perjalanan seorang remaja yang mencari ilmu kanuragan untuk membalaskan dendam karena kematian kedua orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dendam Masa Lalu
Wajah Hantu Berkabut Memerah mendengar kata-kata Bandung Gila
"Setan terkutuk! Kau menghinaku!?" Geramnya dalam hati. Lalu ditindih rasa geramnya. Dia kembaii tertawa panjang.
"Ya, Siapa pun orangnya, tentunya akan berpikir kalau aku hanya membual belaka! Tetapi, sebatang lidi yang telah kulumuri racun pada sengatnya, tak akan mungkin bisa terdeteksi oleh ilmu Prana Sakti. miliknya" Ucapnya bangga
Bandung Gila tak menjawab. Tubuhnya terus diguyur hujan deras.
"Rupanya manusia ini sedang melancarkan setiap dendam yang dimilikinya. Dan ucapannya tadi, ah, aku mulai dapat mempercayainya. Pendekar Tongkat tewas dibunuhnya dengan mempergunakan sebatang lidi yang dilumuri racun. Tadi dia juga mengatakan, telah membunuh Pendekar Bunga" Kata Bandung Gila dalam hati. matanya menatap Hantu Berkabut, musuh bebuyutannya dari dulu
"Hantu Menara Berkabut! Kau telah menorehkan lagi sejarah hitam di rimba persilatan! Kalau waktu lalu kau masih kuampuni, tetapi dengan membunuh Pendekar Tongkat secara pengecut dan merenggut nyawa Pendekar Bunga, hanya setanlah yang mau mengampuni seluruh belang dosamu!" Teriak Bandung Gila lalu menerjang ke depan dengan tangan kanan kiri dikibaskan.
Dia tak bisa lagi menahan amarahnya mengetahui dua orang sahabatnya telah tewas. Bahkan dengan sikap angkuh, kakek berjubah jingga di hadapannya mengakui kalau dialah pelaku kedua pembunuhan itu! Terjangan yang dilakukan Bandung Gila sedemikian cepat, hingga memperdengarkan angin berkesiur.
" Wush"
Butiran hujan yang turun deras seperti menyibak, seolah memberi jalan terkena gelombang tenaga dalam yang dilepas-kannya.
Hantu Berkabut menger-takkan rahang. Kepalanya diangkat sedikit.
Kejap berikutnya, dia berkelebat ke depan dengan kedua tangan terangkat dan tiba-tiba disentakkan ke bawah. menangkis serangan dari Bandung Gila
" Wuuuuut"
" Blaaaarrr!!
Benturan yang terjadi mengakibatkan letupan keras, mengalahkan suara derasnya hujan.
Saat benturan tadi terjadi, guntur tidak menyalak. Tetapi letupan itu, justru melebihi ganasnya salakan guntur! Bandung Gila terseret ke belakang.
Celana bagian bawahnya kotor terkena tanah becek.
Hantu Menara Berkabut pun surut tiga langkah.
" Duk"
" Wuuuut"
Dengan kegeraman yang kentara, dijejakkan kaki kanannya, yang serta-merta membuat tubuhnya mencelat ke depan.
Gelombang angin berputar yang menyeret tanah basah menggebrak ke arah Bandung Gila Bandung Gila tak beranjak dari tempatnya.
Sebelum gelombang angin itu menghajarnya, mendadak diputar tangan kanannya.
" Wush"
Dari tangannya melesat gumpalan asap hijau ke arah gelombang angin yang dilancarkan Hantu Berkabut. Kalau biasanya asap akan terkuras sirna bila terkena air, asap-asap hijau yang dilepaskan Bandung Gila justru seperti menelan air-air itu.
Dalam satu kejapan saja, asap-asap itu sudah berubah menjadi kantung air! Menerobos gelombang angin yang dilepaskan Hantu Berkabut! Sudah tentu Hantu Berkabut terkejut melihat serangan lawan.
Gelombang anginnya menjadi tak berguna, bahkan terus diterobos oleh asap-asap yang telah berubah menjadi kantung air.
"Terkutuk!"
Makinya seraya memukul kantung-kantung air itu.
" Wush"
" Wush
"Pyaaarr!! Sebuah asap yang telah berubah menjadi kantung air berhasil dipukulnya.
Begitu pecah, justru dia yang menjadi terkejut dan mendadak sontak membuang tubuh ke samping kanan.
Karena begitu pecah, kantung air itu memuncratkan air warna hijau yang menyebar laksana puluhan jarum rahasia.
Sebagian mengarah pada Hantu Berkabut yang membuatnya segera menghindar.
" Pyar"
" Pyar"
" Pyar"
Tiga buah asap yang telah berubah menjadi kantung air itu pecah berhamburan tatkala menghantam tiga buah pohon.
awalnya Tak terjadi apa-apa.
Tetapi di lain saat, pepohonan itu bergetar.
Dedaunannya berguguran laksana diguncang tangan raksasa.
Menyusul suara letupan tiga kail berturut-turut Bagian atas pohon yang terkena hantaman kantung-kantung air yang pecah, patah berhamburan.
Hantu Berkabut terbelalak.
Sepasang matanya menatap tak percaya pada tiga batang pohon yang telah hancur bagian atasnya.
Lamat-lamat dengan suara erangan pelan diputar kepalanya.
Tatapannya tajam pada Bandung Gila yang telah berdiri tegak.
"Dari ketiga orang yang telah mengalahkanku dan membuatku mendendam setinggi langit, kupikir Bandung Gilalah yang paling lemah di antara mereka. Kuperkirakan akan dengan mudah membunuhnya. Tetapi nyatanya, dia justru telah bertindak mengejutkan. Menghadapi Pendekar Tongkat , aku telah mempergunakan akal licik untuk membunuhnya. Demikian pula dengan Pendekar Bunga" Gumam Hantu Berkabut dalam Hati
"Kau telah membunuh dua sahabatku! Rasanya, aku memang berhak untuk mencabut nyawamu sekarang!" Ucap Bandung Gila
"Jangan berbangga dulu dengan apa yang kau lakukan barusan!" Sahut Hantu Berkabut dingin. Dia masih tetap kering, karena sosoknya seperti terpayungi yang menghalangi derasnya butiran hujan.
"Karena... tak lama lagi kau akan menyusul Pendekar Tongkat dan Pendekar Bunga ke akhirat!"
"Mungkin aku akan menyusulnya! Tetapi... kaulah yang akan lakukan perjalanan ke neraka terlebih dulu!" balas Bandung Gila
Habis ucapannya, Bandung Gila menyerang Hantu Berkabut kembali.
" Wush"
Gelombang angin mendahului lesatan tubuhnya yang cepat.
" Wuuuut"
Saat tangan kanan kirinya digerakkan, kembali menghampar asap-asap hijau yang begitu terkena air langsung berubah menjadi kantung-kantung air.
Hantu Menara Berkabut menatap kantung-kantung air yang melesat cepat ke arahnya itu.
Dia tak mau untuk membentur lagi kantung-kantung air itu, karena dia tahu apa akibatnya.
Mendadak terlihat mulutnya mengembung dan....
" Wuussss!!" Begitu dikempeskan dengan cara menyentak, udara yang keluar dari mulutnya menggebah deras.
Kantung-kantung air yang mengarah padanya, tertahan dan berbalik pada pemiliknya! "Hebat! Tentunya hembusan napasnya itu bukan dialiri tenaga dalam, tetapi hawa murni karena tak memecahkan asap hijauku yang telah berubah menjadi kantung air!" Desis Bandung Gila dalam hati. ia dengan cepat memutar tangan kanan kirinya.
"Wrrrrr!" Kantung-kantung air yang kembali mengarah padanya, berbalik lagi setelah terkena gelombang angin dari kedua tangannya.
Hantu Berkabut segera berbuat yang sama seperti yang dilakukannya barusan, hingga kantung-kantung air itu kembali berbalik.
Demikian pula halnya dengan Bandung Gila
Dia juga berbuat yang sama seperti yang dilakukannya tadi.
Hingga yang terjadi kemudian, lima buah kantung-kantung asap itu akhirnya tertahan di udara.
Menggan-tung agak bergoyang.
Karena tekanan dari Bandung Gila dan tahanan dari Hantu Berkabut.
Masing-masing orang terlihat mulai bergetar.
Berulang kali Bandung Gila memutar tangan kanan kirinya.
Demikian pula dengan Hantu Berkabut yang menghembuskan napasnya berulang-ulang.
Dan mendadak, lima buah kantung-kantung air itu meluncur ke udara setinggi empat tombak.
Lalu meluncur deras ke bawah.
" Blaaar"
" Blaaar"
Begitu menghantam tanah becek, letupan keras yang membongkar tanah terdengar lima kali berturut-turut.
Jlegaaaaar
Di langit guntur menyalak.
Hingga tempat itu benar-benar laksana kiamat! Sementara itu, baik Bandung Gila maupun Hantu Menara Berkabut sama-sama terpental ke belakang.
Bandung Gila terjengkang di tanah becek.
Hantu Berkabut jatuh berlutut.
Kalau sebelumnya dia seperti terpayungi, kali ini sekujur tubuhnya basah tertimpa air hujan "Keparat!!" Makinya sambil mendongakkan kepala.
Tatapannya memancarkan keangkeran dalam, menyambar laksana mata elang murka.
Bandung Gila sendiri sedang berdiri dengan agak sempoyongan.
Dia menarik dan mengeluarkan napas guna mengatasi rasa sesak pada dadanya.
Hantu Berkabut pun melakukan hal yang sama.
" Bluk"
Tetapi baru saja dia berdiri, mendadak dia terjatuh kembali.
Terkutuk!"
Desisnya dingin. Sepasang rahangnya mengeras. Hujan terus mengguyur tubuhnya. Dia merasakan ngilu pada kedua kakinya. Napasnya dirasakan sesak dengan rasa nyeri tak terkira.
"Setan keparat! Aku bisa mampus bila menghadapinya langsung! Kesaktiannya benar-benar tak kubayangkan! Rupanya selama dua puluh lima tahun, dia lelah berlatih keras untuk memperdalam ilmunya! Keparat busuk!!" maki Hantu Berkabut dalam hati
"Dalam hujan yang deras ini, dalam malam yang laksana kiamat, aku akan menuntut balas kematian kedua sahabatku!" Ucap Bandung Gila dengan nada dingin