NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Saat ini Naya duduk di sofa, sedangkan Sagara berdiri di hadapannya sambil berkacak pinggang. Sagara sudah siap untuk menceramahi sang istri. Bukannya takut, Naya malah mendongak menatap suaminya dengan berani.

"Jangan buat ulah terus. Cukup saya yang jadi korban kejahilan kamu, jangan libatkan orang lain juga," ucap Sagara.

"Jadi kamu bela si sapi daripada aku, istri kamu sendiri?!" Mata Naya seakan hampir lepas dari tempatnya.

"Saya gak bela siapapun. Tapi tindakan kamu gak bisa dibenarkan, Naya. Kamu sudah dewasa—"

"Nggak! Aku masih bayi!" sela Naya. Dia melipat kedua tangannya di dada lalu membuang muka.

"Diam, dengarkan saya bicara dulu. Kebiasaan kamu suka menyela orang bicara, ya?" Sagara memijat pelipisnya. Baru beberapa hari tinggal bersama Naya, dia hampir darah tinggi dibuatnya.

"Intinya jaga sikap kamu mulai sekarang, jangan seenaknya sama orang. Hormati dan hargai saya sebagai suami, meskipun kita dijodohkan. Apa yang saya larang, jangan kamu lakukan. Kalau misalnya ada orang asing datang ke rumah ini dan buat kamu gak nyaman, usir aja. Nggak perlu kamu jahili seperti tadi. Ngerti?"

Naya berdehem malas sebagai jawaban. Dia tak ada tenaga untuk berdebat dengan Sagara. Tenaganya habis karena dia lapar.

"Ngerti atau nggak?" ulang Sagara.

"Iya ngerti, Kangmas...," ucap Naya dengan suara lembut dan senyum terpaksa.

"Udah kan? Sekarang kasih aku makan, aku lapar!" Naya mengulurkan kedua tangannya pada Sagara seakan minta digendong. Tentu saja Sagara bingung.

"Apa?"

"Gendong..."

Sagara mengernyit. "Kenapa tiba-tiba? Nggak, saya gak mau." Ia melangkah menuju kamar tanpa menghiraukan Naya.

Naya menatap Sagara dengan tatapan tak percaya. Serius dia ditolak?

"Sok-sokan nolak, kaya gak pernah mandi bareng aja!" pekik Naya, dia tak terima karena ditolak.

Langkah Sagara terhenti, dia berbalik menatap sang istri. "Emang gak pernah, kan?"

Naya semakin kesal. "Pas kecil juga kamu mandi terus sama aku! Dasar pikun!"

"Iya, saya pikun, makanya ulangi lagi biar saya ingat," ujar Sagara dan setelahnya dia kembali berjalan.

Sedangkan Naya masih bingung dengan ucapan Sagara.

"Ulangi lagi apa maksudnya?" gumamnya seraya menggaruk pipinya.

Sedetik kemudian Naya melotot saat tau apa yang dimaksud oleh pria itu.

"IIIHHHH DASAR MESSUM!"

****

Sagara berdecak saat mendengar Naya yang sedang cekikikan tidak jelas. Padahal gadis itu sedang rebahan di sofa panjang sambil menonton film yang sama sekali tidak ada genre komedi nya. Lalu, apa yang dia tertawakan?

"Bisa diam?"

Bukannya menurut, Naya malah semakin tertawa keras.

"HAHAHAHAHA— UHUK UHUK!"

Akibat tertawa sambil makan snack, Naya jadi tersedak, terlebih dia sedang rebahan juga, makin sakitlah tenggorokannya.

Sagara langsung menarik tangan Naya agar duduk lalu dia memberikan segelas air pada istrinya itu.

"Makanya nurut kalau dibilangin," ujar Sagara sembari mengelus punggung Naya.

Naya berdehem untuk menetralkan rasa sakit di tenggorokannya, lalu dia menatap sinis suaminya. "Kamu nyalahin aku gitu?"

Sagara menghela nafas berat. Untung saja sabarnya seluas dunia. Andai sabarnya setipis benang, mungkin Naya sudah dia tendang dari sini.

"Sakit tenggorokannya?"

Naya mengangguk, dia mengelus lehernya, lalu kembali meminum air.

"Mau ke dokter?"

"Apa sih? Lebay banget gini doang dibawa ke dokter," cibir Naya.

"Ya sudah." Sagara kembali meraih ipadnya dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Naya berdecak. "Kamu tega sama aku? Harusnya kamu ambilin air hangat, atau nggak ambilkan minyak telon biar tenggorokan aku gak sakit lagi. Gak peka banget sih!"

Salah lagi. Batin Sagara. Demi apapun, dia sedang berusaha agar tidak membanting tubuh mungil istrinya itu. Gemas sekali dengan manusia mungil ini.

Tanpa berucap, Sagara beranjak dari duduknya. Naya yang melihat itupun semakin kesal.

"DASAR BATU AKIK! KUWALAT KAMU SAMA ISTRI SENDIRI! AWAS AJA, NANTI KALAU KAMU YANG SAKIT, AKU GAK MAU NGURUSIN!" pekiknya menggebu-gebu. Sedetik kemudian dia merengek saat merasakan tenggorokannya makin sakit.

"Mama ... sakit ..." Bibirnya melengkung ke bawah seperti hendak menangis. Ia berdehem berkali-kali untuk mencoba menghilangkan sakitnya.

"Minum." Sagara kembali membawa segelas air hangat dan minyak angin, seperti apa yang diminta Naya tadi.

Melihatnya, Naya jadi malu sendiri. Dia membuang muka, tak mau menatap suaminya.

Sagara mengoleskan minyak angin nya ke leher Naya dengan lembut. Naya masih tak goyah, dia berusaha acuh meskipun merasakan geli di lehernya akibat tangan besar Sagara. Telapak tangan pria itu terasa kasar di lehernya, tapi usapannya yang lembut membuat Naya hampir terbuai.

"Minum airnya dulu biar gak sakit lagi," titah Sagara, tapi Naya tetap diam.

"Mau diminumin juga?" tanyanya.

Naya tetap diam.

"Beneran mau saya bantu minum?" Sebelah alis Sagara terangkat.

Melihat Naya masih diam. Sagara pun meminum air hangat tersebut dan meraih tengkuk Naya, hampir saja dia mencium bibir cemberut itu, namun Naya langsung menahan dadanya sambil melotot tajam.

"Dasar messum!" sentak Naya.

Sagara menyodorkan gelasnya, mau tidak mau Naya menerimanya dan meneguk air tersebut secara perlahan.

Harus diancam dulu, baru nurut.

Sagara menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri.

Untungnya Naya menikah dengan Sagara yang memiliki kesabaran yang sangat besar. Tak bisa dibayangkan kalau gadis itu menikah dengan pria lain, pasti langsung stroke menghadapi tingkahnya yang selalu di luar nalar. Benar kata Arunika, harusnya Naya bersyukur karena ada yang mau menikah dengannya.

"Udah enakan?"

Naya mengangguk. Raut wajahnya masih ketus, tapi tak apa, yang penting sakitnya sudah hilang.

"Mau tidur aja?" Demi apapun Sagara bukanlah pria yang suka basa-basi, tapi kalau dengan Naya, semuanya akan dia lakukan sekalipun itu adalah hal yang tidak dia sukai.

"Nggak mau." Naya kembali merebahkan tubuhnya di sofa, lalu menyalakan ponselnya.

Sagara hanya diam. Setelah melihat istrinya anteng, barulah dia kembali mengambil ipadnya.

Beberapa menit hanya suara televisi yang menemani mereka.

Naya sedang asik chatingan dengan Loli. Dia menanyakan tentang lowongan kerja di cafe tempat temannya bekerja itu. Naya terus mendesak Loli agar membujuk om nya.

Loli: Kamu minta izin ke suami kamu dulu pokonya. Kalau gak dikasih izin, aku gak mau bujuk om aku.

Naya berdecak melihat sederet pesan tersebut. Makin tua, Loli makin sok-sokan. Naya kesal. Dulu, Loli itu gadis yang polos dan gampang nurut, ya meskipun sekarang sama polos dan lugu serta kekanakan nya. Tapi, Loli sudah makin berani pada Naya. Harusnya Naya senang karena Loli bukan lagi bocah ingusan. Yang membuat Naya tidak senang itu karena Loli sudah pandai membalas dan seenaknya, jadi tidak ada kesempatan Naya untuk membodohi nya.

Naya: Udah dikasih izin kok.

Padahal belum. Memang pada dasarnya, Naya itu adalah pengarang handal.

Loli: Mana buktinya? Coba suruh Sagara pesan suara.

Naya: Kamu naksir dia ya? Sampai pengen denger suara suami aku.

Loli: Pokoknya kalau gak ada bukti, aku gak mau, titik!

Naya: Ngapain pakai bukti segala sih?

Ceklis satu, Loli sudah tidak aktif. Hal itu membuat Naya mengeram kesal.

"Kenapa?" tanya Sagara saat mendengar istrinya mengeram.

Naya beranjak duduk dan menatap sagara yang sedang fokus pada ipadnya. Pria itu tampak seksi dengan kacamata baca nya.

"Aku mau kerja. Boleh kan?"

"Nggak." Sagara menyahut cepat, bahkan tanpa melirik Naya sedikitpun.

"Iiihh kenapa?! Kasih alasan yang jelas!" desak Naya.

"Saya aja yang kerja, kamu di rumah," balas Sagara.

"Gak mau! Pokoknya aku mau kerja!"

Sagara melepas kacamatanya dan menatap Naya. "Kalau gitu beresin rumah, masak buat saya, nanti kamu akan saya gaji setiap minggu," ujarnya.

Naya mengerutkan keningnya. "Apaan kaya gitu? Gak gak gak! Aku maunya kerja di cafe kaya Loli..." Ia merengek di akhir kalimatnya. Tangannya menggoyangkan lengan Sagara, berusaha membujuk sang suami.

"Sekali tidak, tetap tidak, Nayanika."

"Gak asik! Pokoknya aku mau kerja! Lagian Mama nyuruh aku kerja dari dulu." Naya cemberut kesal.

Sagara memijat pangkal hidungnya, sedang mencari cara agar Naya tidak kembali berulah.

"Pliss ... aku juga pengen ngerasain kerja, terus digaji tiap bulan. Ya ya ya?"

"Sagara...," rengek Naya.

"Oke." Sagara menatap Naya. "Tapi cukup satu bulan aja."

"Mana bisa gitu?! Gak—"

"Atau gak sama sekali?"

Naya berdecak. Dia menatap Sagara dengan kesal.

"Lima bulan, deh," katanya bernegosiasi.

"Satu."

"Empat?"

"Satu, Naya."

"Ya udah, dua deh dua. Pliss ... dua bulan itu udah cukup. Jangan satu bulan aja, nanggung," rengeknya.

Mengalah, Sagara pun mengangguk. Hal itu sukses membuat Naya berjingkrak kegirangan.

"Tapi." Naya langsung berhenti berjingkrak.

"Kamu harus bisa membagi waktu sama saya. Ngerti?"

"Aman! Asalkan aku dibolehin kerja!" balas Naya dengan senyum lebar.

Sagara tersenyum tipis sembari mengangguk.

"Besok saya antar kamu buat daftar kerja di sana."

"Nggak usah, aku sama Loli," sela Naya.

Mata Sagara memicing curiga.

"Bener cuma sama Loli kok!" Naya mengangkat dua jarinya.

Pada akhirnya Sagara kembali mengangguk. Terserah, apapun yang membuat Naya senang, akan dia turuti, meski ada batasannya.

bersambung...

Like nya dong qaqaaaa-,

1
vj'z tri
hadeuhhh nay nay lupa belum bilang gara pula kalau ketemu sama Felix 😅😅😅😅😅
vj'z tri
jangan ada 😭😭😭 di antara kita Thor 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
Iren Nursathi
jangan gantung thor aku pinisiriiiin
Iren Nursathi
jangan sad ending dong thor gk rela akuuuu
dyarryy: hehehehe🤭🤭🤭
total 1 replies
vj'z tri
🐰 putih sedang menyerahkan diri 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lanjuuuuut thor semangaaaaaaat
Iren Nursathi
lanjut thor kurang nih he he
vj'z tri
ega jadi tumbal 🤭🤭🤭 siap siap di labrak nanay 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
😱😱😱😱 malah ketemu juga dah di jaga ketat.... semoga gak DA niat buruk ke nanay
erma irsyad
aq nggk bisa koment2 cuma bs ksih kopi😉
Iren Nursathi
makasih thor aku cukup cukupin deh ya
dyarryy
jangan lupa tinggalkan jejak 😗
Iren Nursathi
lanjut thor aku penasaran nih ceritanya bagus bikin senyum² terus ngakak dej
azh
semoga sampai happy ending ya ka author
dyarryy
yuk kasih bintang dan ulasannya
yourheart
Luar biasa
erma irsyad
mksih thor Upnya
vj'z tri
di tunggu loh beneran ini 🥰🥰🥰🤩
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 sama aja itu nama nya Gerry salut 🤣🤣🤣🤣ngeledek gara 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhhh meleleh hati adek mas gara 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!