Perjuangan Seorang Ibu Single Parent

    Keesokkan paginya, sekitar jam 6 pagi, bu Sri memenuhi janjinya pada Lisa dan Dani. Bu Sri datang ke rumah Lisa. Sepertinya, bu Sri memang benar-benar butuh pekerjaan itu. Bu Sri berusia sekitar 45 tahun. Sebenarnya, untuk ukuran bu Sri sudah seharusnya tidak terlalu bekerja yang berat menggunakan fisik, namun kebutuhan memaksanya untuk bekerja. Anaknya bu Sri 2 orang, yang pertama sudah menikah dan yang kedua belum menikah namanya Dini. Dini masih kuliah sehingga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bu Sri yang hanya seorang janda tidak bisa mengandalkan hidup dari pendapatan yang tidak menentu sebagai buruh lepas. Kadang bu Sri mencuci pakaian tetangganya kadang pula pekerjaan apapun yang penting halal. Sehingga saat Dani dan Lisa menawarkan pekerjaan, dia langsung menyetujui nya. Ketika sampai di rumah Lisa, bu Sri langsung mengetuk pintu dan memberi salam.

Tok...

Tok...

Tok...

"Assalamu'alaikum..." , ucap bu Sri.

"Wa'alaikumsalam...eh ibu sudah datang, mari masuk bu." , ucap Lisa.

"Mksh neng. Saya langsung ke belakang aja ya?" , tanya bu Sri.

"Boleh bu, mari ikut saya." , jawab Lisa sambil berjalan ke belakang.

"Ini dapur nya bu, kalau ini buat cuci piring, kalau cuci baju masih pake tangan ya bu, mungkin besok-besok kalau hamil nya sudah besar baru beli mesin cuci bu." , ucap Lisa.

"Iya nggak papa neng. Boleh ibu panggil neng aja?" , tanya bu Sri.

"O boleh bu, terserah ibu aja." , jawab Lisa.

"Ibu, ini tadi saya sudah masak dan sudah sarapan juga. Ibu kalau mau makan silahkan. Atau mau masak mie atau telur boleh juga. Kebetulan saya dan mas Dani sebentar lagi berangkat kerja. Makan aja bu Sri nggak papa jgn malu-malu. Suami saya pulang nya malam kok. Jadi biasanya sore saya masak lagi." , ucap Lisa.

"Baik neng. Ibu cuci piring aja dulu." , jawab bu Sri.

"Iya bu, saya tinggal ya bu. Nanti pintu depan ditutup aja ya bu kalau lagi di belakang, dikunci juga boleh biar lebih aman." , ucap Lisa.

"Baik neng." , jawab bu Sri.

Kemudian, Lisa dan Dani berangkat kerja. Seperti biasa, Dani mengantar Lisa terlebih dahulu sampai sekolah Lisa. Sesampainya di sekolah, Lisa langsung ke ruang guru. Kebetulan jam pertama kosong, ada pelajaran olah raga, jadi Lisa bisa agak santai sambil mengoreksi ulangan harian anak-anak.

Alhamdulillah, saat di sekolah Lisa tidak terlalu parah ngidamnya. Tapi kalau di rumah, lemes, mual dan muntah terus. Lisa pun heran. Anak dalam perut Lisa seperti mengerti keadaan ibu nya.

Setelah jam sekolah berakhir, Lisa segera pulang diantar oleh teman sekaligus sahabat baik nya, bu Wati.

"Makasih banyak ya Wati, untung ada kamu, jadi aku nggak capek jalan kaki. Hehehe..." , ucap Lisa sambil ketawa.

" Iya say, itulah gunanya sahabat." , jawab Wati.

"Mau mampir dulu nggak nie?" , tanya Lisa.

"Kapan-kapan aja dah, aku lagi buru-buru nie." , jawab Wati.

"Ok deh. Sekali lagi makasih ya. Dahh..." , jawab Lisa.

"Dahhhh...bumil...istirahat jangan banyak pikiran." , balas Wati sambil bersiap-siap pulang.

"Ok." , balas Lisa.

Setelah Wati pergi, Lisa segera masuk ke halaman rumahnya sambil memberi salam.

"Assalamu'alaikum bu Sri, aku pulang." , ucap Lisa.

"Iya neng. Sebentar ibu buka dulu pintunya." , jawab bu Sri.

Setelah pintu dibuka, Lisa masuk ke dalam rumah. Dia kaget, rumah nya sudah bersih dan harum.

"Bu Sri, bersih sekali. Bagus kerjaan ibu. Aku suka bu. Coba aku lihat di dapur." , ucap Lisa.

Dapur pun bersih, Lisa puas dengan pekerjaan bu Sri.

"Alhamdulillah kalau neng suka dengan hasil kerjaan ibu. O iya, ibu boleh pulang ya?" , jawab bu Sri sambil bertanya.

"Iya bu, boleh. Besok pagi datang lagi ya bu sebelum jam 7. Kalau bisa jam 6 seperti tadi. O iya, ini ada kue bu. Ibu bawa ya." , ucap Lisa.

"Iya neng. Makasih banyak ya neng. Ibu pulang dulu. Assalamu'alaikum." , ucap bu Sri.

"Iya bu, Wa'alaikumsalam. Hati-hati di jalan bu." , jawab Lisa.

"Iya neng." , jawab bu Sri lagi.