NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Lelah

Ketika Istriku Lelah

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:96.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Persahabatan Audi, Rani dan Bimo terjalin begitu kuat bahkan hingga Rani menikah dengan Bimo, sampai akhirnya ketika Rani hamil besar ia mengalami kecelakaan yang membuat nyawanya tak tertolong tapi bayinya bisa diselamatkan.

Beberapa bulan berlalu, anak itu tumbuh tanpa sosok ibu, Mertua Bimo—Ibu Rani akhirnya meminta Audi untuk menikah dengan Bimo untuk menjadi ibu pengganti.

Tapi bagaimana jadinya jika setelah pernikahan itu, Bimo tidak sekalipun ingin menyentuh, bersikap lembut dan berbicara panjang dengannya seperti saat mereka bersahabat dulu, bahkan Audi diperlakukan sebagai pembantu di kamar terpisah, sampai akhirnya Audi merasa tidak tahan lagi, apakah yang akan dia lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Sebelas

Pada akhirnya aku sadar ternyata selama ini keberadaan'ku hanya dibutuhkan bukan diinginkan. Terima kasih sudah memberikan jawaban dan ini adalah kisah yang menyakitkan.

Beberapa saat setelah Ghita tenang, Audi keluar kamar. Hari telah menunjukan pukul tujuh malam. Dia berjalan menuju ke dapur.

Audi lalu menyiapkan makan malam buat suaminya. Setelah semua tertata di meja makan, dia mengambil nasi sepiring beserta lauknya dan membawa ke kamar. Untuk saat ini dia tak mau bertemu suaminya itu. Agar tak menambah lukanya saat melihat wajah pria itu lagi.

Bimo yang baru selesai mandi, lalu keluar kamar. Dia langsung menuju dapur. Melihat ke sekeliling mencari keberadaan Audi. Biasanya sang istri selalu menemani setiap makan. Selama lima bulan menikah, dia telah terbiasa sehingga menjadi heran saat tak melihat wanita itu di dapur.

Ketika bibi yang datang melayani, Bimo lalu bertanya keberadaan sang istri. Dia hanya ingin meyakinkan di mana sang istri.

"Bi, Audi di mana?" tanya Bimo setelah yakin tak ada istrinya itu di dapur.

"Bu Audi masih di kamar Ghita. Tadi saya lihat sedang menidurkan Non Ghita," jawab Bibi dengan rahah.

"Siapa yang masak dan siapkan makanan di meja?" Kembali Bimo bertanya. Lidahnya sudah terbiasa dengan masakan sang istri. Dia mengurungkan niatnya menyantap hidangan, takut tak seenak masakan Audi.

"Bu Audi yang masak semuanya, Pak," jawab Bibi.

"Tolong panggilkan Bu Audi-nya, Bi!" perintah Bimo.

"Baik, Pak." Bibi lalu berjalan menuju kamar Ghita, dan tentu saja merupakan kamar Audi.

Bibi kembali lagi setelah beberapa saat. Bimo memandangi dengan tatapan berharap.

"Bagaimana, Bi? Apa Audi mau keluar?" tanya Bimo.

"Bu Audi bilang, dia sudah makan. Bapak makan aja sendiri. Ibu mau tidurkan Ghita," jawab bibi.

Bimo tampak menarik napas dalam mendengar jawaban dari bibi. Dia lalu mengambil nasi dan mulai makan sendiri dengan pelan, tampak kurang bersemangat.

Setelah makan, Bimo lalu ke ruang keluarga. Membuka laptop dan mengerjakan pekerjaan yang belum selesai. Dia sesekali memandang ke arah pintu kamar.

"Apa aku salah melarang Ghita memanggil Audi dengan sebutan mama. Bukankah dia bukan ibunya? Kenapa dia marah?" Pertanyaan demi pertanyaan mengisi pikiran pria itu.

Satu jam menghadapi laptop, Bimo merasa lelah dan mengantuk. Dia menarik napas berat karena Audi tak juga keluar dari kamar.

Saat Bimo berdiri dan akan masuk ke kamar, dia mendengar suara pintu di buka. Pria itu kembali duduk. Tersenyum simpul karena berpikir Audi pasti akan menemaninya bekerja sambil menonton televisi.

Tampak Audi keluar dari kamar sambil mengendong putrinya. Bocah itu tampak mengecup pipi gadis itu berulang kali sambil terus tersenyum.

Audi berjalan menuju dapur dan mengambil brownies yang tadi dia buat. Setelah itu berjalan menuju teras rumah. Saat melewati Bimo dia hanya diam, seperti orang yang mengenalnya. Tanpa memandangi dirinya sekejab saja.

Audi lalu menyuapi anaknya Bimo dan Rani itu sambil becanda. Bimo yang penasaran, mengintip apa yang dilakukan kedua wanita itu. Melihat putrinya yang tersenyum dengan riang, dia ikut tersenyum.

Audi yang menyadari seseorang mengintip lalu memandang ke samping. Dia melihat Bimo yang sedang memperhatikan tapi lagi-lagi dia mengacuhkan kehadiran pria itu. Setelah puas bermain dan melihat Ghita mengantuk, dia lalu masuk ke kamar.

"Apa kau mau tidur?" tanya Bimo saat Audi melewatinya. Audi hanya mengangguk sebagai jawaban dan berjalan cepat masuk ke kamar.

Bimo melihat kepergian Audi hingga menghilang di balik pintu. Dia lalu menarik napas berat.

"Kenapa Audi berubah? Dia lebih sensitif. Hanya karena aku tegur tadi saja sudah merajuk," gumam Bimo.

Bimo lalu masuk ke kamar karena merasa Audi juga tak akan keluar kamar lagi. Dia lalu mencoba memejamkan mata.

**

Pagi harinya, walau masih merasa kecewa dan sakit hati, Audi tetap menjalankan kewajibannya. Dia membuat sarapan nasi goreng seafood kesukaan Bimo. Berharap kali ini suaminya mau sarapan di rumah.

Bimo yang telah rapi mencium aroma lezat dari dapur langsung menuju ke meja makan. Melihat nasi goreng favoritnya ada di meja, dia bermaksud sarapan.

"Kau tak ikut sarapan?" tanya Bimo dengan nada yang sangat datar. Sepertinya dia masih membentengi dirinya dengan gadis itu.

"Sarapan lah dulu. Aku mau mandikan Ghita," ucap Audi beralasan. Padahal dia masih belum bisa berduaan dengan Bimo. Masih terngiang ucapannya kemarin.

"Kau kenapa ...? Marah ...? Apa aku salah berucap? Bukankah benar yang aku katakan itu. Kau bukan ibunya Ghita. Jadi cukup dia memanggilmu Tante. Mamanya cuma Rani. Jika dia memanggilmu Mama, takutnya dia akan berpikir kalau kau lah ibunya dan melupakan Rani!" seru Bimo.

Audi tersenyum miris mendengar ucapan pria itu. Dia lalu berkata dengan sedikit penuh penekanan. "Ghita pasti akan mengenal siapa ibu kandungnya. Aku juga tak akan membuat dia melupakan Rani. Lagi pula di setiap sudut rumah ini masih terpajang foto pernikahanmu dengan Rani. Setelah besar dia pasti akan tau siapa ibunya!" balas Audi.

"Kenapa kau membawa nama Rani? Apa salahnya jika fotonya masih terpajang di setiap sudut rumah ini? Dia istrimu!" ujar Bimo dengan suara nyaring.

Audi menarik napas dalam. Dia tak mau ikut terbawa emosi. Hanya buang energi dan tenaga.

"Aku tau, Bimo. Aku juga tak marah. Aku tau Rani itu istrimu dan aku hanya pengasuh putrimu!" seru Audi dengan suara yang dibuat selemah mungkin agar Bimo tak mengira dia marah.

Mendengar ucapan dari wanita itu Bimo terdiam sesaat. Dia sadar jika Audi sedikit menyindirnya. Tapi, dia belum mau menyandingkan foto pernikahannya dengan Audi di samping foto Rani. Karena takut istrinya itu kecewa. Setiap malam dia selalu berjanji akan setia. Bimo ingat pesan istrinya setiap akan tidur.

"Mas Bimo, kamu harus janji tak akan pernah menduakan aku. Jika kamu sampai melakukan itu, aku tak akan rela dan ikhlas. Kamu harus janji jika kita akan bersama selamanya, tak ada yang bisa memisahkan kita," ucap Rani.

"Aku janji, Rani. Aku tak akan pernah menduakan kamu. Jika itu terjadi, hidupku tak akan pernah bahagia," balas Bimo.

Suara piring membuat Bimo sadar dari lamunannya. Dia memandangi Audi dengan intens.

"Apa maksudmu ...? Apa kau juga ingin fotomu aku pajang di rumah ini? Itu tak mungkin, karena ini rumah Rani. Aku menghadiahkan ini di anniversary pernikahan kami yang pertama," ujar Bimo.

"Aku tak pernah meminta itu. Sudah aku katakan, aku hanya pengasuh putrimu. Jadi tak ada hak aku menuntut apa pun itu. Lakukan saja apa yang kamu suka dan kamu anggap benar!" jawab Audi.

"Kau membuat seleraku hilang. Pagi-pagi sudah mengajak ribut!"

Setelah mengucapkan itu Bimo lalu berdiri. Dia tak jadi menghabiskan sarapannya. Pria itu langsung meninggalkan rumah.

1
Hafifah Hafifah
syukurin nikmatin aja kesendirian mu bimo
Apriyanti
lanjut thor
Retno Harningsih
lanjut
vivinika ivanayanti
Enak aja kamu bilang gitu Bim....Audi bisa dapat lelaki yg lebih baik.dari kamu
Maisya
lanjut kak
Tuti Chandra
semoga dengan introspeksi diri bisa menyadari kekurangan masing masing.dan semoga AUDI dan BIMO Bisa berstu kembali dan hidup rukun.
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
jangan Udi Uda membuka hati untuk orng lain
Mrs.Riozelino Fernandez
Gak lah...
lebih baik ma orang lain,ketimbang balikan ma kamu...buat apa pisah toh balikan lagi...pisah ya pisah,cari kebahagiaan masing masing
Ickhaa PartTwo
Semangat u thor
Mrs.Riozelino Fernandez
semangat Audy...
jangan mau balikan...
kemana harga dirimu,udah di hina hina,udah dicaci maki,dibuat seperti pembokat masiiih juga mau balikan...
haddeuh kamu terlalu berharga untuk laki2 seperti Bimo...
Citra Aprilona
lanjut thor
Sugiharti Rusli
benar yang Audi bilang, kalo memang berjodoh biar berjuahan pasti akan ketemu, kalo ga berjodoh, dekat juga ga akan ketemu,,,
Sugiharti Rusli
semoga mama Susi juga bisa menasehati si Bimo, kalo dia ga boleh larut dalam patah hatinya, karena ada Ghita yang jadi prioritas nya sekarang
Sugiharti Rusli
apapun yang nanti akan terjadi sama kalian, semoga Ghita tetap mendapat kasih sayang penuh, walo sekarang Audi ga bisa selalu memeluknya karena jauh dan dia bekerja
Sugiharti Rusli
padahal dulu kamu melihat itu setiap hari lho Bim, kalo putri kamu sudah menga anggap Audi sebagai yang dia panggil mama, eh kamu malah marah ke Audi
Tuti Chandra: marah krn ada sebab kak,kan semua baru terungkap setalh bimo menemukan diarinya rani ,bimo pikir beneran audi menolak bimo kenyataannya tdk seperti itu di titip suratpun tidak di berikan juga ke audi ,jd disini biang masalahnya si rani.
total 1 replies
Sugiharti Rusli
anak sekecil Ghita tuh biasanya kalo ga bertemu lama biasanya suka lupa, tapi ternyata dia tetap mengingat Audi sebagai ibu yang mengasuhnya
Fitria Syafei
Semoga ya Bimo dan jangan berharap banyak pada Audy 😏 mama yang cantik dan baik hatinya kereen 😍 kereeen 😘
Maharani Rani
lanjutt kak
Teh Euis Tea
mudah"an audinya keburu nikah dgn daniel😁
Mrs.Riozelino Fernandez: setuju 👍👍👍👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!