjadi bingung saja, takutnya Rian malah bercanda." Nyonya Sandra menjadi tidak enak terhadap Ayunda.
Kemudian Leon mengalihkan pandangannya ke arah Ayunda." Ayunda apakah betul apa yang dikatakan oleh Rian? Kau teman satu sekolahnya, Kok bisa sih?" Leon benar-benar tak menyangkanya.
Sambil menghela napas panjangnya dan mengumpulkan segenap kebenarannya, akhirnya Ayunda memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya kepada Leon dan juga Oma.
"B betul sekali Suamiku dan juga Oma, a aku dan Rian adalah teman satu sekolah!" jawabnya sampai terbata.
"Kita teman satu kelas loh, bahkan teman satu bangku! Iya kan Tante Ayunda?" dengan sengaja Rian membeberkan semuanya kepada Om dan juga Omanya.
Leon sempat terdiam sejenak, ia tak menyangka Ayunda telah menyembunyikan semua ini padanya. Timbul rasa kecewa di benaknya.
"Kenapa kau tidak pernah cerita sedari awal, Ayunda? Kenapa kau malah diam saja saat aku menanyakan kejadian makan malam waktu itu, aku sempat melihat Rian keluar dari arah balkon belakang."
Ayunda merasa semakin terpojokkan, ia pun menyesal karena tidak mengatakan kebenarannya sedari awal, Ayunda tak menyangka Rian akan melakukan hal ini.
"M maafkan aku suamiku, aku..aku cuma!" seketika perkataannya terhenti di udara.
"Cuma apa Ayunda? Memangnya kenapa kalau seandainya aku tahu kau dan Rian adalah teman satu sekolah, hem?" Leon seolah mendesak Ayunda untuk menjawabnya.
Ayunda berupaya untuk mencari alasan yang tepat agar Suaminya tidak menaruh curiga.
"Aku yang telah memintanya Om, jadi Om Leon jangan menyalahkan Ayunda, waktu acara makan malam itu aku memang sengaja untuk menemui Ayunda, dan memintanya untuk tidak mengatakan bahwa aku dan Tante Ayunda adalah teman satu sekolahan." jawab Rian sambil melempar senyum ke arah Ayunda yang saat ini sedang menundukkan kepalanya.
'Yakinkah hanya itu saja yang kau katakan kepada istriku, Rian? Lantas mengapa setelah Ayunda bertemu dengan mu, lehernya terluka dan kalung liontin bulan sabit miliknya lenyap begitu saja? Sungguh mencurigakan!' batinnya meragukan Rian.
Bersambung...
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Leon Leon siap2 ada. yg mau JD pembinor
ta patut ta patut
aihhhh i don't like you lah