NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2

Isabella tidak tidur malam itu. Tidur terasa seperti kemewahan yang mustahil saat jiwanya berpacu dalam badai emosi yang dahsyat—euforia yang meluap-luap karena mendapatkan kesempatan kedua, dan ketakutan yang melumpuhkan akan kegagalan. Kesempatan itu terbentang di depan mata, tertera dalam baris iklan di koran usang, begitu dekat namun terasa dipisahkan oleh jurang yang tak terhingga. Besok, ia akan melamar pekerjaan itu. Besok, setelah lima tahun yang terasa seperti seabad, ia mungkin akan melihat wajah anak-anaknya secara langsung, bukan dari selembar foto curian.

Pagi harinya, setelah pemeriksaan terakhir yang menyatakan kondisinya stabil, ia diizinkan keluar dari rumah sakit. Perban di kepalanya sudah dilepas, hanya menyisakan memar samar yang mudah ditutupi rambut. Dengan uang receh yang tersisa di dompet Celine, ia naik bus kota menuju satu-satunya alamat yang tertera di KTP: sebuah unit apartemen kecil di gedung tua yang catnya sudah banyak terkelupas.

Tempat itu adalah antitesis dari semua yang pernah ia kenal. Ruangan sempit itu hanya berisi sebuah tempat tidur, meja gambar yang penuh dengan sketsa-sketsa indah namun belum selesai, dan lemari pakaian kecil. Semuanya bersih dan rapi, namun memancarkan aura kesepian yang mendalam. Isabella merasakan gelombang simpati yang tulus untuk wanita yang tubuhnya kini ia huni. Celine Severe telah menjalani kehidupan yang berat.

"Aku akan membuatmu bangga," bisik Isabella pada ruangan kosong itu, sebuah janji pada jiwa yang telah memberinya jalan.

Di dalam lemari, hanya ada beberapa set pakaian sederhana. Ia memilih yang paling layak: sebuah blus katun berwarna krem dan rok panjang berwarna biru tua. Saat ia bercermin, ia melihat seorang wanita yang tampak gugup namun memiliki sorot mata yang membara. Wajah Celine lembut, tetapi mata Isabella menyala dengan tekad baja yang tak bisa dipadamkan. "Kau bisa melakukan ini," bisiknya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Perjalanan menuju Ferguson Tower adalah sebuah ziarah yang menyakitkan. Gedung pencakar langit itu, simbol kekuasaan Alex di jantung kekaisaran, pernah menjadi rumah dan sangkar emasnya. Kini, gedung itu menjulang seperti benteng tak tertembus yang harus ia masuki sebagai penyusup. Dulu ia akan turun dari mobil mewah tepat di lobi utama yang berlapis marmer. Hari ini, ia berjalan kaki dari halte bus dan mencari pintu masuk karyawan di sisi gedung yang tersembunyi.

Ruang tunggu untuk pelamar kerja terasa menyesakkan. Puluhan wanita dengan pakaian rapi dan wajah penuh percaya diri duduk menunggu giliran, masing-masing memegang map tebal berisi ijazah dan surat rekomendasi. Isabella hanya membawa tas tangan usang milik Celine, berisi KTP dan selembar CV seadanya yang ia temukan di laci meja. Jantungnya berdebar kencang. Dibandingkan dengan mereka, dia bukan apa-apa. Dia tidak memiliki kualifikasi, tidak memiliki pengalaman formal. Satu-satunya yang ia miliki adalah sesuatu yang tidak bisa ia tulis di atas kertas: hati seorang ibu.

"Celine Severe."

Sebuah suara memanggil namanya. Waktunya tiba. Ia menarik napas dalam-dalam dan melangkah masuk ke sebuah ruang kantor yang dingin dan modern. Di seberang meja kayu besar, duduk seorang wanita paruh baya dengan tatapan setajam elang dan sanggul rambut yang diikat begitu kencang seolah tak ada sehelai rambut pun yang berani keluar dari tempatnya. Papan nama di mejanya bertuliskan "Diana, Kepala Rumah Tangga".

"Silakan duduk, Nona Severe," kata Diana, suaranya datar dan profesional. Ia mengambil CV Celine dan membolak-baliknya dengan cepat, ekspresinya tidak menunjukkan apa-apa. "Pengalaman Anda... tidak banyak. Hanya beberapa pekerjaan lepas sebagai desainer dan asisten di panti asuhan lokal."

Isabella merasakan pipinya memanas. "Saya belajar dengan cepat, Nyonya."

"Pekerjaan ini membutuhkan lebih dari sekadar kemauan untuk belajar," balas Diana, matanya yang tajam menatap lurus ke arah Isabella. "Tuan Ferguson sangat… protektif terhadap anak-anaknya. Mereka telah melalui banyak hal. Mereka membutuhkan stabilitas, profesionalisme, dan seseorang dengan rekam jejak yang terbukti. Sejujurnya, saya tidak melihat itu di sini."

Setiap kata terasa seperti palu godam yang menghancurkan harapannya. Ia sudah menduga ini akan sulit, tapi ia tidak menyangka akan ditolak secepat ini.

"Saya tahu CV saya tidak mengesankan," kata Isabella, suaranya sedikit bergetar. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, membiarkan keputusasaan tulusnya terlihat. "Tapi saya mohon. Beri saya kesempatan untuk bertemu dengan mereka. Hanya lima menit. Jika mereka tidak menyukai saya, saya akan segera pergi."

Diana tampak ragu. Ada sesuatu di mata wanita di hadapannya. Bukan sekadar keinginan untuk mendapatkan pekerjaan, melainkan sebuah permohonan yang datang dari lubuk hati. Namun, aturan adalah aturan.

"Saya hargai kejujuran Anda, Nona Severe. Tapi kami memiliki banyak kandidat lain yang lebih—"

Tiba-tiba, pintu kantor terbuka dengan keras dan seorang gadis kecil berlari masuk, wajahnya basah oleh air mata.

"Eren!" seru seorang pengasuh muda yang tampak kewalahan, berlari mengejarnya.

Itu dia. Putrinya. Eren-nya. Jantung Isabella terasa seperti berhenti berdetak lalu berdentum begitu keras hingga memenuhi telinganya. Eren-nya kini lebih tinggi, rambutnya yang dikuncir dua bergoyang-goyang saat ia berlari. Ia tampak begitu nyata, begitu rapuh.

Eren berhenti di tengah ruangan, tangisnya semakin menjadi-jadi saat melihat begitu banyak orang asing. "Bona hilang! Aku mau Bona!" isaknya, memanggil nama boneka kelinci kesayangannya.

Para pengasuh lain tampak panik, mencoba membujuknya dengan mainan lain, tetapi Eren hanya menggelengkan kepalanya dengan keras. Nyonya Diana memijat pelipisnya, ekspresinya menunjukkan stres yang luar biasa.

Naluri mengambil alih. Mengabaikan tatapan kaget Diana dan yang lainnya, Isabella bangkit dari kursinya. Ia tidak berjalan cepat, melainkan bergerak perlahan dan tenang, seolah tidak ingin mengejutkan seekor anak rusa yang ketakutan. Ia berlutut di hadapan Eren.

"Ssst... tidak apa-apa, sayang," bisik Isabella, suaranya bergetar menahan gelombang emosi. Ia menggunakan nada lembut yang selalu berhasil menenangkan Eren dulu. "Bona tidak hilang. Dia hanya sedang bermain petak umpet denganmu."

Tangis Eren mereda menjadi isak tangis kecil. Ia menatap wajah Celine dengan mata bulatnya yang besar dan basah.

"Coba kita pikirkan bersama," lanjut Isabella, senyum tipis terukir di wajah barunya. "Kelinci kan suka sekali tempat yang hangat dan sedikit gelap untuk bersembunyi. Apa kau sudah memeriksa di dalam lemari pakaianmu? Di belakang tumpukan sweter warna-warni milikmu? Bona suka sekali tidur siang di sana."

Eren mengerjapkan matanya, tertegun. Bagaimana wanita asing ini bisa tahu tempat persembunyian rahasia Bona? Itu adalah tempat yang hanya ia dan… ibunya yang tahu.

Gadis kecil itu perlahan berhenti menangis. Dengan gerakan ragu, ia mengulurkan tangan mungilnya dan menyentuh pipi Celine, seolah ingin memastikan wanita itu nyata. "Kau… wangi seperti Ibu," bisiknya sangat pelan, sebuah pengakuan polos yang menghantam Isabella seperti sambaran petir.

Sebuah sengatan listrik yang menyakitkan sekaligus membahagiakan menjalari seluruh tubuh Isabella. Ia harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk tidak menarik putrinya ke dalam pelukannya dan menangis sejadi-jadinya.

Di sudut lain, Nyonya Diana menatap pemandangan itu dengan mulut sedikit terbuka. Selama bertahun-tahun, tidak ada satu pun pengasuh yang bisa menjinakkan amukan rindu Eren secepat dan selembut ini.

Tanpa mereka sadari, di ruang kerjanya di lantai paling atas, Alex Ferguson sedang mengamati semua itu melalui layar monitor keamanan yang tersembunyi. Rahangnya mengeras, buku-buku jarinya memutih saat ia mencengkeram tepi mejanya. Wanita ini... Celine Severe. Ada sesuatu yang mustahil tentangnya. Caranya bergerak, nada suaranya, dan pengetahuannya yang aneh tentang putrinya... semua itu membangkitkan hantu yang telah lama ia coba kubur.

Kembali di kantor, Nyonya Diana berdeham, memecah keheningan yang terasa magis itu. "Eren, ayo kembali ke kamarmu, sayang. Nanti Nona Celine akan menyusul dan membantumu mencari Bona, ya?"

Eren mengangguk, dan untuk pertama kalinya, ia menurut tanpa perlawanan, membiarkan pengasuhnya menuntunnya keluar.

Nyonya Diana lalu menatap Isabella dengan pandangan yang sama sekali baru. "Nona Severe," katanya, nadanya kini mengandung rasa hormat yang enggan.

Isabella berdiri, kakinya terasa sedikit lemas.

"Anda bisa mulai besok. Pukul delapan pagi. Jangan terlambat."

Harapan yang tadinya hampir padam kini menyala menjadi api yang berkobar. Ia berhasil. Gerbang istana telah terbuka untuknya. Ia telah melewati rintangan pertama. Rasa sakitnya sepadan. Ia selangkah lebih dekat untuk pulang.

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!