Elwin Jenaro Redman seorang pria yang berusia 30tahun, namun kehidupannya begitu sangat menyedihkan sekali.
Elwin dinyatakan mengidap penyakit Autisme sehingga membuat dirinya diasingkan oleh kedua orang tuanya.
Walaupun dia memiliki wajah yang begitu tampan namun karena penyakitnya itu membuat kedua orang tuanya mengurungnya terus didalam kamar, dia tidak diperbolehkan keluar dari kamar itu apa lagi untuk berkumpul dengan mereka.
Dia adalah putra satu-satunya dari pasangan Danu dan Agita, akan tetapi mereka mengatakan dia adalah hanyalah beban hidup.
Namun disuatu ketika, Danu memaksa putranya untuk menikahi salah satu gadis dari sahabatnya gadis itu bernama Rissa Amanda Soraya dia berusia 25tahun memiliki wajah yang begitu cantik dan hati yang lembut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Begitu Lelah
Hari berganti malam.
Dimana Rissa sudah selesai memasak semuanya kini dia sedang menunggu kedatangannya Ferry, dalam hatinya dia berharap juga bahwa Farrel datang.
Elwin yang sudah tertidur puas setelah dia meminum obatnya mungkin terasa sakit semua tubuhnya serta luka yang ada diwajahnya sehingga membuatnya tidur dengan cepat.
Tok. Tok.
Terdengar suara ketukan pintu tepat di 7 malam, Rissa langsung berdiri serta berlari mengarah pintu dan dia pun membuka pintunya.
" Hay, maaf ya kakak terlambat soalnya jalanan kalau malam pasti macet" ucap Ferry kepada Rissa
Rissa menggelengkan kepalanya dengan wajahnya yang tersenyum.
" Tidak apa-apa kak, asalkan kakak sudah datang Rissa senang kok walaupun telat"
Ferry menganggukkan kepalanya, dimana Rissa mempersilahkan Ferry untuk masuk.
" Ini kakak membawa kue kesukaan kamu" ucap Ferry sambil memberikannya kepada Rissa
" Terima kasih banyak kak, bentar ya Rissa mengambil tempat dulu untuk kuenya" jawab Rissa dengan wajahnya begitu senang
Ferry tersenyum dia merasa senang melihat Rissa yang begitu senang sekali, tetapi dalam hatinya masih memikirkan tentang apa yang sudah Farrel lakukan dia berharap kali ini Farrel akan hadir disini dan bisa bertemu dengan Rissa.
Kini Rissa kembali membawa kue itu, lalu dia duduk disampingnya Ferry.
" Ayo kita makan kak"
" Dimana Elwin?"
" Dia sudah tidur kak usai minum obat"
Ferry menganggut-anggutkan kepalanya, namun Ferry dikejutkan saat Rissa yang tiba-tiba langsung memeluknya.
" Hey ada apa hm?" tanya Ferry sambil mengusap punggungnya Rissa
Rissa menggelengkan kepalanya, dia tidak ingin membuka suaranya jika dia membuka suaranya maka dia akan menangis.
" Ayolah ada apa hm? Kakak tidak suka jika kamu seperti ini Rissa tanpa berbicara apapun"
Rissa menarik nafasnya begitu dalam sekali, dia mencoba untuk membuka suaranya.
" Rissa sangat senang bahwa kakak masih peduli dengan Rissa, jika tidak ada kakak mungkin Rissa tidak sekuat ini" ucap Rissa dengan nada tangisnya
Ferry langsung terdiam, kini dia mulai memeluk Rissa dengan erat saat mendengar ucapannya Risss.
Dimana mereka tidak sadar bahwa dibalik pintu tersebut kedatangan Farrel yang sedari tadi tidak berani untuk mengetuk pintu.
Namun dia mendengar apa yang diucapkan oleh Rissa, hatinya merasa sangat sakit sekali saat mendengar ucapannya Rissa.
" Rissa sangat lelah kak, rasanya Rissa ingin menyerah tetapi Elwin butuh Rissa dia tidak memiliki siapapun selain Rissa, tetapi mengapa Kak Farrel marah hanya karena Rissa menyetujui pernikahan ini? Rissa benar-benar tidak tau harus bagaimana lagi kak, Rissa melakukan semuanya demi kakak dan Kak Farrel tapi mengapa seolah-olah ini salah Rissa? Rissa lelah kak, bolehkah Rissa mengeluh tentang semuanya ke kakak? Hanya kakak yang mau tetap bersama Rissa"
Rissa menangis terisak-isak didalam pelukannya Ferry, dia sengaja membiarkan Rissa mengeluarkan semuanya.
Namun dibalik pintu tersebut, Farrel juga meneteskan air matanya saat mendengar isi hatinya Rissa yang sebenarnya.
Ferry yang tanpa sengaja melihat kearah jendela dia melihat bayangan seseorang pastinya dia sangat paham itu siapa.
Tetapi Ferry juga tidak memberitahukannya kepada Rissa, dia sengaja agar Farrel mendengar apa yang dikatakan Rissa.
" Rissa benar-benar ingin seperti waktu itu kak, dimana kita selalu bersama, selalu bertiga kemana pun kita pergi. Tetapi setelah kejadian itu semuanya berubah"
Ferry semakin mengeratkan pelukannya kepada Rissa, dia benar-benar membiarkan Rissa mengeluarkan semua yang ada didalam benaknya.
Farrel juga tidak bisa menahan air matanya dia juga ikut menangis terisak-isak namun tanpa bersuara.
****
Setelah 30 menit kemudian.
Ferry membuka pintu, Farrel yang sedang duduk diteras depan dia merasa begitu bersalah sekali setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Rissa.
" Sudah dengar isi hatinya Rissa?" tanya Ferry kepada Farrel
" Dimana dia?"
" Dia sedang ada dikamarnya bersama suaminya, dia tertidur sambil menangis didalam pelukanku"
Farrel menghelakan nafasnya dia benar-benar tidak tau harus berkata apa lagi saat ini, rasanya dipikirannya sangat begitu kosong tidak ada kata-kata apapun didalamnya.
Kini Farrel bangun dari duduknya membuat Ferry merasa heran dan bingung kemana dia akan pergi?
Lalu saat Farrel melangkahkan kakinya, dia ditahan oleh Ferry.
" Kamu mau kemana? Kenapa tidak menemui Rissa?" tanya Ferry sambil menahan lengannya Farrel
" Aku saat ini tidak bisa menemui Rissa, rasa bersalahku terhadapnya membuatku tidak pantas menemuinya" jelas Farrel
" Jangan berpikir seperti itu, Rissa tidak akan pernah marah kepadamu atau membencimu dia selalu menunggu kehadiranmu"
" Tetapi aku begitu jahat menyalahkan semuanya kepada dia, padahal aku tau ini memang bukan kemauannya"
" Jika kau merasa sangat bersalah maka pergi temui dia dan minta maaf"
Namun Farrel hanya diam saja, dimana dia melepaskan tangannya Ferry daru lengannya. Rasanya dia masih belum bisa menemui Rissa.
Ferry membiarkan Farrel pergi, mungkin saat ini dia ingin menenangkan dirinya atas apa yang sudah dia perbuat kepada Rissa.
Ferry berharap Farrel dengan cepat meminta maaf kepada Rissa agar semuanya kembali seperti semula.
****
Hari menjelang pagi.
Dimana Rissa merasakan tubuhnya begitu sangat sakit sekali, tetapi dia menahan semuanya.
Rissa memaksakan dirinya untuk memasak sarapan buat Elwin, sebenarnya tubuhnya begitu terasa hancur sekali tetapi dia tidak ingin membuat Elwin khawatir.
" Elwin, ayo sarapan" panggil Rissa dengan nada yang mulai lemah
Untungnya saja Rissa membuat sarapan yang begitu simple jadinya begitu sangat cepat sekali. Kini Elwin keluar dari kamarnya berjalan keareh dapur.
Dimana dia melihat Rissa sedang seperti menahan rasa sakit yang bersandar diatas meja makan.
Dengan langkah kaki yang cepat Elwin langsung menghampiri Rissa.
" K-kamu tidak apa?" tanya Elwin kepada Rissa
" E-elwin, t-tolong ambil ponselku"
Elwin menganggukkan kepalanya, dia langsung berlari kembali kearah kamarnya. Saat tiba dia mengambil ponselnya dan kembali keluar menghampiri Rissa.
Rissa yang sudah benar-benar tidak tahan lagi dengan rasa sakit ditubuhnya,
" I-ini ponselmu" ucap Elwin sambil memberikannya kepada Rissa
Rissa mengambilnya serta mencoba untuk menghubungi Ferry, saat menekan memanggil Ferry tiba-tiba saja Rissa tidak sadarkan diri.
Brak!
" R-rissa" teriak Elwin dengan begitu terkejutnya
Namun Rissa sempat menghubungi Ferry sehingga sudah terhubung. Kini Ferry memanggil Rissa saat mendengar suara teriakkannya Elwin.
" Rissa, Rissa"
Elwin yang mendengar suara dari arah ponsel kini dia mencoba mengambilnya dan mulai berbicara.
" A-apa disana kakaknya Rissa?"
" Elwin, apa yang sedang terjadi?"
Saat Elwin mendengar suaranya Ferry dengan cepatnya dia mengatakannya.
" R-rissa sedang pingsan, t-tolong b-bawa dia kerumah sakit aku mohon"
Ferry tanpa menjawab apapun lagi dia langsung berdiri serta berlari saat mendengar ucapannya Elwin.
Jantungnya berdebar begitu kencang sekali, sebenarnya apa yang sudah terjadi kepada Rissa?