kisah menceritakan kriminal dan persaingan cinta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqbal nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode XI : Mutasi
Pagi itu cuaca cukup cerah. Seorang pria muda, berdiri memandang ke arah poto yang terpampang di papan informasi kantor polisi. Sebuah kabar duka cita tertera disana, atas meninggalnya seorang Polisi yang bernama briptu Baskoro. Setelah berdiri beberapa menit. Pria muda yang tak lain adalah inspektur Johan berjalan menuju ruangan komandan.
"Silahkan duduk, inspektur Johan."Kata sang komandan yang berpangkat Komisaris Polisi ( Kompol ).
"Siap Komandan Rudi!."Jawab Johan, sambil memberi hormat, dan kemudian duduk menghadap sang komandan.
"Oh ya Johan."Saya mengucapkan selamat, dan terima kasih, atas keberhasilan kamu, dan tim dalam menyelesaikan dan membongkar, kasus sindikat narkoba di luar kota."Kata kompol Rudi, memuji kinerja detektif Johan dan timnya.
"Terima kasih, komandan."Jawab Johan.
"Begitu juga dengan komandan komandan yang lain Johan."Dan kapolda juga mengucapkan terima kasih, dan rasa bangganya, atas prestasi yang kamu lakukan selama bertugas di sini."Pak kapolda juga mengundang kita nanti malam untuk hadir, dalam acara gala dinner, yang dikhususkan dalam rangka menghormati kamu, dan memberikan apresiasi positif atas pencapaian sempurna kamu, selama bertugas Johan.
"Menurut saya, pujian para komandan terlalu berlebihan."Semua yang kulakukan adalah tugas dan kewajiban sebagai detektif, komandan."Jawab Johan.
"Kamu benar sekali Johan."Tapi kamu tetap yang terbaik dalam menjalankan, dan menyelesaikan tugasmu."Tidak ada seorangpun di departemen kita yang tidak terima, dengan pengukuhanmu sebagai detektif terbaik yang dimiliki oleh kepolisian."Suatu kebanggaan khusus, bagi departemen kita memiliki detektif hebat sepertimu, Johan."Ucap kompol Rudi.
"Terima kasih kembali buat seluruh komandan, saya takut jadi besar kepala mendengarnya."Jawab Johan.
"Sebenarnya, tujuan utama saya memanggilmu menghadap kesini, bukan karena hal yang kita bicarakan tadi, Johan."Kata kompol Rudi.
"Ada apa Komandan, saya siap terima instruksi selanjutnya."Jawab Johan dengan hormat.
Kemarin ada email dari kantor Mabes Polri Pusat Johan."Isinya perintah untuk dirimu."Kata kompol Rudi.
"Siap Komandan!, saya siap menjalankan perintah, sesuai dengan tugas dan kewajiban sebagai detektif!.
" jawab Johan.
"Kami semuanya sebenarnya keberatan Johan."Namun perintah ini langsung datang dari Bapak Kapolri."Dan jujur kami masih sangat membutuhkanmu disini."Begitu juga bapak kapolda, bahkan teman teman jurnalis, dan yang lain juga sangat bangga denganmu Johan."Tapi semua kembali lagi dengan tugas, dan kewajiban sebagai abdi negara."Kita harus siap menerima dan menjalankannya."Kompol Rudi menjelaskan kepada detektif Johan.
"Saya siap mendengarkan, dan menjalankannya Komandan!."Jawab Johan.
"Sudah dua tahun kamu tugas di sini Johan."Mulai senin, kamu di mutasikan ke kantor pusat Johan."Biukan hanya misi, tapi kamu akan bertugas disana sebagai detektif dengan mitra yang baru."Kata Kompol Rudi.
"Siap saya jalankan komandan!."Jawab Johan dengan semangat, sebab tugas yang di harapkan selama ini akhirnya terkabul juga.
"Dan satu berita gembira buatmu Johan."Pengajuan permohonan kenaikan pangkatmu menjadi inspektur Satu telah di setujui, begitu juga dengan mitramu bripda Lindawati."Kita akan laksanakan acara kenaikan pangkat kalian berdua nanti malam, bersamaan dengan acara pelepasanmu dari departemen kota ini, menuju tempat yang baru, dengan tantangan yang lebih besar."Besok hari sabtu, atau minggu, kamu harus berangkat Johan."Sebab perintah dari komandan Pusat, bahwa kamu harus tiba di kantor mabes pada hari senin, sebelum jam delapan pagi."Kompol Rudi menjelaskan.
"Saya siap komandan!."Jawab Johan.
"Kamu pasti sudah tau johan, tewasnya briptu Baskoro, dan semakin meningkatnya kejahatan yang terjadi disana, dan selama ini, pihak kepolisian yang bertugas disana banyak yang menjadi korban dari sindikat yang semakin merajalela, juga sangat meresahkan."Maka para komandan mengambil keputusan untuk mengembalikan kamu kesana, sebagai pemegang kendali dalam penanganan kasus ini."Kata sang komandan.
"Secara pribadi, saya ucapkan terima kasih kembali, terkhusus buat Komandan Rudi."Besar harapan saya, kita bisa bergabung kembali komandan."Saya mohon ijin komandan."Hormat inspektur johan kepada sang komandan, sebelum meninggalkan ruangan.
Malam itu, walaupun hujan turun. Dari dalam Aula sebuah hotel bintang lima. Para polisi tampak begitu antusias, menghadiri acara gala dinner, atas pencapaian yang telah dicapai pihak kepolisian selama ini.
Tampak beberapa polisi memberikan selamat kepada bripda Lindawati yang sebentar lagi akan dipromosikan menjadi briptu Lindawati.
"Luar biasa kamu Linda, kamu melampaui pencapaian kami semua."Belum genap dua tahun bertugas, sudah naik pangkat."Kata salah seorang polisi.
"Biasa aja Zul, cuma beda satu tingkatkan denganmu?."Jawab Linda.
"Kamu benar Linda, tapi secara umur dan lama bertugas, aku adalah seniormu Linda.,"Sdah hampir empat tahun aku jadi polisi, tapi masih bripda sampai sekarang."Kata bripda Zulkifli.
"Salahmu Zul."Siapa suruh kamu masuk di kesatuan satlantas, makanya minta pindah kamu ke intel, tangani kasus kasus besar seperti Linda."Pasti karirmu cepat nantinya."Kata seorang pria polisi yang lain, dengan berpangkat bripka.
"Bukan saya yang tidak mau Bang yusuf, sudah pernah ku usulkan pindah kesatuan, tapi tetap tidak di acc.
" Jawab bripda Zulkifli.
"Tapi, saya melihatmu kurang bersemangat Linda, ada apa ya?."Tanya Bripka Yusuf.
", ya, bang Yusuf gak ngerti perasaan wanita, makanya usia 30 tahun, bang Yusuf masih jomblo."Sela briptu Aida.
"Kamu jangan mengejek seniormu Aida."Jawab bripka Yusuf kesel dengan briptu Aida yang pernah ditaksirnya beberapa tahun yang lalu. Namun cinta bripka Yusuf bertepuk sebelah tangan, sebab Briptu Aida sudah mempunyai pasangan, dan perasaan yusuf semakin hancur, setelah aida menikah setahun yang lalu.
"Sudahlah Linda, kamu gak usah sedih berpisah dengannya."Bagaimanapun, kalaupun seandainya kalian bersama."Inspektur johan tetap tidak ngerti perasaanmu kan?."Terus menunggu sesuatu yang tak pasti kamu Linda."Banyak pria yang suka padamu, kamu cantik linda, kamu itu primadona di departemen kita."Bukan hanya dikepolisian saja, banyak pria yang naksir kamu, Linda, sama dengan sang komandanmu yang tampan itu, kalian berdua idola di kesatuan kita."Sekarang, dia meninggalkanmu dan bertugas di tempat lain, nanti juga ada penggantinya Lin, komandanmu yang baru, masih muda dan jomblo juga, linda,"Tapi memang tidak setampan yang sekarang."Kata Briptu Aida yang mengerti perasaan Linda kepada inspektur Johan.
Acara gala dinner dimulai jam 20.00 wib. Diawali dengan kata sambutan oleh Kapolda, dan acara penghargaan, sekalian kenaikan pangkat kepada Inspektur dua Johan Riza Syahputra menjadi Inspektur Satu, dan bripda Lindawati menjadi briptu Lindawati.
Diakhir acara, dilanjutkan dengan acara bebas. Sebuah lagu lawas yang pernah di populerkan oleh penyanyi era tujuh puluhan yang berjudul 'Can,t Help Falling in Love', mengalun begitu merdu dari seorang biduan, sebagian polisi berdansa dengan pasangan masing masing.
Inspektur Johan berdansa begitu romantis dengan Briptu Linda.
"Kenapa kamu pergi sendiri bang Johan?, kenapa tidak mengikut sertakan diriku?."Tanya Linda kepada komandannya itu.
"Bukan aku yang tentukan Linda."Siapapun yang jadi komandanmu nanti Linda tetap sama, tidak ada bedanya."Jawab Johan.
"Tetap beda bang?, tapi benar katamu, kita harus siap dengan apapun."Aku tak akan lupakan semuanya."Tapi kamu harus janji bang johan."Jangan bosan komunikasi denganku ya?.''Kata Linda.
"Sudah pasti Linda, tak mungkin aku lupa dengan mitra cantikku, pintar, pemberani, segalanya deh untukmu Linda."Puji Johan pada polwan itu.
Acara Gala Dinner berakhir sampai hampir tengah malam. Semua tamu yang hadir akhirnya pulang satu persatu. Dan aula yang begitu semarak, kembali sunyi setelah seluruh tamu yang hadir meninggalkannya.