NovelToon NovelToon
GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

GAURI, PENGANTIN PILIHAN DEVAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Romantis / Cintamanis / Idola sekolah
Popularitas:199.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Devan kaget saat tiba-tiba seseorang masuk seenaknya ke dalam mobilnya, bahkan dengan berani duduk di pangkuannya. Ia bertekad untuk mengusir gadis itu, tapi... gadis itu tampak tidak normal. Lebih parah lagi, ciuman pertamanya malah di ambil oleh gadis aneh itu.

"Aku akan menikahi Gauri."

~ Devan Valtor

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ciuman tiba-tiba

Devan kaget bukan main saat seseorang tiba-tiba menerobos masuk ke dalam mobil hitam mewahnya. Bahkan langsung duduk disebelahnya tanpa rasa malu sama sekali. Sungguh, ia sangat membenci yang namanya spesies wanita mendekatinya duluan.

Iya benar, yang sekarang tengah duduk disebelahnya ini adalah seorang gadis tulen yang lebih muda darinya dan tentu saja sangat tidak sopan. Lihat saja, gadis itu sekarang malah menyentuh dan menelusuri seluruh lekuk wajah tampan Devan dengan tidak tahu malunya.

Devan menghempas tangan gadis itu dengan kasar, namun gadis asing itu malah naik ke badannya dan duduk di atas paha pemilik wajah tampan dan arogan tersebut. Mata lelaki itu membelalak kaget. Berani sekali gadis ini.

Apakah gadis ini adalah seorang penguntit yang selalu menguntitnya ke mana-mana, yang ketika ada kesempatan langsung menyerangnya?

Devan ingin memakinya habis-habisan tapi ia sadar tindakan pertama yang harus ia lakukan adalah melepaskan gadis itu dari atasnya dulu. Pria itu merasa kesusahan karena tangan gadis itu terus-terusan bermain-main dengan wajahnya sambil tertawa-tawa.

Mana Gino tidak ada lagi. Ia kewalahan menghadapi gadis ini sendirian.

Devan tidak tahan lagi. Tangan kekarnya meraih kedua tangan gadis itu dan memeganginya kuat-kuat agar tidak lepas. Ia menatap gadis itu emosi tapi yang ditatap malah tertawa. Matanya bergerak liar. Devan mengerutkan kening, gadis di depannya ini tampaknya tidak begitu normal.

"Kau siapa?" meski merasa gadis di pangkuannya ini sedikit aneh, ia tetap bertanya.

"Siapa ya?" balas gadis bermuka imut itu sambil berpikir-pikir.

"Ah, aku ... Aku ... Ah ya, aku siapa ya?" Devan melongo. Gadis sinting! Tak lama kemudian Gino sepupunya muncul.

"Devan maaf aku,"

Gino masuk dan duduk di kursi pengemudi. Ia menatap kebelakang bicara pada Devan, namun belum sempat menyelesaikan kata-katanya, ia malah tercengang melihat Devan dan seorang gadis yang tengah duduk di atas pria itu. Posisi mereka tampak seperti mau melakukan sesuatu yang berbau-bau dewasa.

Kalau orang yang tidak kenal Devan sosok lelaki yang seperti apa, mungkin akan langsung berpikir yang tidak-tidak. Sayangnya Gino tahu Devan itu tidak pernah mau berhubungan dengan perempuan semenjak memergoki mamanya selingkuh dan tidur dengan pria lain didepan matanya sendiri. Sejak saat itu, Devan selalu jijik kalau ada wanita yang mendekatinya. Apalagi seintim ini.

"Ini bukan seperti yang kau pikirkan. Gadis ini tiba-tiba menerobos masuk dan mengganggu ..." ucapan Devan langsung terhenti karena gadis itu tiba-tiba mengecup bibirnya lalu menggigitnya seperti bibirnya adalah permen yang manis sekali. Oh astaga, Devan mau gila rasanya. Gino pun sampai kaget dengan aksi brutal gadis muda itu.

"A ... Apa yang kau lakukan, sialan!" makinya emosi. Itu ciuman pertamanya. Pria itu belum pernah  berpacaran seumur hidupnya atau sekedar dekat dengan perempuan manapun. Orang-orang bahkan berpikir dia adalah seorang gay. Bukan karena tidak mau pacaran, Devan merasa belum mendapatkan yang cocok saja, dan menganggap hampir rata-rata perempuan itu tipe yang murahan seperti mamanya.

Devan menatap pemilik mata indah itu dengan tatapan tajam nan menusuk. Apa dia harus menyebut tindakan gadis ini sebagai sebuah pelecehan?

Tidak, tidak. Dia pasti akan ditertawakan dan diledek banyak orang kalau bersikeras menuntut perempuan yang mencium bibirnya ini.

Lihat sekarang, gadis di depannya ini malah tertawa setelah melakukan hal yang tidak sopan padanya. Rasanya Devan ingin melemparnya jauh-jauh dari hadapannya sekarang juga.

"Gino, tolong bantu aku." kata Devan merasa kewalahan. Gino lalu keluar dari kursi depan dan membuka pintu belakang. Ia mencoba meraih pinggang gadis yang menempel di tubuh Devan itu namun gadis itu cepat-cepat memeluk Devan kuat-kuat, hingga Gino juga kewalahan dan Devan makin dongkol.

"Nona, tolong turun. Kau tidak tahu siapa yang sedang kau usik sekarang. Sebaiknya kau turun sebelum pria ini menuntutmu." ucap Gino tapi gadis itu malah menggeleng-geleng.

"Nggak!" tolaknya kuat. Ia menyandarkan kepalanya di dada kekar Devan dengan tangan yang melingkar pada pinggang pria itu.

Kemarahan Devan sudah hampir mencapai ubun-ubun.

"Singkirkan tubuh sialanmu itu dari tubuhku jalang!" teriak Devan dengan amarah yang membuncah. Ia tidak tahu gadis itu sengaja mau mendekatinya atau tidak, tapi ia betul-betul marah dan menganggap gadis yang masih di atasnya ini tak lebih dari seorang wanita murahan. Mana ada kan wanita baik-baik yang akan berlaku seperti itu pada pria yang baru dia temui pertama kali.

Devan masih ingin berteriak namun tangisan keras gadis itu menghentikan niatnya. Ya Tuhan, apalagi sekarang. Dia benar-benar dikacaukan oleh gadis aneh itu hari ini.

Sedang Gino yang menyadari ada kesempatan, buru-buru mengangkat tubuh gadis mungil itu dari atas Devan lalu mengeluarkannya dari dalam mobil.

Devan baru bisa bernafas lega setelah merasa bebas. Ia menatap tajam Gino yang terlihat menertawai dirinya.

"Bibirmu bengkak." kata Gino masih dengan sisa-sisa tawanya.

"Sekali lagi kau tertawa, aku pastikan wajah mulusmu itu dipenuhi luka-luka!" ancam Devan kesal.

Sayangnya ancamannya itu sama sekali tidak ada pengaruhnya pada Gino. Ia sudah kebal dengan ancaman seperti itu. Gino kembali masuk ke kursi sopir. Ia melirik gadis yang masih berdiri sambil menangis kuat didekat mobil itu sebentar.

"Bagaimana dengan bocah itu?" tanyanya menatap Devan dari balik spion dalam mobil. Jalanan cukup sepi dan Gino merasa tidak tega meninggalkan gadis itu sendirian, walaupun sekarang masih siang hari. Bagaimanapun dia seorang perempuan dan kelihatan masih muda sekali.

Devan ikut melirik gadis itu. Ia tersenyum miring. Mungkin saja gadis itu sedang berpura-pura untuk mendapatkan simpati darinya. Huh! Jangan harap ia akan termakan akting gadis itu. Apalagi mengingat ciuman pertamanya sudah dirampas dengan cara yang brutal.

Devan menutup matanya dalam-dalam.

Sialan, ia merasa sangat jengkel mengingat kejadian bibirnya menyatu dengan bibir gadis itu tadi. Ia mengelap bibirnya dengan kasar seolah bekas ciuman itu adalah sesuatu yang sangat membuatnya jijik.

"Tinggalkan saja." ucapnya kemudian.

Gino menatap pria itu lama. Devan betul-betul tidak punya hati. Masa mau tinggalin anak gadis sendirian dengan keadaan seperti itu.

"Tapi,"

"Kubilang tinggalkan saja dia." ulang Devan tak merasa simpati sedikitpun.

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu? Lihat keadaannya dan jalanan sepi ini. Setidaknya kita bisa membawanya ke tempat yang lebih ramai." balas Gino.

Kasihan gadis itu. Gino bukanlah pria seperti Devan yang tidak punya hati dan suka berbuat seenaknya pada perempuan.

"Kau ingin aku saja yang tinggal dan kau bawa gadis itu pergi dari sini?" suara Devan penuh tekanan. Tatapan tajamnya seolah menyiratkan bahwa perintahnya tidak boleh di lawan oleh siapapun.

Gino menghela nafas. Ia menatap gadis itu lagi lalu keluar sebentar, mengambil sesuatu dari sakunya untuk diberikan ke gadis itu. Sebuah permen yang selalu ia beli buat keponakan kecilnya.

"Ambillah," gumamnya. Gadis itu masih terus menangis namun tangannya terulur mengambil permen dari Gino.

Gino tersenyum tipis mengacak rambut gadis itu kemudian masuk ke mobil lagi. Sesaat kemudian, mobil yang di kendarainya berlalu meninggalkan jalanan sepi itu.

1
Rita
ini lg ya jgn dilihat
Rita
mau gmn lagi yg kmu bawa liburan dibilang pikiran anak2,badan dewasa
*Septi*
minta dimandiin lagi nggak Gauri? 🤭
Herman Lim
lihat aja bntr lagi Gauri pasti sembuh dan kalian bukan² apa² utk Devan
acih aja
gaskeun kk Mae,,,,,,,💪
Ilfa Yarni
karuan para ulet bul ga dpt yg diinginkan
shenina
ada aja orang2 yg suka julid 😝
sum mia
pokoke hanya Gauri yang bisa mengendalikan dan menguasai Devan . yang lain.... jangan harap .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Anonim
Tidur Gauri nyenyak dalam pelukan Devan.

Mandi paginya Gauri gimana tadi - mandi sendiri atau Devan yang memandikan 😄.

Di restoran hotel untuk sarapan - teman-teman alumni menyapa Devan dan Gauri.

Ada dua orang teman alumni yang sinis, tatapannya menilai, merendahkan Gauri yang menempel pada Devan.

Merupakan suatu hiburan bagi Gino - segala apa yang Gauri dan Devan lakukan. Sangat lucu terlihat dimatanya - seorang Devan akhirnya ketempelan perempuan. Gino selalu mengabadikan momen demi momen kebarsamaan Gauri dan Devan.

Gauri merasa masih kecil, mau naik perahu berbentuk gajah. Devan stok sabarnya masih full menghadapi keinginan Gauri 😄
kyo
semoga Gauri lekas pulih
Anonim
Makan malam, Gauri ngga lapar, tidak mau makan, ngantuk katanya. Devan dengan sabar membujuk Gauri. Devan ini sudah mode bapak suapin putrinya.

Gauri sudah tidur. Devan mandi untuk meluruhkan ketegangan yang melanda, bahkan canggung juga panik dalam menghadapi Gauri yang Devan sama sekali tidak menduga.

Gauri mimpi buruk.

Benar-benar jadi Gauri sitter ini Devan - menjaga Gauri aman, memandikan, pakaiin baju - bra pula, memberi makan, dan menemani Gauri tidur.
Srie Handayantie
lanjut lagi kak maee /Determined/
Srie Handayantie
kalian tidak suka sama kedekatan Gauri dan Devan ya gak masalah , toh mreka berdua juga bodo amat sama ucapan kalian 😁😂
Anonim
Telinga Devan sudah merah kek kepiting rebus kali ya 😄.

Tahu begitu bawa suster perawatnya Gauri, Devan. Gak menyangka akan terjadi hal seperti itu - mandiin anak gadis yang berkelakuan anak-anak karena trauma akibat kecelakaan yang pernah dialami.

Benar-benar menguji iman dan kesabaran Devan - bra juga mesti Devan yang pakai-in 😄.

Diana ini maksud hati ingin cari perhatian Devan. Tak sesuai harapannya, tanggapan Devan tetap datar.

Diana - tak usah punya pikiran aneh-aneh tentang Gauri dan Devan yang berada di dalam satu kamar hotel.
Al Fatih
Manis bngt sih interaksinya kak Devan sama Gauri...,, Ga tau gimana rasa kehilangan dan kerinduan misalnya kalian berpisah walaupun hanya sebentar,, secara kan Gauri itu sdh nyaman bngt sama kak Devan.

Janganlah segala sesuatu itu d lihat dgn mata,, pakailah hatimu..., biar ad rasa simpati disana. Si nini2 itu,, kenal dekat sama Gauri sj...,, enggak. Sok2 an menilai...,, ga ad orang yang pingin sakit,, baik itu sakit d jiwa atw d fisik.
Lha,, d situ yg katanya orang dewasa...,, menilai orang lain seperti itu,, jangan2 d situ yg sakit jiwanya.
Hanima
👍👍
Dian Rahmawati
devan selalu luluh klo sama Gauri
faridah ida
kalo mata kamu sakit , yaa jangan di lihat laah Nini...🤣🤣🤣
Dwi Winarni Wina
Gauri sangat manja skl sm devan, devan sangat sabar skl dan telaten memperlakukan gauri sangat lembut dan hangat....

Diana tidak suka melihat kedekatan devan dan gauri, gauri terus nempel sm devan membuat diana iri dan cemburu...
Devan merasa nyaman semenjak kehadiran gauri tidak membuatnya terganggu sama skl, justru perasaan devan sll ingin menjaga dan melindungi gauri....

Semenjak kehadiran gauri hidup devan jadi berwarna ,tingkah laku gauri sangat lucu dan gemesin biasanya devan anti perempuan susah didekati sm perempuan memiliki trauma.....

tanpa sadar gauri lah yg membantu devan menyembuhkan traumanya....
Dwi Winarni Wina: iya bunda gunung telah mencari jd lembut dan hangat😀
total 2 replies
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!