NovelToon NovelToon
Menggapai Kasih Ibu Tiriku

Menggapai Kasih Ibu Tiriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Ibu Tiri
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ayumarhumah

Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.

Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.

Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.

Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??

temukan jawabannya hanya di Manga Toon

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MKIT 4

Satu Minggu kemudian, pagi ini Alma sudah mulai bersiap untuk berangkat sekolah, sedangkan uang yang dia dapat dari hasil jualannya masih kurang dan anak ini bingung mau mencari kekurangannya di mana, akhirnya dengan terpaksa dirinya mencoba untuk memberanikan diri meminta kepada ibu tirinya.

   Saat ini Alma mulai menghampiri ibunya yang sedang berada di meja makan bersama dengan kedua kakaknya, dengan keberanian penuh akhirnya remaja itu mulai mengutarakan keinginannya.

 "Selamat pagi Bu," sapanya penuh dengan kegugupan.

 "Heeeeemb, terus terang saja kau mau apa?" tanyanya dengan nada yang begitu ketus.

  "Bu, aku boleh gak, meminta uang seratus ribu untuk membayar ujian," ucapnya dengan tatapan yang tertunduk.

  "Apa! Meminta uang, berani sekali kamu, kau pikir di sini gudangnya uang, lagian apa hak kamu meminta uang denganku, aku bukan siapa-siapa kamu, kamu hanyalah duri dalam kehidupan kami bertiga," sahutnya dengan begitu nyalang.

  "Bu, tapi kata ayah dia sudah kirim uang itu," ucap Alma dengan penuh keberanian.

  "Ayahmu memang sudah kirim uang, tapi bukan untukmu, kamu tahu gak? Uang itu untuk kebutuhan kita bertiga, kamu gak ada hak, lagian anak hasil selingkuhan, tidak mempunyai hak waris, karena ayahmu tidak mempunyai apa-apa jadi biarkan uang dari ayahmu di nikmati oleh anak-anak sah nya saja," cibir Dian dengan enteng.

   Alma hanya bisa menelan ludahnya sendiri, percuma dia berdebat dengan ibunya itu yang memang tidak menginginkan keberadaannya, akan tetapi hal yang sangat dia rasakan adalah, bagaimana dia bisa mendapatkan kekurangan biaya ujian yang tinggal seratus ribu saja.

  *******

  Langkahnya mulai menyusuri jalanan di pagi hari, entah kenapa hari ini remaja tangguh itu tidak bisa menahan air mata yang sedari tadi dia bendung di pelupuk matanya, hanya dengan satu kedipan saja bulir bening itu sudah membasahi pipinya, dia memang terlahir dari kesalahan akan tetapi dia hanya seorang anak yang juga ingin mendapatkan kehangatan dari dekapan keluarga.

Akan tetapi dekapan yang seperti apa yang dia mau, sedangkan mereka hanya bisa melihat dari segi kesalahan orang tuanya saja, bukan melihatnya dari sisi baiknya, padahal di sini Alma sudah berusaha untuk menjadi babu gratis di dalam keluarga, masih saja hal itu kurang bagi ibu tiri dan kedua kakaknya.

  "Tuhan aku lelah, biarkan saja aku ikut terkubur dengan ibuku," ucapnya dengan penuh frustrasi.

  Sesampainya di sekolah, suasana masih hening karena dia sengaja datang pagi-pagi sambil menitipkan jualannya kepada Ibu Lastri di kantinnya, melihat mata Alma sembab, Lastri pun langsung bertanya dengan hati-hati terhadap gadis remaja itu.

  "Nak, ada apa? Kau habis nangis?" tanya nya dengan penuh hati-hati.

  Sedangkan Alma hanya menatap nanar, dia tidak tahu harus mengungkapkan masalah ini kepada siapa lagi, semua orang hanya melihatnya sebagai kesalahan, bahkan semua menatapnya dengan penuh luka, seakan gadis ini pembawa kehancuran untuk semua.

  "Aku gak apa-apa Bu," sahutnya dengan nada sedikit sesenggukan.

  "Gak apa-apa bagaimana, sudah jelas-jelas nadamu seperti menahan tangis, dengar ya Nak, kamu boleh menganggap Ibu ini sebagai ibumu, bicarakan saja apa yang menjadi keluh kesahmu, kalau Ibu bisa pasti akan Ibu bantu masalahmu," ucap Lastri, yang sepertinya paham dengan masalah yang sedang dihadapi oleh remaja itu.

  "Gak, apa-apa Bu, nanti bisa ku hadapi sendiri, dengan Bapak Kapsek," ujarnya penuh keyakinan.

  Lastri pun langsung menebak sendiri, dia tahu apa yang dirasa oleh gadis dihadapannya itu, entah kenapa luka Alma seperti menjadi lukanya, melihat gadis itu bersedih, seolah hatinya juga ikut bersedih.

  "Berapa uang yang kau butuhkan," tebak Lastri.

  "Ibu, kenapa bilang seperti ini," sahut Alma.

  "Berapa Nak," ucapnya kembali tanpa basa-basi.

  "Tapi Bu ....." Belum sempat Alma menjawab Lastri sudah menimpali ucapan gadis itu.

"Sudah jangan banyak tapi-tapian, berapa uang yang saat ini kau butuhkan, Ibu akan kasih," ucapnya dengan begitu lantang.

  "Seratus ribu," sahut Alma dengan tatapan yang menunduk.

 "Seratus Nak, apa tidak kurang," ucapnya kembali.

  "Tidak Bu, memang uang yang saya kumpulkan hanya kurang seratus ribu saja," jelas Alma.

  "Yasudah ini uang seratus ribu Ibu kasih, kau tidak usah risau, ikutlah ujian akhir ini tanpa rasa sedih ataupun khawatir, bawalah nilai baik itu untuk Ibu, jika rumahmu tidak bisa menyejukkan mu kau boleh singgah di gubuk Ibu Nak," ucap Lastri seolah paham dengan isi hati gadis remaja itu.

Alma pun langsung memeluk tubuh wanita paruh baya itu, semenjak kecil dia sudah kehilangan sosok ibu yang begitu mencintainya dengan ketulusan, apapun masalalu ibunya, yang jelas tidak ada seorang ibu di dunia ini yang jahat dengan anaknya, tapi ketika rumah itu sudah pergi untuk selamanya, Alma mulai kebingungan dimana lagi dia bisa berteduh, akan tetapi tiga tahun yang lalu dia dipertemukan dengan seorang Ibu kantin yang sekarang ini sedang mendekap tubuhnya memberikan kehangatan seperti kasih ibu yang sudah pergi jauh dari hidupnya.

"Ibu terima kasih banyak, sudah mau hadir di dalam kehidupanku di saat dunia menatapku dengan penuh kebencian, kau hadir di tengah-tengah badai itu untuk merangkul ku, tidak akan pernah aku melupakan kebaikanmu ini," ucap Alma.

"Sama-sama Nak, ya sudah, kau sarapan dulu, biar bisa fokus nanti dengan lampiran ujianmu," ujar Lastri penuh dengan kelembutan.

*******

Bel sudah berbunyi, semua siswa mulai berhamburan masuk di dalam kelasnya untuk mengikuti ujian akhir sekolah, akhirnya Alma bisa mengikuti ujian ini setelah ada sedikit kendala yang menghalangi.

Gadis remaja itu begitu serius mengerjakan semua tugas yang ada dihadapannya dengan begitu tekun tanpa mencontek ataupun melihat ke kanan dan ke kiri, karena sudah dia persiapkan jauh-jauh hari.

"Aku harus teliti agar nilaiku sempurna," ujarnya dengan penuh semangat.

******

Di dalam ruangan kantor yang cukup luas Devan terlihat begitu serius menatap layar laptopnya mengerjakan tugas-tugas dari atasannya, akan tetapi di tengah-tengah dia mengerjakan tugas, diapun mendapatkan telepon dari seorang teman yang saat ini tengah mengajaknya bekerja sama itu.

"Iya Bro, gimana usaha kita?" tanya Devan begitu antusias.

"Alhamdulillah usaha kita lancar Bro, makanya itu aku hanya ingin kasih tahu kalau usaha kita ini akan kita kembangkan lagi, dan tentunya membutuhkan biaya lagi, gimana apa kamu setuju," sahut Teman yang bernama Robin itu.

"Ah, tapi aku tidak ada modal sebanyak itu," sahut Devan.

"Tenang saja masalah modal, aku punya teman baik dia itu royal kalau masalah meminjamkan uang, tidak ada bunga, karena dia bukan rentenir, hanya saja dia sedikit kejam kalau kita tidak sesuai janji kita dari awal," terang Robin.

"Oh begitu, ya sudahlah pinjam saja, toh kita pinjam untuk membuka usaha, pasti kita bisa mengembalikan modal tersebut, apalagi usaha kita sudah mulai ada kemajuan," perintah Devan yang merasa setuju dengan keputusan temannya itu.

"Baiklah Bro kalau begitu akan aku lakukan sekarang," sahut Robin lalu mulai mengakhiri panggilan teleponnya itu.

Devan pun merasa bahagia akhirnya angannya untuk membahagiakan keluarganya sedikit lagi akan tercapai, lelaki itu begitu yakin kalau usaha baru yang akan dia jalankan akan sesukses usaha lamanya.

"Mama ... Adik, sebentar lagi kita akan bahagia," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Bersambung .....

1
mbok Darmi
shaka dan karina cari mati jgn main" dgn ameer dan jgn nyesel kalian berani culik alma semua rumah ada cctv meskipun kamu pakai masker dll tetap ketahuan
Ayumarhumah: He He bener bgt kakak,🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
partini
gumussss sama orang jaharaaa sukses bikin orang lain sengsara
Ayumarhumah: Iya kakak ... semangat ya bacanya meski dihadapkan situasi yang menegangkan seperti ini.
total 1 replies
partini
gumussss sama orang jaharaaa sukses bikin orang lain sengsara
Arwondo Arni
jangan sampai rencana Karina berhasil semoga kedoknya cepat ketahuan
partini
pede Banggt tuh orang ,ehh mantan suami mu tuh ga goblok bin oon yah jadi jangan happy dulu rencana kamu berhasil ,apa niatmu jahat
kalau sampai kecolongan ya ttnda global 😂😂😂😂 ya kan thor
partini
biuhhh enak bener PD tingkah dawa lagi
ibu ga da otak,, segampang itu ninggalin anaknya segampang itu minta peluk
mbok Darmi
akhirnya zaidan bisa menerima alma karena anak" instingnya lebih peka dan tajam sama orang yg tulus menyayangi dia
partini
semoga makin lengket mereka ber 2
Suanti
sintia biar kena karma aja biar tau rasa🤣🤣🤣🤣
mbok Darmi
ternyata sintia sudah cuci otak zaidan selama ini dgn munafik nya didepan zaidan dan ameer pura" baik aslinya iblis
partini
ngeri juga yah felakorrr doktrin anak kecil ,,tapi anak kecil belum tau apa jg sih
mbok Darmi
good ameer semoga mata ayahmu terbuka lebar dgn hidup sederhana pastinya ibu tiri mu akan terbongkar kedok nya yg selama ini ditutupi, shaka setelah kamu tau kebenarannya terkait ibumu kamu pasti nyesel sudah menghina alma
Lilik Lailiyah: apakah ibu Ameer ibu kantin di sekolah Alma dl
total 1 replies
partini
dekat dengan mmanya ,,jadi penasaran lanjut Thor
🅰️Rion bee 🐝
untung kamu gak sama shaka Al,anak labil dan masih keEmak emakan gitu mah bikin kamu tambah makan ati
mbok Darmi
waduh pas seru digantung up lagi dong kak pengenihat marcelo dan sintia angkat kaki dari rumah jgn sampai ameer kasihan dan marcelo menjilat ludahnya sendiri hrs gentle dan konsekuen dgn omongan nya
Susanti
semangat Alma, lanjut thor
partini
tuan besar cinta buta felakorrr Shaka kamu beruntung dapat KK tiri yg sayang sama kamu tapi kamu nya malah kaya gitu,,maklum sih buah tuh ga jatuh ga jauh dari pohonnya wkwkk coba kalau ada kampret apa kalong rada jauh ya ga Thor 😂 😂
keren Alma good girl,,smart juga tuan Ammer
mbok Darmi
waduh ini pelayan cari mati yg berkuasa dirumah itu ameer knp pada takut sama sintia yg udah nasib mu pelayan goblok tinggal di pecat kalian semua jgn lupakan cctv berbicara jgn asal ngomong lemes banget mulut nya pelayan antek" nya sintia
Herdian Arya
loh lohh di putar balik faktanya, ayok amer pindah aja dari rumah setan itu, buat mata bapakmu melek atas kelakuan istrinya
partini
aduh babang ga ada cctv gitu masa horang kayah ga ada
itu ibu turu perlu di kasih pelajaran yg sadis bisa Thor,,ku rasa ga yah is ok yg lain aja yg bikin dia sengsara
Ayumarhumah: tenang ya kak, setelah ini pasti.🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!